Rifqi Fadhlullah's

Portfolio

3 Heroes Of War [Misi pertama] part 1

Leave a Comment
Misi pertama part 1
“Dengan ini saya nyatakan kalian lulus dari akademi dan resmi menjadi prajurit kerajaan” ucap seseorang yang sedang berdiri di tempat yang lebih tinggi dari yang lain. “apa kalian siap untuk mengabdi pada kerajaan ini?”

“Siap!” ucap para prajurit serentak.

“Apa kalian siap menumpahkan darah untuk memperjuangkan kerajaan ini?” tanya orang itu lagi dengan tegas.

“Siap!”

“Apa kalian berjanji tidak akan mengingkari ucapan kalian?”

“Kami berjanji tidak akan mengingkari janji karena kami adalah seorang prajurit sejati!” ucap para prajurit dengan tegas dan lantang.

“Baiklah, sekarang kalian resmi lulus dan resmi menjadi prajurit di kerajaan lucidum. Selamat!” ucap orang yang meluluskan para prajurit.

Tak terasa 5 tahun sudah berlalu, rasanya julian dan adik nya baru saja masuk ke akademi tapi sekarang mereka sudah lulus dan mereka sudah resmi menjadi seorang prajurit.

Ibunya julian menangis karena senang bercampur haru. Anak yang ia masukan ke akademi saat masih kecil dan lemah, sekarang sudah menjadi dewasa dan kuat. Hanya saja fiora adalah orang termuda yang lulus di angkatan nya. hanya orang orang terpilih saja yang bisa lulus di akademi itu, orang orang yang sudah memenuhi keriteria kelulusan menjadi prajurit yang dapat lulus dari akademi itu.
“Ibu sangat senang kalian bisa lulus hanya dalam waktu 5 tahun, karena biasanya orang membutuhkan waktu 6 tahun untuk lulus. Ibu sangat bangga pada kalian” ucap ibunya dengan sangat terharu, bahkan sangat banyak air mata yang di cucurkan ibunya.

“Ibu tidak perlu menangis seperti itu, ya.. memang akupun sangat senang tapi ibu jangan menangis lagi ya” ucap julian.

Ibunya mengusap sisa air mata dari pipinya. “Baiklah, tidak lama lagi kau akan mendapat misi pertama sebagai prajurit dan kau akan melanjutkan belajar sihir selama kurang lebih 2 tahun. Setelah itu kau baru akan di angkat menjadi pemimpin suatu kelompok” ucap ibunya memberi tahu.

“Apa aku dan fiora akan menjalani misi sambil belajar sihir?” tanya julian.

“Bisa saja, tergantung misi itu ada atau tidak. Jika tidak maka kau harus belajar sihir yang akan kau butuhkan dalam peperangan. Jika ada, kau akan mempraktekan sihir yang sudah kau pelajari. Yang jelas tidak semua sihir akan kau pelajari, hanya sihir yang bersangkuran dengan senjatamu yang akan kau pelajari” jawab ibunya. “Dan tidak semua orang dapat belajar sihir, karena jumlah penyihir sangat sedikit dan tidak menerima banyak murid. Mungkin hanya 2 atau 3” lanjut nya.

“Mungkinkah aku dan fiora bisa menemukan penyihir itu?” tanya julian.

“Tidak ada yang tidak mungkin! Selama mau berusaha pasti bisa” ucap ibunya menasihati. “Oh iya, fiora sekarang umurnya berapa?” tanya ibunya.

“Sebentar lagi aku akan 16 tahun, masa’ ibu lupa sama umur anak sendiri” gerutu fiora.

Julian dan ibunya tertawa. Ternyata fiora belum banyak berubah, ia masih sering ngambek seperti biasanya.

“Maafkan ibu sayang, kau tahu ibu sudah tua jadi suka lupa. Maaf ya sayang” ucap ibunya meminta maaf.

Fiora tersenyum. “Ibu masih muda, belum banyak kerutan di wajah ibu” ucap fiora menghibur ibunya. Karena ia wanita ia tahu kalau wanita suka di puji.

“Kau bisa saja” ucap ibunya tersipu. “Yasudah, lebih baik kalian beristirahat. Karena siapa tahu kalian dapat misi pertama setiap misi akan mendapatkan bayaran sesuai seberapa sulit misi itu”
“Aku ingin makan siang bersama temanku, aku akan mengajak kakak untuk makan. Boleh kami pergi?” tanya fiora meminta izin kepada ibu nya.

“Temanmu? Kamu mau makan di mana?” tanya ibu nya.

“Iya teman 1 kelompok ku. Aku ingin makan di restoran sederhana dekat akademi panah, kami biasanya makan disana” jawab fiora.

“Kau bahkan meninggalkan teman 1 kelompok mu, kau sangat hebat fiora” puji ibunya lagi.

Fiora tertawa kecil. “Boleh kami berangkat?” tanya fiora.

“Ya, tapi saat makan malam kalian makan di rumah ya?” ucap ibunya.

“Kami tidak lama kok bu, kami hanya makan sebentar dan mengbrol dan kami akan pulang saat hari menjelang sore” ucap fiora.

“Oh begitu rupanya. Baiklah, kalian hati hati ya” ucap ibunya.

“Kami sudah menjadi prajurit bu, kami kuat” gurau fiora.

Ibunya tertawa ringan.

“Kami berangkat bu” pamit fiora dan julian.

Ibunya mengangguk.

“Kak, ayo kita segera berangkat. Mungkin mereka sudah menunggu kita” ucap fiora.

Julian mengangguk. Dan kemudian mereka berangkat ke restoran sederhana tempat mereka akan berkumpul dan makan bersama bersama teman 1 kelompok fiora.
***

Tunggu kelanjutan ceritanya ya! silakan beri kritik dan saran supaya saya lebih baik dalam menulis. Thanks ^_^

Next PostNewer Post Previous PostOlder Post Home

0 comments:

Post a Comment