Julian bangun karena rasakan ada aroma lezat yang lewat di hidunganya, ia memaksakan dirinya untuk bangun, sebenarnya ia sangat malas untuk bangun dari kasur nya karena ia sangat lelah karena latihan yang begitu keras. Tapi karena perut nya yang terus memaksa julian bangun akhirnya ia bangun dan kedapur untuk melihat apa yang sedang dimasak ibu nya.
“Bu, sedang masak apa?” tanya julian sesampai nya di dapur.
“Oh, julian. Kau sudah bangun rupanya” ujar ibunya saat melihat anak tertuanya bangun. “Apa tidurmu nyenyak? Apa tubuhmu merasa bugar?”
Ibunya langsung menghujani nya dengan pertanyaan. “Lumayan, aku tidak merasa kalau aku sudah tidur lebih dari 12 jam. Kurasa aku sedang berhibernasi semalam” gurau julian. “Dan badanku tidak begitu bugar, banyak bagian tubuhku yang sakit. Tapi tidak apa apa aku masih bisa bergerak”
“Mandilah dengan air dingin agar tubuhmu lebih bugar” ucap ibunya.
Julian mengangguk dan pergi mandi. Julian mandi cukup lama karena ia sangat kotor dan membiarkan tubuhnya kotor selama lebih dari 12 jam. Alhasil ia harus berlama lama dengan dingin nya air untuk membersihkan badan nya. setelah selesai mandi julian langsung menuju meja makan. Dan disana sudah ada ibu dan fiora yang menunggunya untuk makan.
“Kakak lama sekali mandinya” ujar fiora.
“Kakak, sangat kotor itulah sebabnya kakak mandi sangat lama” balas julian.
“Julian bergegaslah, adikmu sudah menunggumu untuk makan” ucap ibunya memperingati agar julian segera bergegas.
“Baiklah bu, aku ingin berpakaian dulu” ucap julian. Kemudian ia pergi kekamarnya dan memakai pakaian rumah nya dan segera ke meja makan untuk makan.
Kemudian mereka makan bersama sebelum mereka pergi ketempat mereka akan beraktivitas sehari hari. Julian dan fiora ke akademi mereka masing masing sedangkan ibunya pergi ketoko untuk bekerja.
Tidak lama kemudian gurunya berhenti memainkan pedang nya dan menarik nafas panjang tanda latihan nya sudah selesai.
Melihat itu julian langsung masuk keakademinya.
“Oh julian, kau sudah datang rupanya” ucap octavian ketika melihat julian datang. “Aku baru saja menyelesaikan latihanku”
“Ya aku sempat melihatmu memainkan pedang dengan sangat handal” balas julian.
“Kau melihatku latihan? Kupikir sudah tidak ada yang melihatku” ujar octavian sambil menghembuskan napas.
“Aku hanya melihatnya sekilas, hanya dibagian akhir” ucap julian.
“Baiklah, itu tidak penting. Mari kita berangkat ke gunung dan memburu monster” ucap octavian sambil memasang ekspresi sok bersemangat.
“Ajarkan aku teknik tadi” ucap julian singkat.
“Apa?”
“Ajarkan teknik yang sangat indah tadi, aku sangat kagum ketika melihatmu melakukan nya dengan sangat baik. Aku ingin mempelajarinya segera” ucap julian dengan serius.
“Aku pasti akan mengajarkan nya, karena aku adalah gurumu. Tapi tidak sekarang, apalagi dengan pedang yang sangat berat mu. Ini teknik tingkat tinggi dan juga sarana untuk menggunakan sihir great sword” ucap octavian.
“Sihir? Bukan nya akademi sihir ada? Mengapa harus menggunakan sihir?” tanya julian tidak mengerti apa gunanya sihir.
“Sihir itu sangat berguna. Hanya panglima yang bisa menggunakan sihir sedangkan akademi sihir diciptakan untuk menjadi suport sehingga mampu mengurangi jumlah korban jiwa meski mereka tidak sepenuhnya dapat menyelamatkan semua orang” jawab gurunya. “Apa kau tahu tempat akademi sihir?”
Julian menggeleng.
“Akademi sihir terletak di dasar jurang, mereka tidak pulang kerumah seperti kalian. Mereka terus disana dan latihan sihir dengan tekun. Itulah sebab nya akademi sihir hanya dibuka untuk anak berumur 16 tahun keatas, bahkan untuk mereka banyak yang keluar dari akademi itu karena tidak kuat dengan ujian ujian di akademi itu” ucap octavian menjelaskan.
“Apa yang membuat akademi sihir sangat keras dan menakutkan?” tanya julian.
Octavian tersenyum melihat murid nya yang memiliki rasa ingin tahu yang sangat tinggi. “Karena tempatnya yang sangat menekan mental dan mereka tidak pulang kerumah untuk bertemu orang tuanya. Rata rata dari mereka memiliki gangguan jiwa, dan itu tidak serta merta disembuhkan oleh seniornya” octavian menarik nafas sejenak. “Jika mereka lulus baru mereka akan disembuhkan dan memiliki sifat yang sangat tenang, bahkan ketika maut sudah didepan mata mereka akan tetap tenang dan mengelahkan musuh tak peduli seberapa terpojok mereka”
“Jika mereka sekuat itu kenapa kita harus juga belajar sihir?” tanya julian lagi.
“Kau mau bertambah kuat bukan?” tanya octavian kembali pada julian.
Julian mengangguk.
Octavian mengambil pedang nya. “Pedang ini bisa menjadi sangat ringan dan bisa juga menjadi sangat berat tergantung sihir apa yang kita gunakan dan untuk apa kita menggunakan sihir itu. Jika kita mau menggunakan untuk damage yang sangat tinggi pedang ini bisa menjadi sangat sangat berat setelah kita selesai mengucapkan mantra sihir” ujar julian.
“Guru...”
“Simpan pertanyaan mu untuk nanti, kita akan terlambat untuk berangkat ke gunung. Sebelum para monster diambil oleh akademi lain” potong octavian.
“Akademi lain juga berburu hari ini?” tanya julian.
Octavian mengangguk.
Kemudian mereka berangkat kegunung untuk memburu monster.
“Bu, sedang masak apa?” tanya julian sesampai nya di dapur.
“Oh, julian. Kau sudah bangun rupanya” ujar ibunya saat melihat anak tertuanya bangun. “Apa tidurmu nyenyak? Apa tubuhmu merasa bugar?”
Ibunya langsung menghujani nya dengan pertanyaan. “Lumayan, aku tidak merasa kalau aku sudah tidur lebih dari 12 jam. Kurasa aku sedang berhibernasi semalam” gurau julian. “Dan badanku tidak begitu bugar, banyak bagian tubuhku yang sakit. Tapi tidak apa apa aku masih bisa bergerak”
“Mandilah dengan air dingin agar tubuhmu lebih bugar” ucap ibunya.
Julian mengangguk dan pergi mandi. Julian mandi cukup lama karena ia sangat kotor dan membiarkan tubuhnya kotor selama lebih dari 12 jam. Alhasil ia harus berlama lama dengan dingin nya air untuk membersihkan badan nya. setelah selesai mandi julian langsung menuju meja makan. Dan disana sudah ada ibu dan fiora yang menunggunya untuk makan.
“Kakak lama sekali mandinya” ujar fiora.
“Kakak, sangat kotor itulah sebabnya kakak mandi sangat lama” balas julian.
“Julian bergegaslah, adikmu sudah menunggumu untuk makan” ucap ibunya memperingati agar julian segera bergegas.
“Baiklah bu, aku ingin berpakaian dulu” ucap julian. Kemudian ia pergi kekamarnya dan memakai pakaian rumah nya dan segera ke meja makan untuk makan.
Kemudian mereka makan bersama sebelum mereka pergi ketempat mereka akan beraktivitas sehari hari. Julian dan fiora ke akademi mereka masing masing sedangkan ibunya pergi ketoko untuk bekerja.
***
Ketika julian sampai di akademi julian sempat mengintip gurunya sedang latihan. Ya mungkin hanyalah sebuah latihan ringan, latihan teknik berpedang nya seorang diri. Julian sangat kagum melihat gurunya memainkan pedang dengan sangat handal, seolah pedang merupakan bagian dari hidup nya. wajahnya terlihat begitu menghayati permainan pedang nya.Tidak lama kemudian gurunya berhenti memainkan pedang nya dan menarik nafas panjang tanda latihan nya sudah selesai.
Melihat itu julian langsung masuk keakademinya.
“Oh julian, kau sudah datang rupanya” ucap octavian ketika melihat julian datang. “Aku baru saja menyelesaikan latihanku”
“Ya aku sempat melihatmu memainkan pedang dengan sangat handal” balas julian.
“Kau melihatku latihan? Kupikir sudah tidak ada yang melihatku” ujar octavian sambil menghembuskan napas.
“Aku hanya melihatnya sekilas, hanya dibagian akhir” ucap julian.
“Baiklah, itu tidak penting. Mari kita berangkat ke gunung dan memburu monster” ucap octavian sambil memasang ekspresi sok bersemangat.
“Ajarkan aku teknik tadi” ucap julian singkat.
“Apa?”
“Ajarkan teknik yang sangat indah tadi, aku sangat kagum ketika melihatmu melakukan nya dengan sangat baik. Aku ingin mempelajarinya segera” ucap julian dengan serius.
“Aku pasti akan mengajarkan nya, karena aku adalah gurumu. Tapi tidak sekarang, apalagi dengan pedang yang sangat berat mu. Ini teknik tingkat tinggi dan juga sarana untuk menggunakan sihir great sword” ucap octavian.
“Sihir? Bukan nya akademi sihir ada? Mengapa harus menggunakan sihir?” tanya julian tidak mengerti apa gunanya sihir.
“Sihir itu sangat berguna. Hanya panglima yang bisa menggunakan sihir sedangkan akademi sihir diciptakan untuk menjadi suport sehingga mampu mengurangi jumlah korban jiwa meski mereka tidak sepenuhnya dapat menyelamatkan semua orang” jawab gurunya. “Apa kau tahu tempat akademi sihir?”
Julian menggeleng.
“Akademi sihir terletak di dasar jurang, mereka tidak pulang kerumah seperti kalian. Mereka terus disana dan latihan sihir dengan tekun. Itulah sebab nya akademi sihir hanya dibuka untuk anak berumur 16 tahun keatas, bahkan untuk mereka banyak yang keluar dari akademi itu karena tidak kuat dengan ujian ujian di akademi itu” ucap octavian menjelaskan.
“Apa yang membuat akademi sihir sangat keras dan menakutkan?” tanya julian.
Octavian tersenyum melihat murid nya yang memiliki rasa ingin tahu yang sangat tinggi. “Karena tempatnya yang sangat menekan mental dan mereka tidak pulang kerumah untuk bertemu orang tuanya. Rata rata dari mereka memiliki gangguan jiwa, dan itu tidak serta merta disembuhkan oleh seniornya” octavian menarik nafas sejenak. “Jika mereka lulus baru mereka akan disembuhkan dan memiliki sifat yang sangat tenang, bahkan ketika maut sudah didepan mata mereka akan tetap tenang dan mengelahkan musuh tak peduli seberapa terpojok mereka”
“Jika mereka sekuat itu kenapa kita harus juga belajar sihir?” tanya julian lagi.
“Kau mau bertambah kuat bukan?” tanya octavian kembali pada julian.
Julian mengangguk.
Octavian mengambil pedang nya. “Pedang ini bisa menjadi sangat ringan dan bisa juga menjadi sangat berat tergantung sihir apa yang kita gunakan dan untuk apa kita menggunakan sihir itu. Jika kita mau menggunakan untuk damage yang sangat tinggi pedang ini bisa menjadi sangat sangat berat setelah kita selesai mengucapkan mantra sihir” ujar julian.
“Guru...”
“Simpan pertanyaan mu untuk nanti, kita akan terlambat untuk berangkat ke gunung. Sebelum para monster diambil oleh akademi lain” potong octavian.
“Akademi lain juga berburu hari ini?” tanya julian.
Octavian mengangguk.
Kemudian mereka berangkat kegunung untuk memburu monster.
***
Tunggu kelanjutan ceritanya ya! silakan beri kritik dan saran supaya saya lebih baik dalam menulis. Thanks ^_^
0 comments:
Post a Comment