Dikamar julian tidak sepenuh nya dapat tertidur, ia tetap terjaga dalam kegelapan. sedangkan malam sudah semakin larut.
"Apa kau masih terjaga julian?" tanya octavian.
julian bangun dari posisi tidurnya. "Eh guru, ada apa?" tanya julian.
"Kau pasti sedang memikirkan sesuatu sehingga kau masih terjaga, apa yang sedang kau pikirkan?" tanya octavian.
“Entahlah, aku tidak benar benar memikirkan sesuatu” jawab julian singkat.
“Benarkah begitu? Kalau begitu lebih baik kau segera tidur karena kau akan bangun kesiangan karena tidur terlalu larut” ucap octavian.
“Apa kita akan berangkat pagi pagi sekali?” tanya julian.
Octavian menggeleng. “Tidak, kita akan berangkat saat matahati mulai bersinar terang. Tentu kita mau mandi pagi dan sarapan dulu” ucap octavian.
“Kau benar, lebih baik aku segera tidur” ucap julian. Lalu ia menarik selimutnya dan tidur menghadap ke kanan.
“Selamat malam ayah” bisik julian.
***
“Julian, bangun. makanan sudah siap” ucap ricky membangunkan julian sambil menggoyang kan badan julian.
“Hmm... iya aku bangun” ucap julian yang masih terlihat mengantuk.
“Kau akan kehabisan makanan, lebih baik kau segera ke aula” ucap ricky kemudian meninggalkan julian.
“Aku masih mengantuk, masih ingin tiduran, dan.. yah, sekarang aku harus bangun” ucap julian dengan sangat lemas. Mungkin karena ia tidur terlalu larut sampai ia bangun dengan badan yang tidak bugar.
“Kak, kau terlihat seperti orang yang kurang tidur. Apa kau begadang semalaman?” tanya fiora saat melihat kakaknya dengan wajah kusut dan masih mengantuk.
“Ya, ehh.. sebenarnya tidak juga” ucap julian sambil terkekeh.
“Lebih baik kau cuci muka dulu, kau terlihat sangat bodoh dengan wajah seperti itu” ucap fiora.
Julian menggaruk kepalanya sambil terkekeh. Kemudian ia mencuci mukanya, hanya membasuh wajah nya sampai ia merasa sedikit segar. Setelah selesai mencuci mukanya ia kembali aula, tempat mereka akan makan bersama.
“Mari makan bersama, yang lain sudah menunggu mu” ucap hanna saat julian datang.
Julian mengangguk dan kemudian ia duduk bersama dengan guru dan teman adiknya.
Mereka makan bersama dengan nikmatnya. Setelah selesai mereka bersiap untuk perburuan di hari kedua.
Julian ke kamarnya dan menyiapkan segala peralatannya dan juga mandi. Setelah ia selesai bersiap mereka pergi ke tempat penerimaan tamu untuk mengembalikan kunci yang mereka pinjam untuk menginap semalam.
“Apa kalian tidak ingin membeli peralatan untuk berburu? Kami punya senjata senjata yang cukup bagus untuk berburu” ucap sang pelayan.
“Tidah perlu, uang kami kurang jika digunakan untuk membeli barang barang lain” ucap hanna menolak penawaran sang pelayan.
“Baiklah, terimakasih telah berkunjung kesini. Apa ada saran untuk kami?” ucap sang pelayan.
Hanna menggeleng. Dan kemudian mereka keluar dari penginapan itu.
***
“Uang kita tersisa cukup banyak, kita bisa menyewa penginapan sebanyak 6 kali jika mau. Jika tidak kita bisa membuat api unggun setiap malam untuk tidur” ucap hanna.
“Kita masih bisa mendapatkan uang dari membunuh monsterkan?” tanya ricky.
“Ya memang, tapi apa kau tidak ingin menggunakan senjata baru saat turun dari gunung?” ucap octavian.
“Apa kita ingin membeli senjata baru?” tanya fiora yang tiba tiba bersemangat.
“Tidak, kita tidak membeli senjata. Tapi kita membeli bahan untuk membuat senjata” ucap hanna.
“Lalu?” tanya auren.
“Ya kita akan membuatnya” celetuk julian.
Semua mata mengarah kepada julian. Karena sejak tadi ia hanya diam mendengarkan apa yang dibicarakan oleh teman barunya.
“Ya benar apa yang dikatakan oleh julian, kita akan membuat senjata dengan bahan rare” ucap hanna dengan nada cukup bersemangat.
"Wow!! Rare!" teriak fiora bersemangat.
“Bukan nya bahan rare itu sangat mahal?” tanya ricky.
“Oleh sebab itu kita harus mengumpulkan uang dari membunuh monster monster dan jangan sampai ada yang terluka” ucap hanna. “Oh iya aku hampir lupa” hanna merogoh tas kecilnya dan menunjukan apa yang di dapat dari sana.
“Apa itu? Obat untuk apa?” tanya fiora.
“Ini obat penyembuh yang ku beli dari penginapan itu, ternyata kita menyewa penginapan yang cukup mahal. Tapi disana tersedia banyak sekali perlengkapan untuk berburu termasuk obat ini” ucap hanna menjelaskan.
“Tapi obat ini hanya ada 10” ucap julian.
“Pengamatan mu baik” ucap hanna. “Obat ini sangat mahal, dan juga sangat sedikit. Jadi kerjasama tim itu diperlukan agar tidak ada yang terluka”
“Dan obat itu yang biasa digunakan pasukan elite untuk jaga jaga jika terkena racun, karena obat ini dapat menyembuhkan apa saja dengan sangat cepat” sambung octavian.
“Baiklah lebih baik kita berangkat sekarang agar mendapat buruan lebih banyak” ucap hanna.
Julian dan yang lain mengangguk. Kemudian mereka berangkat bersama.
***
Tunggu kelanjutan ceritanya ya! silakan beri kritik dan saran supaya saya lebih baik dalam menulis. Thanks ^_^
"Apa kau masih terjaga julian?" tanya octavian.
julian bangun dari posisi tidurnya. "Eh guru, ada apa?" tanya julian.
"Kau pasti sedang memikirkan sesuatu sehingga kau masih terjaga, apa yang sedang kau pikirkan?" tanya octavian.
“Entahlah, aku tidak benar benar memikirkan sesuatu” jawab julian singkat.
“Benarkah begitu? Kalau begitu lebih baik kau segera tidur karena kau akan bangun kesiangan karena tidur terlalu larut” ucap octavian.
“Apa kita akan berangkat pagi pagi sekali?” tanya julian.
Octavian menggeleng. “Tidak, kita akan berangkat saat matahati mulai bersinar terang. Tentu kita mau mandi pagi dan sarapan dulu” ucap octavian.
“Kau benar, lebih baik aku segera tidur” ucap julian. Lalu ia menarik selimutnya dan tidur menghadap ke kanan.
“Selamat malam ayah” bisik julian.
***
“Julian, bangun. makanan sudah siap” ucap ricky membangunkan julian sambil menggoyang kan badan julian.
“Hmm... iya aku bangun” ucap julian yang masih terlihat mengantuk.
“Kau akan kehabisan makanan, lebih baik kau segera ke aula” ucap ricky kemudian meninggalkan julian.
“Aku masih mengantuk, masih ingin tiduran, dan.. yah, sekarang aku harus bangun” ucap julian dengan sangat lemas. Mungkin karena ia tidur terlalu larut sampai ia bangun dengan badan yang tidak bugar.
“Kak, kau terlihat seperti orang yang kurang tidur. Apa kau begadang semalaman?” tanya fiora saat melihat kakaknya dengan wajah kusut dan masih mengantuk.
“Ya, ehh.. sebenarnya tidak juga” ucap julian sambil terkekeh.
“Lebih baik kau cuci muka dulu, kau terlihat sangat bodoh dengan wajah seperti itu” ucap fiora.
Julian menggaruk kepalanya sambil terkekeh. Kemudian ia mencuci mukanya, hanya membasuh wajah nya sampai ia merasa sedikit segar. Setelah selesai mencuci mukanya ia kembali aula, tempat mereka akan makan bersama.
“Mari makan bersama, yang lain sudah menunggu mu” ucap hanna saat julian datang.
Julian mengangguk dan kemudian ia duduk bersama dengan guru dan teman adiknya.
Mereka makan bersama dengan nikmatnya. Setelah selesai mereka bersiap untuk perburuan di hari kedua.
Julian ke kamarnya dan menyiapkan segala peralatannya dan juga mandi. Setelah ia selesai bersiap mereka pergi ke tempat penerimaan tamu untuk mengembalikan kunci yang mereka pinjam untuk menginap semalam.
“Apa kalian tidak ingin membeli peralatan untuk berburu? Kami punya senjata senjata yang cukup bagus untuk berburu” ucap sang pelayan.
“Tidah perlu, uang kami kurang jika digunakan untuk membeli barang barang lain” ucap hanna menolak penawaran sang pelayan.
“Baiklah, terimakasih telah berkunjung kesini. Apa ada saran untuk kami?” ucap sang pelayan.
Hanna menggeleng. Dan kemudian mereka keluar dari penginapan itu.
***
“Uang kita tersisa cukup banyak, kita bisa menyewa penginapan sebanyak 6 kali jika mau. Jika tidak kita bisa membuat api unggun setiap malam untuk tidur” ucap hanna.
“Kita masih bisa mendapatkan uang dari membunuh monsterkan?” tanya ricky.
“Ya memang, tapi apa kau tidak ingin menggunakan senjata baru saat turun dari gunung?” ucap octavian.
“Apa kita ingin membeli senjata baru?” tanya fiora yang tiba tiba bersemangat.
“Tidak, kita tidak membeli senjata. Tapi kita membeli bahan untuk membuat senjata” ucap hanna.
“Lalu?” tanya auren.
“Ya kita akan membuatnya” celetuk julian.
Semua mata mengarah kepada julian. Karena sejak tadi ia hanya diam mendengarkan apa yang dibicarakan oleh teman barunya.
“Ya benar apa yang dikatakan oleh julian, kita akan membuat senjata dengan bahan rare” ucap hanna dengan nada cukup bersemangat.
"Wow!! Rare!" teriak fiora bersemangat.
“Bukan nya bahan rare itu sangat mahal?” tanya ricky.
“Oleh sebab itu kita harus mengumpulkan uang dari membunuh monster monster dan jangan sampai ada yang terluka” ucap hanna. “Oh iya aku hampir lupa” hanna merogoh tas kecilnya dan menunjukan apa yang di dapat dari sana.
“Apa itu? Obat untuk apa?” tanya fiora.
“Ini obat penyembuh yang ku beli dari penginapan itu, ternyata kita menyewa penginapan yang cukup mahal. Tapi disana tersedia banyak sekali perlengkapan untuk berburu termasuk obat ini” ucap hanna menjelaskan.
“Tapi obat ini hanya ada 10” ucap julian.
“Pengamatan mu baik” ucap hanna. “Obat ini sangat mahal, dan juga sangat sedikit. Jadi kerjasama tim itu diperlukan agar tidak ada yang terluka”
“Dan obat itu yang biasa digunakan pasukan elite untuk jaga jaga jika terkena racun, karena obat ini dapat menyembuhkan apa saja dengan sangat cepat” sambung octavian.
“Baiklah lebih baik kita berangkat sekarang agar mendapat buruan lebih banyak” ucap hanna.
Julian dan yang lain mengangguk. Kemudian mereka berangkat bersama.
***
Tunggu kelanjutan ceritanya ya! silakan beri kritik dan saran supaya saya lebih baik dalam menulis. Thanks ^_^
0 comments:
Post a Comment