Rifqi Fadhlullah's

Portfolio

3 Heroes Of War [Pemburuan monster] part 4

Leave a Comment
Pemburuan monster part 4
“Kak kau terluka cukup banyak, kau lebih baik berendam di kolam penyembuh agar luka luka mu sembuh dengan cepat” ucap fiora pada kakak nya saat berada di teras penginapan.

“Kau saja duluan mandi, lagi pula wanita lah yang mandi duluan” ucap julian.

“Baiklah, kolam penyembuh nya ada di belakang penginapan. Disana ada bagian laki laki dan perempuan” ucap adik nya.

“Oke, aku akan kesana nanti” balas julian.

“Lebih baik kau segera berendam disana sebelum terjadi infeksi pada luka mu” ucap fiora menasihati kakak nya.

“Iya kakak tau adikku sayang” ucap julian meng-iya-kan nasihat adik nya.

Fiora tersenyum dan pergi ke kolam penyembuhan.

Julian melihat langit. Ayah apa kau melihat ku sekarang? Apa kau bangga dengan kemampuanku? Apa ayah justru malu karena kemampuanku hanya sebatas ini? Tidak seperti ayah yang sangat hebat. renung nya.

“Julian, kau tidak ikut berendam? Kau harus berendam kau tahu itu kan?” tanya octavian saat melihat julian hanya duduk diteras dan memandang langit.

“Ya, aku akan berangkat 5 menit lagi. Aku ingin merenung” jawab julian.

“Akan lebih nyaman kalau kau merenung habis berendam, karena semua luka mu sudah sembuh” ujar octavian.

Julian berpikir sejenak. “Baiklah, aku berendam sekarang” ucap julian memutuskan.

Octavian tersenyum. Kemudian mereka pergi kolam penyembuh.
***

“Bagaimana? Kau sudah merasa lebih baik?” tanya octavian setelah selesai berendam.

“Ya, semua luka ku sudah sembuh total tidak ada bekas sama sekali. Aku baru tahu ada obat seperti itu” jawab julian.

“Tentu saja ada, jika tidak mungkin sudah musnah kerajaan kita” gurau octavian.
Sejenak hening.

“Aku mau keluar sebentar” ucap julian.

“Ya silakan” ucap octavian.

Julian berdiri dan membuka pintu.

“Oh iya, kau tidak ikut makan? Sebentar lagi makanan siap” ucap octavian mengingatkan.

“Benar juga, sisakan saja untukku” jawab julian.

“Baiklah, akan ku sisakan. Kalau tersisa” gurau octavian. Sekejap octavian dan julian tertawa bersamaan.

SREEEEEKK

“Oh, kau rupanya. Kau sudah selesai berendam? kelihatan nya kau sangat menikmati kolam penyembuh itu ricky” ucap octavian ketika melihat ricky masuk.

“Ya, disana sangat nikmat sampai aku ketiduran” ucap ricky malu.

Julian menutup pintu dan pergi teras penginapan. Disana tidak begitu mewah, tapi sangat indah. Terdapat kolam ikan yang berbentuk absrak, batu batu yang tersusun rapi, dan juga tanaman tanaman yang dipasang secara tepat sehingga menciptakan pemandangan yang sangat indah. Langit yang hitam kebiruan ditaburi bintang membuat suasana menjadi makin sempurna. Entah sempurna untuk bersantai atau berenung, yang jelas julian snagat menikmati suasana itu.

Julian terus menatap langit yang ditaburi bintang itu sambil berbaring di lantai teras penginapan. Entah apa yang dipikirkan nya, yang jelas ia merasa sangat tenang dan nyaman.

Julian mendengar ada langkah kaki mendekat. Ia duduk dan melihat siapa yang datang dan ternyata itu adalah adik nya sambil membawa makanan, yang jelas makanan itu pasti makanan yang sudah di pesan oleh gurunya dan guru adiknya.

“Kau harus makan kak” ucap fiora sambil duduk dan meletakan nampan berisi makanan.

“Aku sudah berpesan untuk menyisakan makanan untuk ku” ujar julian kepada adiknya.

“Kau tahu arti dari kata ‘sisa’? pasti sesuatu yang tidak layak” ucap fiora. “Kau tau ricky? Ia makan dengan porsi yang sangat besar dan pasti gurumu juga”

“Ya, mungkin kau benar” ucap julian.

“’Mungkin’? aku memang benar” gerutu adik nya.

“Iya iya kau memang benar. Mari kita makan” ucap julian.

Fiora mengangguk. Dan kemudian mereka makan bersama di teras penginapan. Mereka makan sambil membicarakan banyak hal, dari hal yang penting sampai hal yang benar benar tidak penting. Seperti ‘apa kau mengambil debu babi itu?’ ‘aku yakin kau takut setengah mati saat kau menghadapi babi hutan, kau kan takut babi’ atau apalah. Yang jelas mereka tidak ada habis nya berbicara, selalu saja ada yang ingin di bicarakan.

“Kalian tidak tidur?” tanya hanna. Ia melihat kenampan yang masih ada didekat mereka berdua. “Kalian belum mengembalikan nampan itu?” tanya hanna.

“Oops! Aku lupa. Aku akan mengembalikan nya segera” ucap fiora.

“Ya lebih baiik kembalikan sekarang dan segera tidur. Kita akan pergi nanti pagi dan uang kita masih banyak untuk menyewa penginapan di tempat selanjutnya” ujar hanna.

“Baiklah aku akan mengembalikan nampan ini” ucap fiora. Kemudian fiora pergi untuk mengembalikan nampan yang ia bawa tadi.

Hanna duduk di samping julian. “Kau sangat beruntung memiliki adik seperti dia, dia cerdas, perhatian, berhati lembut, dan juga sangat dewasa untuk ukuran seumuran dia” ucap hanna.

“Ya, dia sangat berbakat. Bahkan ia bisa lulus melebihi kemampuan saingan nya meski umur nya belum diperbolehkan untuk ikut ujian” ucap julian. “Aku bahkan sampai kaget ketika ia mendapatkan peringkat 10 besar peringkat kelulusan ujian masuk”

“Ya, ia sangat hebat. tapi ia akan menjadi sangat ceroboh jika ia lelah, lebih baik kau suruh adik mu tidur karena besok kita akan melanjutkan perburuan sekalian latihan” ujar hanna. Dan kemudian pergi meninggalkan julian sendiri diteras.

Tidak lama kemudian adiknya datang. “Aku sudah selesai mengembalikan nampan nya. Lho? guru hanna kemana?” ucap fiora.

“Entahlah, tadi ia pergi begitu saja. Pergilah ke kamarmu supaya bisa lebih konsentrasi untuk perburuan besok” ucap julian.

“Kakak tidak tidur?” tanya fiora.

“Tentu saja kakak akan tidur sebentar lagi, kakak ingin ke kamar kecil sebentar” ucap julian.

“Baiklah kalau begitu, aku tidur duluan” ucap fiora.

Julian mengangguk.

Fiora berbalik dan kembali ke kamarnya.

Setelah julian selesai menyelesaikan semua urusan nya, julian segera ke kamarnya dan tidur.
***

Tunggu kelanjutan ceritanya ya! silakan beri kritik dan saran supaya saya lebih baik dalam menulis. Thanks ^_^

Next PostNewer Post Previous PostOlder Post Home

0 comments:

Post a Comment