Rifqi Fadhlullah's

Portfolio
“Percepat laju kalian! Kita akan mencari tempat beristirahat” ucap zed menginstruksikan dan kudanya melaju lebih cepat.

Fiora dan julian mengikuti lajunya dengan mempercepat lari kuda mereka.

Zed melambat dan memberi isyarat untuk berhenti. “Kita istirahat di sini” ucap zed.

Fiora dan julian menyetujui. Mereka beristirahat di padang rumput yang tidak terlalu luas, tapi cukup nyaman untuk digunakan beristirahat dan mereka beristirahat di bawah pohon yang besar.

“Kita istirahat di sini dan kita harus meninggalkan tempat ini sebelum fajar” ucap zed menjelaskan. “Dan aku kan berjaga”

“Apa kau tidak ingin beristirahat?” tanya julian.

“Tentu saja aku istirahat juga” jawab zed.

“Bagaimana...”

“Kau akan mengetahuinya nanti” potong zed ketus. “lebih baik kalian beristirahat”

Julian yang masih memiliki banyak pertanyaan terpaksa tidur dengan semua pertanyaan nya itu Sedangkan fiora sudah tidur duluan. Julian sudah tidak bisa menahan kantuk nya dan perlahan mulai terlelap tidur. Julian merasakan kalau zed sedang mengobrol dengan seseorang, tapi lawan bicaranya tidak menjawab apa apa. Mereka seperti membicarakan sesuatu, kemudian julian sudah tidak sadar dan terlelap tidur.
***

Esoknya, julian di bangunkan oleh zed.

“Bangun! kita sedang dalam masalah” bisik zed.

Mendengar itu sontak julian bangun. “Ada apa?” tanya julian.

“Lihat sekeliling mu” bisik zed. “Bangunkan juga adikmu”

Julian melihat sekeliling. Mereka sudah di kepung oleh para bandit yang semalam menyerang. Ternyata mereka tidak kapok dengan hilang nya 2 anggota mereka dan mereka malah memanggil semua anggota mereka untuk mengepung kelompok zed.

“Fiora bangun” ucap julian.

Kemudian fiora bangun dan menggosok matanya. “apa kita.. apa!?” ucap fiora kaget ketika melihat ia sudah di kepung oleh bandit semalam. Dan sekarang fajar sudah terbit, sepertinya ini akan menjadi masalah selanjutnya.

“Mereka sudah mengambil semua senjata kita” ucap zed.

“Apa!? Yang benar saja” ucap julian kaget ketika mengetahui ia sudah tidak memiliki senjata.

“Apa kita harus menyerah?” tanya fiora.

“Mereka sudah mengambil senjata kita dan kemampuanku terbatas saat matahari terbit, tapi mereka tidak mengambil semua senjata. Aku punya rencana” ucap zed.

“Rencana apa?” tanya julian.

“Lihat saja”

Ketua para bandit yang gendut dan menyebalkan mulai mengeluarkan tawa yang menyebalkan nya. “Kau pikir aku akan menyerah begitu saja!? tentu saja tidak!” ucap nya dengan sangat sombong. “Dan kau! Aku tahu kelemahan abiliti mu! Kau tidak bisa menggunakan bayangan mu saat matahari terbit”

Anggota bandit itu tertawa serentak dan keras.

“Teman ku juga memiliki kemampuan seperti itu, dan ia mati karena di kepung di siang hari” lanjut ketua bandit itu.

“Ada beberapa hal yang harus kau pelajari. Satu, kau salah soal abiliti ku! Aku bisa menggunakan nya, hanya saja terbatas dan dua, kalau teman mu mati karena di kepung di siang hari, berarti temanmu tidak bisa menggunakan abiliti istimewa ini” ujar zed yang tetap tenang.

“Heh, kau masih bisa bersikap tenang juga ya! Aku akan sedikit bermain main dengan mu dulu sebelum benar benar menghabisimu” ucap ketua bandit itu dengan sangat sombong.

“Kau atau aku yang barmain?” tantang zed dengan senyuman penuh strategi. “kalian bisa mempertahankan dirikan? Meski tanpa senjata?” tanya zed pada julian dan fiora.

Julian dan fiora mengangguk.

“Baiklah, kita mulai permainan nya” ucap zed.

Para bandit itu mulai menyerbu.

Zed tersenyum dan buyar menjadi debu debu yang menyerang mata semua bandit, termasuk julian dan fiora. Mereka menggosok mata mereka masing masing karena debu yang zed hasilkan.

"Bagaimana?  Lumayan bukan" ucap zed yang tiba tiba sudah ada di atas pohon.

"Sialan! Bidik dia!" perintah ketua bandit yang matanya masih kemasukan debu.

Kemudian para anggotanya membidik zed dengan mata berair. Dan tembakan nya mengenai zed. Tapi dia menjadi debu lagi.

Zed yang tiba tiba muncul di tengah tengah segerombolan musuh langsung berputar sambil memegang belati di tangan nya. Sebagian besar hanya terluka parah, hanya beberapa yang pingsan seketika. Dia sengaja tidak menggunakan racun yang mematikan di belatinya karena ia sebenarnya tidak suka membunuh banyak orang sekalipun dia bisa. Ia hanya memakai racun yang membius, agar tidak ada yang mati.

“Bagaimana? Terkejut?” tanya zed yang kemudian buyar kembali.

“Abaikan orang itu! Serang orang orang lembek itu!” perintah ketua bandit itu.

“Apa katamu!? Orang lembek!? Kita buktikan saja siapa yang lembek” ucap fiora menantang dengan jengkel.

Kemudian julian dan fiora berlari ke segerombolan dan menyerang mereka semua.

“Jangan sampai kalian membunuh mereka! Kita tidak di tugaskan untuk membunuh!” ucap zed memperingatkan dari atas pohon.

“Ya, kami mengerti” jawab julian.

“BERHENTI!!! Semuanya berhenti!” teriak si ketua bandit.

Sekejap semuanya berhenti.

“Ada apa bos?” tanya salah satu bandit nya.

“Kita pulang sekarang, kembalikan semua barang yang telah kita ambil” ucap si ketua bandit.

“Tapi bos..”

“Tidak ada tapi! Segera kembalikan barang mereka dan bawa semua orang yang pingsan” perintah si ketua bandit.

Para bandit yang lain nya diam tidak mengerti dengan bos nya yang tiba tiba menyerah dan memilih untuk mengembalikan barang yang telah mereka dapatkan.

“LAKUKAN SEKARANG!!!” bentak si ketua bandit
.
Sekejap para bandit ketakutan dan mengembalikan barang yang telah mereka curi dan membawa semua anggotanya yang pingsan.

“kalian pergi saja duluan, aku ada urusan dengan mereka” ucap ketua bandit.
Para bandit pun tidak protes dan pergi meninggalkan si bos sendirian.

Setelah para bandit itu pergi, ketua bandit itupun berlutut. “Namaku Billy Salvatore, maafkan aku karena mengganggu misi kalian. Aku tidak tahu kalau kalian ternyata adalah suruhan raja. Sekali lagi aku minta maaf” ucap billy si ketua bandit.

Julian dan fiora heran dengan ketua bandit ini begitu juga dengan zed yang langsung melompat dari pohon.

“Kenapa kau minta maaf?” tanya zed.

“Ayahku salah satu prajurit dari kerajaan lucidum dan mati karena di serang para bandit. Dan aku tidak ingin orang lain merasakan seperti apa yang kurasakan” jawab billy menjelaskan.

“Baiklah, aku maafkan. Dan jangan lagi menjadi bandit yang hanya mengganggu orang lain. Jadilah orang baik yang membantu sesama dengan tulus. Kau boleh pergi” ucap zed membiarkan billy si ketua bandit pergi.

“Terima kasih, semoga perjalanan mu lancar” ucap billy dan kemudian pergi.

“Bandit yang aneh” ujar julian singkat.

“Aku setuju dengan mu kak” lanjut fiora.

“Kalian lebih baik bersiap karena kita sudah kehilangan banyak waktu untuk melawan para bandit itu” ucap zed yang sudah tidak terlalu ketus dengan mereka.

Julian dan fiora mengangguk lalu mereka bersiap dengan semua barang yang mereka bawa. Setelah semua selesai, mereka meninggalkan tempat itu dan melanjutkan perjalanan menuju tempat penyihir itu.
***

Tunggu kelanjutan ceritanya ya! silakan beri kritik dan saran supaya saya lebih baik dalam menulis. Thanks ^_^


Penyihir aneh part 1
Julian dan fiora sudah meninggalkan kerajaan dipandu oleh zed sang perajurit pilihan raja. Zed ada di depan untuk menunjukan jalan sekaligus untuk melindungi julian dan fiora. Fiora ada di tangah dan julian ada di belakang untuk menjaga fiora. Sebenarnya mereka saling melindungi karena mereka sudah tidak berada di zona aman, sama seperti saat ujian ujian mereka. Selalu di alam bebas dan mencoba untuk bertahan hidup supaya tidak mati di mangsa monster.

“Berapa lama perjalanan ke tempat penyihir itu?” tanya julian.

“Kalau tidak ada halangan, kita bisa sampai dalam waktu 39 jam. Jika ada bisa sampai 1 minggu itu tergantung pada keberuntungan kita selama di perjalanan” jawab zed menjelaskan. “kita hanya memiliki waktu yang sangat sedikit hanya 3 hari semoga saja tidak ada halangan” zed terdiam sejenak. “Jangan lengah! Kita sedang di buntuti! Tetap melaju seolah tidak tahu” ucap zed yang menyadari sesuatu.

“Baik” ucap julian dan fiora bersamaan.

Mereka tetap melaju dengan kecepatan maksimal di kegelapan malam dan hutan yang kelam. Mereka berpura pura tidak tahu kalau mereka di buntuti dan mereka akan menjalankan rencana seperti apa yang zed katakan saat awal perjalanan.

Julian sudah menyadari sesuatu yang membuntuti mereka, jumlah mereka tidak banyak. Tapi yang jelas jumlah mereka lebih banyak dari kelompok zed.

“Terus melaju dan tetap waspada” ucap zed yang melaju makin cepat.

Fiora dan julian menyusul zed dan menyamai kecepatan laju kudanya zed. Kuda milik zed sangatlah cepat dan tangguh, sedikit lebih tinggi dari kuda milik julian dan jauh lebih tinggi di banding kuda milik fiora. Dan mungkin kuda itu bisa melaju lebih cepat dan meninggalkan mereka berdua di belakang.

Kuda zed melompat secara tiba tiba dan butuh beberapa saat bagi fiora dan julian untuk merespon gerakan zed sehinggan kuda fiora dan julian tersandung sesuatu. Fiora dan julian terpental cukup jauh dari kuda nya.

“Haha... kalian sangat bodoh rupanya dapat terjebak dengan jebakan kelas rendah” ucap seorang bandit yang tiba tiba keluar dari pepohonan samping jalan setapak.

“Sial” ucap julian pelan.

Fiora sudah bersiap untuk menembakan panahnya. Dan julian sudah mengacungkan great sword-nya bersiap untuk melawan para bandit itu.

“Biarkan kami lewat atau aku akan menghabisimu” ancam zed.

“Menghabisiku? Coba saja kalau bisa” ucap bandit itu dengan sombong. Kemudian banyak bandit yang keluar dari pepohonan, ada yang berjalan santai, ada juga yang melompat dari pohon. “coba saja kalau bisa” lanjutnya dengan sangat sombong.

Zed tersenyum. “Apa kau yakin ingin dihabisi?” tanya zed menantang para bandit itu.

Bandit yang terlihat seperti ketuanya tertawa terbahak bahkan sampai sedikit terbatuk. “Kau terlihat sangat yakin untuk menghabisi kami” ucap ketua bandit itu dengan sombong. “Kalian bawa pergi kuda itu! Lumayan kalau kita jual, kita bisa berpesta dengan uang hasil penjualan itu” perintah nya pada bawahan nya sambil terbahak.

“Baiklah kalau itu pilihanmu. Satu” ucap zed menghitung.

“Aaaaggghhh!!!” teriak seorang bandit tiba tiba.

“Apa itu!?” teriak orang yang di perintahkan membawa kuda. “Roy kau tidak apa?” ucap nya pada teman sesama bandit nya yang tiba tiba terjatuh. Ia membalikan tubuh teman nya dan mendapati teman nya sudah mati.

“Bos roy mati!” teriak orang yang tadi.

“Apa? Tidak mungkin! Bagaimana bisa?” ucap bos nya kaget bercampur dengan tidak percaya.

“Entahlah bos, tadi aku melihat sesuatu yang sangat cepat dan tiba tiba roy mati” teriak orang itu dengan panik.

Bandit yang lainpun mulai panik dan rasa takut mulai merayapi bandit bandit itu.

“Tenangkan diri kalian! Entah apa itu yang jelas jangan sampai kuda itu kembali pada mereka” ucap si bos bandit dengan egois nya.

“Dua!” lanjut zed.

“Aaaaggghhh!!!” teriak kesakitan bandit terdengar lagi.

“Sialan! Apa yang kau lakukan!? Apa yang kau lakukan pada anak buahku!?” ucap si bos mandit meminta penjelasan dari zed yang ingin melanjutkan hitungan nya.

Zed tersenyum sok manis. “Tidak ada, hanya berhitung” ucapnya ramah.

“Sialan! Akan kubunuh kau!” teriak bandit itu kesal dan mengeluarkan pedang nya dari sarung pedang nya.

Tapi belum sempat si bandit melangkah, tiba tiba di belakang bandit itu ada sesosok bayangan hitam yang sangat dekat dengan bandit itu.

“Biarkan kami pergi atau takan ku sisakan kalian” bisik bayangan itu dengan nada yang pelan tapi menusuk tajam.

Bos bandit itu menjatuhkan pedang nya dan mengangkat tangan nya, lalu ia berlutut. “Aku menyerah, kalian boleh pergi dengan membawa barang kalian kembali. Tapi tolong, jangan bunuh kami” ucap bos bandit itu.

Zed tersenyum sok manis lagi. “Terima kasih atas kebaikan kalian, padahal aku tidak melakukan apapun” ucap zed dengan ramah seramah mungkin.

Julian dan fiora sudah menurunkan senjata mereka sejak tadi. Mereka kaget beserta bingung dengan apa yang dilihat nya.

“Fiora apa kau melihat nya?” tanya julian berbisik pada adiknya.

“Ya, bayangan itu... sangat cepat dan mengerikan” jawab fiora.

“Ternyata ini kekuatan pengawal pribadi raja. Luar biasa” gumam julian.

“Apa kalian ingin berdiam disana terus? Perjalanan kita masih panjang” ucap zed ketus. Kemudian zed mengembalikan 2 kuda milik julian dan fiora. “Bergegaslah, kita hanya memiliki waktu 3 hari atau kita akan di sihir menjadi katak oleh penyihir itu”

Julian dan fiora mengangguk lalu bergegas menaiki kuda mereka masing masing. Kemudian mereka melanjutkan perjalanan yang sangat panjang.
***

Tunggu kelanjutan ceritanya ya! silakan beri kritik dan saran supaya saya lebih baik dalam menulis. Thanks ^_^
Misi pertama part 3
“Ada keperluan apa kalian datang kesini?” tanya sang penjaga kastil.

Julian menunjukan surat dari raja. Sang penjaga kastil membaca surat itu lalu mengembalikan surat itu pada julian.

“Silakan lewat sini” ucap sang penjaga kastil sambil menuntun mereka berdua menuju tempat raja.

Julian dan fiora mengikuti sang penjaga kastil agar bisa bertemu langsung dengan raja. Ini adalah kali pertamanya dalam hidup nya ia dan adiknya bertemu dengan raja secara langsung, dalam artian bertemu secara tatap muka. Selama ini julian hanya melihat dari belakang saat raja sedang lewat atau ingin mengumumkan sesuatu. Tapi sekarang ia akan menerima misi langsung dari raja.

Tidak lama kemudian julian dan fiora sampai di depan pintu masuk ruangan raja. Pintu yang besar dan megah, memang sangat cocok untuk pintu masuk ke ruangan raja. Warna merah dengan ukiran berwarna emas yang sangat mewah, dan yang pasti harganya pasti sangat mahal.

Lalu sang penjaga mengetuk pintu yang mewah itu. Tidak lama kemudian pintu di bukakan oleh 2 penjaga kastil lain nya.

“Ada urusan apa?” tanya penjaga yang bertubuh lebih pendek dari teman nya.

Penjaga yang mengantarkan julian mengisyaratkan untuk memberikan surat yang ia bawa. Julian mengerti isyarat itu dan langsung memberikan surat yang ia bawa tadi.

Setelah penjaga kastil itu membaca surat itu, mereka memperbolehkan julian dan fiora masuk.

“Silakan masuk” ucap penjaga yang lebih tinggi.

“Terima kasih” ucap julian pelan.

Fiora dan julian masuk sebagai kesatria, mereka bergerak dengan gagah dan sopan. Setelah julian dan fiora agak dekat dengan raja mereka berlutut untuk penghormatan pada sang raja.

“Bangkitlah” perintah sang raja.

Kemudian julian dan fiora bangkit.

“Fiora dan julian?” ucap sang raja meyakinkan.

“Iya yang mulia, itu kami” jawab julian dan fiora bersamaan.

“Apa kalian siap dengan misi pertama kalian?” tanya sang raja.

“Kami siap apapun misi yang akan yang mulia berikan” jawab julian dan fiora.

Kemudian sang raja turun dari tahta nya dan menghampiri julian dan fiora. “Kalian akan menjadi prajurit yang sangat hebat” ucap sang raja sambil memegang bahu julian dan fiora.

“Terima kasih” ucap julian pelan.

“Baiklah” ucap sang raja sambil berbalik. Kemudian sang raja mengisyaratkan salah satu pengawalnya untuk memberikan sesuatu pada julian dan fiora.

Kemudian seorang pengawal yang sangat kekar memberikan sebuah gulungan pada julian.

“Kalian tahu apa itu? Bukalah” ucap sang raja.

Julian membuka gulungan itu dan isinya ternyata sebuah peta.

“Sebuah peta?” ucap julian tidak mengerti.

“Kalian akan menemui penyihir tua dan berikan lah peta itu. Untuk menuju kesana kalian akan di temani oleh salah satu pengawal terbaikku” ucap sang raja.

Lalu seorang dengan tubuh tinggi berisi bergerak maju dan berdiri di samping raja. Parasnya tampan, tapi tatapan nya sangat tajam, seolah ia bisa membunuh 100 prajurit musuh sendiri.

Sang raja berbalik. “Ini adalah orang yang akan menemani kalian kesana, kalian adalah orang spesial yang aku panggil kesini untuk menerima misi langsung dari ku, jadi aku mempercayakan salah satu prajurit ku untuk menemanikalian. Karena mungkin akan banyak sekali rintangan yang akan menghadang di tengah jalan nanti” ujar sang raja.

“Perkenalkan namaku zed zoe. Aku akan mengantarkan kalian sampai tempat tujuan, dan aku tidak akan menunggu kalian disana. Kalian akan pulang sendiri” ucap zed memperkenalkan diri.

“Zed, bersikap ramahlah pada prajurit baru kita” tegur sang raja.

“Maafkan aku yang mulia” ucap zed meminta maaf.

“Baiklah, kalian lebih baik berangkat sekarang sebelum tengah malam” ucap sang raja.

Julian dan fiora berbalik dan mulai melangkah.

“Lebih baik kalian mengambil kesempatan ini” ucap sang raja pelan.

Julian mendengar perkataan sang raja, tapi ia tidak menanyakan nya karena ia harus segera berangkat.

“Ikuti aku” ucap zed.

Julian dan fiora mengikuti zed ke bagian belakang kastil lebih tepat nya ke kandang kuda.

“Kalian boleh pilih 1 kuda. Kuda ini adalah kuda kuda terbaik yang langsung di pilih raja, kalian silakan pilih 1 dan pastikan itu adalah pilihan terbaik kalian. Karena kalian tidak akan mendapatkan kuda lagi kecuali kalian beruntung dan mendapatkan kuda liar” ujar zed menjelaskan.

Julian dan fiora mengangguk dan kemudian mereka memilih kuda mereka.

Saat pertama kali julian di perbolehkan memilih kuda, matanya langsung tertuju pada kuda yang berwarna abu abu di pojok kandang. Julian mendekati kuda itu untuk melihat kuda itu dengan jelas.
“Jangan kuda itu...” belum sempat zed menyelesaikan kalimatnya. Ia melihat julian langsung akrab dengan kuda itu, dan kuda itu seolah juga merasa nyaman dengan julian.

“Aku akan memilih kuda ini” ucap julian.

“Bagaimana kau bisa langsung akrab dengan kuda itu? kuda itu selalu menolak jika di pilih untuk melakukan perjalanan. Bahkan ia tidak suka kalau makan di lihat oleh si pemberi makan” tanya zed heran.

“Aku hanya memegang kepalanya, dan kuda itu terlihat seperti setuju jika aku memilihnya” jawab julian.

“Baiklah jika itu pilihan mu” ucap zed.

“Aku memilih kuda ini” ucap fiora. Ia memilih kuda putih polos yang terlihat sangat lincah.

“Jika kalian sudah memilih kuda kalian masing masing, mari kita mulai perjalanan ini” ucap zed. “Perjalanan dari sini ke tempat tujuan kita kira kira selama 2 malam perjalanan. Itupun kalau kita hanya beristirahat di malam hari, dan lebih baik kalau kita sampai di sana pada malam hari. Ada pertanyaan?” ucap zed menjelaskan.

Julian dan fiora terlihat sudah mengerti dengan instruksi dari zed, mereka tidak mengajukan pertanyaan.

“Kalau tidak ada, mari kita mulai perjalanan kita” ucap zed.

Kemudian mereka pergi meninggalkan kastil dan meninggalkan kerajaan mereka untuk menjalani misi pertama.
***

Tunggu kelanjutan ceritanya ya! silakan beri kritik dan saran supaya saya lebih baik dalam menulis. Thanks ^_^

Misi pertama part 2
“Selamat ya atas kelulusan nya, aku yakin kalian pasti akan menjadi prajurit yang sangat hebat! bahkan kau bisa saja menjadi pengawal pribadi raja” ucap auren menyelamati mereka atas kelulusan tahun ini. 1 tahun lebih cepat dari dia dan ricky.

“Ya, aku setuju dengan auren! Apa lagi fiora, masuk sebagai peserta paling muda dan lulus dengan usia paling muda pula. Dia pasti akan menjadi pemanah yang sangat hebat” lanjut ricky.

“Kau tidak perlu memujiku berlebihan, itu mungkin aku hanya... beruntung” ucap fiora merendah.

“Beruntung?” ricky tertawa pelan. “Bagaimana mungkin beruntung bisa sebanyak itu. Itu pasti kemampuanmu yang sangat hebat”

“Sudah sudah, kita mau memesan apa?” ucap auren.

“Aku pesan mie saja” ucap julian.

“Kakak yakin hanya ingin memesan mie?” tanya fiora.

“Kakak tidak sepenuhnya lapar, jadi makan mie saja mungkin suda cukup” jawab julian.

“Aku nasi dan daging bakar” ucap ricky.

“Aku ingin sate yang sangat pedas” ucap auren.

“Bukan nya kau sedang diet auren?” tanya ricky.

“Ya... kapan kapan saja diet nya, sekarang kita makan untuk merayakan kelulusan julian dan fiora” ucap auren sedikit malu.

Ricky, julian dan adiknya tertawa serentak. Dan membuat auren semakin malu.

“Berhentilah tertawa” ucap auren.

“Baiklah, kami akan berhenti” ucap julian. Ricky dan fiora masih menahan tawa nya begitu juga dengan julian.

“Fiora kau mau memesan apa? Kau sejak tadi belum memesan apapun” tanya auren.

“Aku bingung, makanan di sini enak enak” jawab fiora.

Akhirnya fiora memesan makanan nya. mereka makan di restoran sederhana itu dengan suka cita, mereka bersenda gurau sampai lupa waktu. Mereka mengenang masalalu mereka saat mereka bersama, sampai akhirnya 1 tahun terakhir ini mereka terpisah karena fiora dan julian akan mengikuti acara kelulusan sebagai peserta kelulusan. Jadi mereka jarang bertemu di 1 tahun terakhir ini.

Mereka sangat senang mereka bisa berkumpul lagi sebelum akhirnya mereka akan terpisah lagi karena fiora dan julian sekarang sudah menjadi prajurit, pasti akan banyak misi yang akan di berikan kepada fiora dan julian. Mau tidak mau mereka tidak akan bersama lagi.

“Sedih rasanya jika ini pertemuan terakhir kita, nanti kita akan sangat sulit untuk bertemu. Apalagi kalian berdua sudah resmi menjadi prajurit sekarang” ucap auren.

“Ya, kalian akan mendapatkan misi misi yang akan memakan waktu berhari hari sehingga kita tidak bisa bertemu, sekalipun bertemu mungkin saat kenaikan pangkat kalian dan kalian tidak melihat kami” lanjut ricky.

“Ya, mungkin saja. jadi seorang prajurit itu harus siap kehilangan dan jangan sampai kehilangan fokus karena kehilangan” balas julian. “Tapi bagaimanapun kami akan mengunjungi kalian sesekali jika kami sempat”

“Aku dan kakak ku pasti akan menemui kalian jika aku dan kakak ku sempat. Jadi tidak perlu khawatir” lanjut fiora.

Mereka melanjutkan obrolan nya sampai hari menjelang sore.

“Sampai jumpa, semoga kita bisa bertemu lagi” ucap ricky sambil mengulurkan tangan nya.

Julian menjabat tangan ricky. “Ya sampai jumpa, kita pasti akan bertemu lagi” ucap julian meyakinkan.

Fiora dan auren berpelukan. Pelukan selamat tinggal.

“Berjanjilah kau akan menemuiku lagi jika sempat” ucap auren.

“Aku pasti akan menemui mu jika sempat” balas fiora.

“Aku akan sangat merindukan mu” ucap auren sambil memeluk fiora.

Fiora membalas memeluk. “Akupun akan merindukan mu” balas fiora.

Auren melepaskan pelukan nya. “Sampai jumpa” ucap auren. “Sampai jumpa julian”

“Sampai jumpa, jaga diri kalian baik baik” ucap julian.

“Kalian juga jaga diri baik baik” ujar ricky.

Fiora dan julian tersenyum, kemudian mereka pergi kerumah nya sambil menunggu misi yang akan datang pada mereka.
***

Fiora dan julian sedang makan malam bersama ibunya. Seperti biasa mereka makan sebagai keluarga kecil yang bahagia.

Tiba tiba ada yang mengetuk pintu rumah mereka.

“Siapa itu? Julian tolong bukakan pintunya” ucap ibunya.

“Baik bu” jawab julian. Kemudian julian membukakan pintunya.

“Kira kira siapa ya yang datang malam malam?” tanya fiora pada ibunya.

“Mungkin prajurit pendata pemukiman” jawab ibunya.

Tidak lama kemudian julian kembali ke meja makan.

“Siapa yang datang?” tanya ibunya.

“Aku dan fiora di panggil raja untuk misi pertama kami. Malam ini kami di perintahkan untuk menghadap raja untuk menerima misi pertama sebagai prajurit” jawab julian sambil membaca surat yang prajurit tadi berikan.

“Sekarang?” tanya fiora.

“Iya”

“Lebih baik kalian bergegas dan segera pergi” ucap ibunya. “Ibu sangat senang karena kalian mendapatkan misi pertama secepat ini”

“Baik bu” ucap julian.

Kemudian mereka bersiap siap menggunakan perlengkapan nya dan juga membawa senjata mereka masing masing. Setelah selesai bersiap mereka segera berangkat untuk memenuhi panggilan sang raja. Tidak lupa mereka minta restu dan izin dari ibunya supaya misi pertama mereka berjalan lancar.
***

Tunggu kelanjutan ceritanya ya! silakan beri kritik dan saran supaya saya lebih baik dalam menulis. Thanks ^_^

Misi pertama part 1
“Dengan ini saya nyatakan kalian lulus dari akademi dan resmi menjadi prajurit kerajaan” ucap seseorang yang sedang berdiri di tempat yang lebih tinggi dari yang lain. “apa kalian siap untuk mengabdi pada kerajaan ini?”

“Siap!” ucap para prajurit serentak.

“Apa kalian siap menumpahkan darah untuk memperjuangkan kerajaan ini?” tanya orang itu lagi dengan tegas.

“Siap!”

“Apa kalian berjanji tidak akan mengingkari ucapan kalian?”

“Kami berjanji tidak akan mengingkari janji karena kami adalah seorang prajurit sejati!” ucap para prajurit dengan tegas dan lantang.

“Baiklah, sekarang kalian resmi lulus dan resmi menjadi prajurit di kerajaan lucidum. Selamat!” ucap orang yang meluluskan para prajurit.

Tak terasa 5 tahun sudah berlalu, rasanya julian dan adik nya baru saja masuk ke akademi tapi sekarang mereka sudah lulus dan mereka sudah resmi menjadi seorang prajurit.

Ibunya julian menangis karena senang bercampur haru. Anak yang ia masukan ke akademi saat masih kecil dan lemah, sekarang sudah menjadi dewasa dan kuat. Hanya saja fiora adalah orang termuda yang lulus di angkatan nya. hanya orang orang terpilih saja yang bisa lulus di akademi itu, orang orang yang sudah memenuhi keriteria kelulusan menjadi prajurit yang dapat lulus dari akademi itu.
“Ibu sangat senang kalian bisa lulus hanya dalam waktu 5 tahun, karena biasanya orang membutuhkan waktu 6 tahun untuk lulus. Ibu sangat bangga pada kalian” ucap ibunya dengan sangat terharu, bahkan sangat banyak air mata yang di cucurkan ibunya.

“Ibu tidak perlu menangis seperti itu, ya.. memang akupun sangat senang tapi ibu jangan menangis lagi ya” ucap julian.

Ibunya mengusap sisa air mata dari pipinya. “Baiklah, tidak lama lagi kau akan mendapat misi pertama sebagai prajurit dan kau akan melanjutkan belajar sihir selama kurang lebih 2 tahun. Setelah itu kau baru akan di angkat menjadi pemimpin suatu kelompok” ucap ibunya memberi tahu.

“Apa aku dan fiora akan menjalani misi sambil belajar sihir?” tanya julian.

“Bisa saja, tergantung misi itu ada atau tidak. Jika tidak maka kau harus belajar sihir yang akan kau butuhkan dalam peperangan. Jika ada, kau akan mempraktekan sihir yang sudah kau pelajari. Yang jelas tidak semua sihir akan kau pelajari, hanya sihir yang bersangkuran dengan senjatamu yang akan kau pelajari” jawab ibunya. “Dan tidak semua orang dapat belajar sihir, karena jumlah penyihir sangat sedikit dan tidak menerima banyak murid. Mungkin hanya 2 atau 3” lanjut nya.

“Mungkinkah aku dan fiora bisa menemukan penyihir itu?” tanya julian.

“Tidak ada yang tidak mungkin! Selama mau berusaha pasti bisa” ucap ibunya menasihati. “Oh iya, fiora sekarang umurnya berapa?” tanya ibunya.

“Sebentar lagi aku akan 16 tahun, masa’ ibu lupa sama umur anak sendiri” gerutu fiora.

Julian dan ibunya tertawa. Ternyata fiora belum banyak berubah, ia masih sering ngambek seperti biasanya.

“Maafkan ibu sayang, kau tahu ibu sudah tua jadi suka lupa. Maaf ya sayang” ucap ibunya meminta maaf.

Fiora tersenyum. “Ibu masih muda, belum banyak kerutan di wajah ibu” ucap fiora menghibur ibunya. Karena ia wanita ia tahu kalau wanita suka di puji.

“Kau bisa saja” ucap ibunya tersipu. “Yasudah, lebih baik kalian beristirahat. Karena siapa tahu kalian dapat misi pertama setiap misi akan mendapatkan bayaran sesuai seberapa sulit misi itu”
“Aku ingin makan siang bersama temanku, aku akan mengajak kakak untuk makan. Boleh kami pergi?” tanya fiora meminta izin kepada ibu nya.

“Temanmu? Kamu mau makan di mana?” tanya ibu nya.

“Iya teman 1 kelompok ku. Aku ingin makan di restoran sederhana dekat akademi panah, kami biasanya makan disana” jawab fiora.

“Kau bahkan meninggalkan teman 1 kelompok mu, kau sangat hebat fiora” puji ibunya lagi.

Fiora tertawa kecil. “Boleh kami berangkat?” tanya fiora.

“Ya, tapi saat makan malam kalian makan di rumah ya?” ucap ibunya.

“Kami tidak lama kok bu, kami hanya makan sebentar dan mengbrol dan kami akan pulang saat hari menjelang sore” ucap fiora.

“Oh begitu rupanya. Baiklah, kalian hati hati ya” ucap ibunya.

“Kami sudah menjadi prajurit bu, kami kuat” gurau fiora.

Ibunya tertawa ringan.

“Kami berangkat bu” pamit fiora dan julian.

Ibunya mengangguk.

“Kak, ayo kita segera berangkat. Mungkin mereka sudah menunggu kita” ucap fiora.

Julian mengangguk. Dan kemudian mereka berangkat ke restoran sederhana tempat mereka akan berkumpul dan makan bersama bersama teman 1 kelompok fiora.
***

Tunggu kelanjutan ceritanya ya! silakan beri kritik dan saran supaya saya lebih baik dalam menulis. Thanks ^_^

Next PostNewer Posts Previous PostOlder Posts Home