Rifqi Fadhlullah's

Portfolio

3 Heroes Of war [Masuk akademi] Part 1

Leave a Comment
Masuk akademi part 1
Julian dan fiora adalah seorang kakak beradik yang sedang memasuki akademi militer kerajaan Lucidum. Mereka memilih peminatan nya sendiri. Julian memilih great sword, jarang sekali yang memilih ini karena pedang ini memiliki berat yang sngat tidak wajar di banding dengan pedang biasanya. Tapi, pedang ini memiliki damage yang sangat besar. Musuh bertameng pun dapat dihempaskan nya karena kekuatan pedang yang sangat tinggi.

Sedangkan adik nya memilih untuk menjadi archer karena ia memang sangat menyukai panahan. Bahkan saat ia masih kecil, ia sering di ajarkan memanah oleh almarhum ayahnya sebelum ayah nya gugur di pertempuran dengan gagah berani.

Akademi mereka terpisah cukup jauh, dan jadwal latihan mereka sangat padat sehingga mereka hanya bisa bertemu dirumah ketika pulang dari akademi. Atau bahkan mereka bisa bertemu ketika bangun tidur karena latihan kakak nya yang sangat ketat dan keras sehingga kakak nya pulang sangat larut malam.

“Kak, bagaimana latihan nya? Apakah sangat melelahkan?” tanya fiora pada kakaknya.

“Iya” ucap kakak nya sambil memutar bahunya. “Sangat melelahkan”

“Kenapa kakak memilih great sword padahal masih ada yang lain? Kakak bisa menjadi SnS atau DS” saran adik nya.

Julian memegang kepala fiora kecil. “Itu sudah menjadi sebuah resiko ketika pilihan sudah dibuat. Kita tidak boleh berpaling pada pilihan kita, tak peduli seberapa berat dan keras pilihan yang kita buat, asal kita bisa bertahan pada pilihan kita pasti kita akan berhasil mencapai sesuatu yang kita inginkan” ucap kakak nya bijak.

“Kakak sok bijak” ucap fiora dengan sedikit kesal

“Yasudah, mari kita makan dan segera pergi ke akademi kita masing masing” ucap kakak nya. Fiora mengangguk dan kemudian makan.
***
Julian berangkat sendiri karena sejak keluar pintu akademi mereka sudah pisah jalan. Dijalan ia melihat ada seorang kakek kakek yang sedang di peras oleh prajurit tak bertanggung jawab. Dengan cepat ia membantu kakek itu.

Ia mencolek pundak prajurit itu dan kemudian memukul wajah nya dengan sangat keras sampai helm prajurit nya terlepas. Teman nya tidak tinggal diam, ketika prajurit satunya mulai bergerak ia segera menendah perut prajurit itu sampai ia terpental.

“Anak kecil sialan! Beraninya kau...” BUK! Prajurit itu langsung pingsan.

“Guru” ucap julian tak percaya.

“Tendangan belakang!”

Reflek julian langsung menendang kebelakang dan mengenai 'anu' prajurit yang sudah ia pukul tadi.
“Kerja bagus” puji gurunya “Mari berangkat bersama”

“Tumben sekali guru berangkat jam segini” ucap julian.

“Tadi pagi istri ku marah marah karena aku lupa membereskan kamar dan aku harus mendengarkan 1001 macam omelan nya” ucap guru julian yang bernama octavian.

Octavian adalah orang yang memiliki tinggi 183cm dengan badan kurus tapi ia dapat mengangkat beban 25kg dengan mudah hanya dengan 1 tangan.

Julian tertawa kecil mendengar cerita singkat dari gurunya. Dan taklama kemudian ia sampai di akademi tempat nya latihan.

“Kita sampai” ucak octavian.

Akademi ini selalu memiliki murid yang sangat sedikit, sekalipun ada pasti di pertengahan latihan mereka keluar dan pindah akademi. Murid terbanyak yang pernah tercatat dalam sejarah akademi ini hanyalah 5 orang dan semuanya menjadi pendekat tangguh tak terkalahkan. Masing masing mereka meninggal karena di kepung oleh 15 panglima musuh beserta bala tentara nya. Setidak nya mereka dapat membunuh 6 koloni sendirian sebelum mati sebagai pahlawan yang gagah berani.

“Mau mendengar cerita sebelum memulai latihan?” tanya octavian.

Julian mengangguk.

“Dulu ada seorang great sword yang sangat hebat, ia dapat menghabisi 3 koloni prajurit tanpa terluka. Padahal pedang nya itu sangat berat” ucap octavian sambil mengenang. “Ia adalah temanku, kami selalu bersaing. Dia selalu lebih hebat dari ku, aku selalu iri dengan nya. Hingga suatu saat kami mendapat sebuah misi yang sangat berat, kami disuruh mengambil batu sihir dari seekor naga betina raksasa di sebuah lembah di balik gunung” ucapan nya berhenti.

Julian terus menatap gurunya dengan serius.

“Kami bekerja sama sebagai kelompok elite dengan beranggotakan 2 orang great sword yang sangat di andalkan oleh kerajaan. Kami melewati banyak sekali rintangan, kami melawan monster monster dengan bekerja sama sampai akhir nya kami sampai di balik gunung” octavian menarik napas panjang. “Kami harus membunuh naga itu agar bisa mengambil batu sihir yang menempel di kepalanya, sampai akhirnya aku melakukan sebuah kesalahan terfatal yang pernah ku lakukan. Dengan nafsu nya aku segera melompat dan ingin menebas kepala naga itu dan tidak mendengarkan apa yang dikatakan oleh temanku itu dan akhirnya akupun hampir terhamtam oleh tangan naga yang sangat besar itu kalau saja temanku itu tak menolongku”

Sejenak suasana menjadi senyap.

“Ia menolongku dan ia terkena racun naga hanya untuk melindungiku, kami terpental dan mendarat dengan keras nya. Aku melihat teman ku yang sekarat dan pedang nya sudah tidak ada di manapun. Aku mendekat padanya. Ia sudah berlumuran darah dan lemas, tapi ia masih bisa tersenyum dan ia berkata ‘aku sudah meracuni naga itu, bunuh lah! Racun naga itu hanya dapat melumpuhkan tangan nya maka segera habisi dia selagi ia melemas’ aku mengambil pedangku dan menghantam nya dengan membabi buta” kata octavian.

“Apa kau bisa mengalahkan naga itu?” tanya julian.

Octavian menggeleng. “Bahkan ketika naga itu sedang lemas pun ia tetap saja sangat kuat, aku memilih untuk kabur bersama temanku. Ia sempat menolak nya, tapi aku segera mengangkat nya dan berlari dengan cepat melewati lembah lembah dan saat itu sedang hujan deras” ucap octavian “Ia sempat berkata ‘bukankah kau membenciku? Kenapa kau teteap berusaha menyelamatkan ku?’ ucap nya dengan sangat bodoh, aku menjawab ‘aku sama sekali tidak membenci mu, aku hanya iri dengan kehebatan mu yang sangat luar biasa’ kamipun tertawa hambar karena kondisi yang sangat tidak mendukung. Singkat cerita temanku meninggal tepat saat aku sampai di kerajaan, ia sudah terlalu banyak terinfeksi racun dari naga itu. Ia meninggal dengan tersenyum, ia mungkin merasa ia telah mati dengan gagah berani” ucap octavian yang sempat meneteskan air matanya.

“Baiklah, kita mulai lagi latihan fisik nya. Kau tidak mungkin bisa memegang senjata yang sebenarnya jika kau tidak latihan fisik dengan sangat keras” nasihat octavian.

“Baiklah, mulai dari push up 500 kali bukan?” tanya julian meyakinkan.

Octavian mengangguk.

Setelah julian push up 500 diikuti dengan sit up, squat rush, dengan jumlah yang sama dan lari 500km dan juga latihan kuda kuda.

To be continued 
*** 
Tunggu kelanjutan ceritanya ya! Silakan beri kritik dan saran supaya saya lebih baik dalam menulis. Thanks ^_^
Next PostNewer Post Previous PostOlder Post Home

0 comments:

Post a Comment