Julian dan fiora sudah meninggalkan kerajaan dipandu oleh zed sang perajurit pilihan raja. Zed ada di depan untuk menunjukan jalan sekaligus untuk melindungi julian dan fiora. Fiora ada di tangah dan julian ada di belakang untuk menjaga fiora. Sebenarnya mereka saling melindungi karena mereka sudah tidak berada di zona aman, sama seperti saat ujian ujian mereka. Selalu di alam bebas dan mencoba untuk bertahan hidup supaya tidak mati di mangsa monster.
“Berapa lama perjalanan ke tempat penyihir itu?” tanya julian.
“Kalau tidak ada halangan, kita bisa sampai dalam waktu 39 jam. Jika ada bisa sampai 1 minggu itu tergantung pada keberuntungan kita selama di perjalanan” jawab zed menjelaskan. “kita hanya memiliki waktu yang sangat sedikit hanya 3 hari semoga saja tidak ada halangan” zed terdiam sejenak. “Jangan lengah! Kita sedang di buntuti! Tetap melaju seolah tidak tahu” ucap zed yang menyadari sesuatu.
“Baik” ucap julian dan fiora bersamaan.
Mereka tetap melaju dengan kecepatan maksimal di kegelapan malam dan hutan yang kelam. Mereka berpura pura tidak tahu kalau mereka di buntuti dan mereka akan menjalankan rencana seperti apa yang zed katakan saat awal perjalanan.
Julian sudah menyadari sesuatu yang membuntuti mereka, jumlah mereka tidak banyak. Tapi yang jelas jumlah mereka lebih banyak dari kelompok zed.
“Terus melaju dan tetap waspada” ucap zed yang melaju makin cepat.
Fiora dan julian menyusul zed dan menyamai kecepatan laju kudanya zed. Kuda milik zed sangatlah cepat dan tangguh, sedikit lebih tinggi dari kuda milik julian dan jauh lebih tinggi di banding kuda milik fiora. Dan mungkin kuda itu bisa melaju lebih cepat dan meninggalkan mereka berdua di belakang.
Kuda zed melompat secara tiba tiba dan butuh beberapa saat bagi fiora dan julian untuk merespon gerakan zed sehinggan kuda fiora dan julian tersandung sesuatu. Fiora dan julian terpental cukup jauh dari kuda nya.
“Haha... kalian sangat bodoh rupanya dapat terjebak dengan jebakan kelas rendah” ucap seorang bandit yang tiba tiba keluar dari pepohonan samping jalan setapak.
“Sial” ucap julian pelan.
Fiora sudah bersiap untuk menembakan panahnya. Dan julian sudah mengacungkan great sword-nya bersiap untuk melawan para bandit itu.
“Biarkan kami lewat atau aku akan menghabisimu” ancam zed.
“Menghabisiku? Coba saja kalau bisa” ucap bandit itu dengan sombong. Kemudian banyak bandit yang keluar dari pepohonan, ada yang berjalan santai, ada juga yang melompat dari pohon. “coba saja kalau bisa” lanjutnya dengan sangat sombong.
Zed tersenyum. “Apa kau yakin ingin dihabisi?” tanya zed menantang para bandit itu.
Bandit yang terlihat seperti ketuanya tertawa terbahak bahkan sampai sedikit terbatuk. “Kau terlihat sangat yakin untuk menghabisi kami” ucap ketua bandit itu dengan sombong. “Kalian bawa pergi kuda itu! Lumayan kalau kita jual, kita bisa berpesta dengan uang hasil penjualan itu” perintah nya pada bawahan nya sambil terbahak.
“Baiklah kalau itu pilihanmu. Satu” ucap zed menghitung.
“Aaaaggghhh!!!” teriak seorang bandit tiba tiba.
“Apa itu!?” teriak orang yang di perintahkan membawa kuda. “Roy kau tidak apa?” ucap nya pada teman sesama bandit nya yang tiba tiba terjatuh. Ia membalikan tubuh teman nya dan mendapati teman nya sudah mati.
“Bos roy mati!” teriak orang yang tadi.
“Apa? Tidak mungkin! Bagaimana bisa?” ucap bos nya kaget bercampur dengan tidak percaya.
“Entahlah bos, tadi aku melihat sesuatu yang sangat cepat dan tiba tiba roy mati” teriak orang itu dengan panik.
Bandit yang lainpun mulai panik dan rasa takut mulai merayapi bandit bandit itu.
“Tenangkan diri kalian! Entah apa itu yang jelas jangan sampai kuda itu kembali pada mereka” ucap si bos bandit dengan egois nya.
“Dua!” lanjut zed.
“Aaaaggghhh!!!” teriak kesakitan bandit terdengar lagi.
“Sialan! Apa yang kau lakukan!? Apa yang kau lakukan pada anak buahku!?” ucap si bos mandit meminta penjelasan dari zed yang ingin melanjutkan hitungan nya.
Zed tersenyum sok manis. “Tidak ada, hanya berhitung” ucapnya ramah.
“Sialan! Akan kubunuh kau!” teriak bandit itu kesal dan mengeluarkan pedang nya dari sarung pedang nya.
Tapi belum sempat si bandit melangkah, tiba tiba di belakang bandit itu ada sesosok bayangan hitam yang sangat dekat dengan bandit itu.
“Biarkan kami pergi atau takan ku sisakan kalian” bisik bayangan itu dengan nada yang pelan tapi menusuk tajam.
Bos bandit itu menjatuhkan pedang nya dan mengangkat tangan nya, lalu ia berlutut. “Aku menyerah, kalian boleh pergi dengan membawa barang kalian kembali. Tapi tolong, jangan bunuh kami” ucap bos bandit itu.
Zed tersenyum sok manis lagi. “Terima kasih atas kebaikan kalian, padahal aku tidak melakukan apapun” ucap zed dengan ramah seramah mungkin.
Julian dan fiora sudah menurunkan senjata mereka sejak tadi. Mereka kaget beserta bingung dengan apa yang dilihat nya.
“Fiora apa kau melihat nya?” tanya julian berbisik pada adiknya.
“Ya, bayangan itu... sangat cepat dan mengerikan” jawab fiora.
“Ternyata ini kekuatan pengawal pribadi raja. Luar biasa” gumam julian.
“Apa kalian ingin berdiam disana terus? Perjalanan kita masih panjang” ucap zed ketus. Kemudian zed mengembalikan 2 kuda milik julian dan fiora. “Bergegaslah, kita hanya memiliki waktu 3 hari atau kita akan di sihir menjadi katak oleh penyihir itu”
Julian dan fiora mengangguk lalu bergegas menaiki kuda mereka masing masing. Kemudian mereka melanjutkan perjalanan yang sangat panjang.
***
Tunggu kelanjutan ceritanya ya! silakan beri kritik dan saran supaya saya lebih baik dalam menulis. Thanks ^_^
0 comments:
Post a Comment