Rifqi Fadhlullah's

Portfolio

3 Heroes Of War [Pemburuan monster] part 2

Leave a Comment
pemburuan monster part 2
Julian berangkat dengan gurunya, hanya berdua. Karena akademi itu hanya julian peminat nya. Mereka mendaki gunung dan sesekali beristirahat untuk minum kemudian kembali melanjutkan perjalanan.

Ditengah jalan gurunya berhenti.
“Ada apa?” tanya julian.

“Sebelum kita mencoba untuk melawan monster yang paling atas, lebih baik kita melawan monster monster kecil yang ada disana” ucap octavian sambil menunjukan jarinya kearah semak semak.

“Monster ap..” belum sempat julian menyelesaikan ucapan nya, seekor babi hutan yang sama besar nya dengan julian tiba tiba keluar dari semak.

Wajah julian memucat. Yang benar saja gerutu julian dalam hati. Babi hutan adalah hewan yang paling ia takuti.

“Kalau kau belum bisa menandingi ketakutan mu kau tidak akan bisa maju. Apa lagi diatas terdapat monster yang tidak terbatas besar dan jumlah nya” ujar octavian dan kemudian berjalan menjauh dan membiarkan julian berduel dengan babi hutan itu.

“Guru, yang benar saja” gerutu julian lagi.
Octavian mengangkat bahu dengan cuek sambil duduk di atas batu menandakan kalau ia tidak mau tahu.

Julian menelan ludah nya. kakinya gemetar, keringat dingin mulai bercucuran dari kepalanya, pikiran nya kacau, ia tidak bisa bergerak, bahkan hanya untuk mengambil pedang nya.

“Berhentilah bergetar seperti anak kecil, fokus, dan kalahkan ketakutan mu. Anggap saja babi itu adalah hewan yang membunuh ayahmu” ucap octavian mulai tegas.

Ayah ucap julian dalam hati. Amarah julian bangkit, akhirnya julian kembali stabil dan mulai mengambil pedang nya yang ada di punggung nya dan langsung mengacungkan pedang nya. “Majulah babi sialan!” gertak julian.

Babi hutan itu mulai berlari menyerang julian.

Julian pun berlari untuk menyerang babi hutan itu. Saat jarak antara keduanya sudah mulai dekat, julian melompat dan menebas ekor babi hutan itu.

Babi hutan itu meraung kesakitan karena ekornya dipotong.

Julian kaget, bagaimana ia bisa mengayunkan pedang nya dengan sangat mudah.

“Kuncinya adalah tekat” teriak gurunya dari jauh.

Tekat, ya tekat! Teriak julian dalam hati dengan semangat.

Babi hutan itu mulai berlari dengan sangat marah karena kehilangan ekor nya.

Julian menacungkan pedang nya lagi. Dan berlari untuk menghabiskan babi hutan itu. Dengan segenap keahlian dan teknik yang sudah ia pelajari dari gurunya. Ia mencabik, memotong sedikit demi sedikit bagian tubuh babi hutan itu. Julian melompat mundur untuk mengambil napas sejenak.

Babi itu sudah berlumuran darah, taring babi hutan itu sudah terpotong keduanya, kaki babi hutan itu sudah gemetar karena kesakitan. Tapi babi hutan itu tidak menyerah, ia berlari lagi bersiap menyeruduk julian.

Babi hutan ini sangat keras kepala gerutu julian mulai jengkel. Julian juga berlari untuk mengakhiri pertarungan melawan babi hutan yang keras kepala ini.

Sriinggg...


Julian berhasil membelah dua babi hutan itu.

Kemudian babi hutan itu berubah menjadi debu.

“Kenapa...”

“Itulah bounty” potong gurunya. “Yang kau lawan itu bukanlah babi hutan biasa, tapi merupakan monster, dan ketika monster mati karena dibunuh ia akan meninggalkan berlian yang dapat dijual ditempat penukaran. Itulah sebabnya ada orang yang bekerja hanya pergi kehutan dan pulang membawa uang” ucap octavian menjelaskan.

“Tapi kenapa berubah jadi abu?” tanya julian.

“Karena monster itu tidak ada, tapi mereka diciptakan sejak dahulu kala untuk membunuh para pahlawan dan calon pahlawan. Tapi seiring berjalan nya waktu, monster monster itu digunakan untuk menjadi tolak ukur dan menjadi bahan jarahan” jawab julian.

Julian berbalik dan mencari berlian yang dimaksud oleh gurunya. Dan ia menemukan sesuatu yang berkilau dan ia mengambil nya dan berbalik menatap gurunya. “Apa ini berlian yang guru maksud?” tanya julian.

Gurunya mengangguk.

Julian tersenyum. “Yey!! Aku bisa menghasilkan uang dengan ini!!!” teriak julian senang.

“Tapi jumlah itu tidak seberapa, mungkin hanya dapat membeli 2 buah kentang mentah” ucap octavian.

“Berarti para bounty hunter harus membunuh banyak sekali monster untuk mendapatkan uang” ucap julian menyimpulkan.

“Ya tepat sekali. Makanya mereka hanya pergi untuk bounty seminggu sekali atau 3 kali. Karena berburu monster itu tidak semudah memburu hewan, perlu keahlian dan keberuntungan yang tinggi. Jika tidak maka ia akan mati karena dikepung oleh monster monster yang disekitar nya” ujar octavian membenarkan ucapan julian.

“Oh iya, bagaimana aksiku tadi melawan babi hutan?” tanya julian meminta pendapat gurunya tentang aksi pertamanya.

“Kau masih perlu mengendalikan dirimu. Kau tahu kau hampir mati kalau kau tidak segera sadar dan membunuh babi hutan itu. Soal teknik itu bagus, dan aku tadi melihat sesuatu yang sangat luar biasa” ucap gurunya.

“Luar biasa? Apa yang luar biasa?” tanya julian tidak mengerti dengan yang diucapkan gurunya,

“Itu tidak penting, mari kita melanjutkan perjalanan” ucap octavian yang tidak jadi memberi tahu apa yang ‘luar biasa’ yang ia lihat.

“Kau selalu saja berbicara tidak lengkap, pada akhirnya aku menyimpulkan sendiri dan tidak tahu kenyataan nya” gerutu julian.

Octavian tertawa dengan keras.

“Baiklah, jika kita sudah selesai istirahat kita akan lanjutkan lagi perjalanan” ucap octavian.

“Aku sama sekali belum minum” ujar julian.

Kemudian mereka istirahat sebentar lalu pergi untuk melanjutkan perjalanan.
***
Tunggu kelanjutan ceritanya ya! silakan beri kritik dan saran supaya saya lebih baik dalam menulis. Thanks ^_^

Next PostNewer Post Previous PostOlder Post Home

0 comments:

Post a Comment