“Percepat laju kalian! Kita akan mencari tempat beristirahat” ucap zed menginstruksikan dan kudanya melaju lebih cepat.
Fiora dan julian mengikuti lajunya dengan mempercepat lari kuda mereka.
Zed melambat dan memberi isyarat untuk berhenti. “Kita istirahat di sini” ucap zed.
Fiora dan julian menyetujui. Mereka beristirahat di padang rumput yang tidak terlalu luas, tapi cukup nyaman untuk digunakan beristirahat dan mereka beristirahat di bawah pohon yang besar.
“Kita istirahat di sini dan kita harus meninggalkan tempat ini sebelum fajar” ucap zed menjelaskan. “Dan aku kan berjaga”
“Apa kau tidak ingin beristirahat?” tanya julian.
“Tentu saja aku istirahat juga” jawab zed.
“Bagaimana...”
“Kau akan mengetahuinya nanti” potong zed ketus. “lebih baik kalian beristirahat”
Julian yang masih memiliki banyak pertanyaan terpaksa tidur dengan semua pertanyaan nya itu Sedangkan fiora sudah tidur duluan. Julian sudah tidak bisa menahan kantuk nya dan perlahan mulai terlelap tidur. Julian merasakan kalau zed sedang mengobrol dengan seseorang, tapi lawan bicaranya tidak menjawab apa apa. Mereka seperti membicarakan sesuatu, kemudian julian sudah tidak sadar dan terlelap tidur.
***
Esoknya, julian di bangunkan oleh zed.
“Bangun! kita sedang dalam masalah” bisik zed.
Mendengar itu sontak julian bangun. “Ada apa?” tanya julian.
“Lihat sekeliling mu” bisik zed. “Bangunkan juga adikmu”
Julian melihat sekeliling. Mereka sudah di kepung oleh para bandit yang semalam menyerang. Ternyata mereka tidak kapok dengan hilang nya 2 anggota mereka dan mereka malah memanggil semua anggota mereka untuk mengepung kelompok zed.
“Fiora bangun” ucap julian.
Kemudian fiora bangun dan menggosok matanya. “apa kita.. apa!?” ucap fiora kaget ketika melihat ia sudah di kepung oleh bandit semalam. Dan sekarang fajar sudah terbit, sepertinya ini akan menjadi masalah selanjutnya.
“Mereka sudah mengambil semua senjata kita” ucap zed.
“Apa!? Yang benar saja” ucap julian kaget ketika mengetahui ia sudah tidak memiliki senjata.
“Apa kita harus menyerah?” tanya fiora.
“Mereka sudah mengambil senjata kita dan kemampuanku terbatas saat matahari terbit, tapi mereka tidak mengambil semua senjata. Aku punya rencana” ucap zed.
“Rencana apa?” tanya julian.
“Lihat saja”
Ketua para bandit yang gendut dan menyebalkan mulai mengeluarkan tawa yang menyebalkan nya. “Kau pikir aku akan menyerah begitu saja!? tentu saja tidak!” ucap nya dengan sangat sombong. “Dan kau! Aku tahu kelemahan abiliti mu! Kau tidak bisa menggunakan bayangan mu saat matahari terbit”
Anggota bandit itu tertawa serentak dan keras.
“Teman ku juga memiliki kemampuan seperti itu, dan ia mati karena di kepung di siang hari” lanjut ketua bandit itu.
“Ada beberapa hal yang harus kau pelajari. Satu, kau salah soal abiliti ku! Aku bisa menggunakan nya, hanya saja terbatas dan dua, kalau teman mu mati karena di kepung di siang hari, berarti temanmu tidak bisa menggunakan abiliti istimewa ini” ujar zed yang tetap tenang.
“Heh, kau masih bisa bersikap tenang juga ya! Aku akan sedikit bermain main dengan mu dulu sebelum benar benar menghabisimu” ucap ketua bandit itu dengan sangat sombong.
“Kau atau aku yang barmain?” tantang zed dengan senyuman penuh strategi. “kalian bisa mempertahankan dirikan? Meski tanpa senjata?” tanya zed pada julian dan fiora.
Julian dan fiora mengangguk.
“Baiklah, kita mulai permainan nya” ucap zed.
Para bandit itu mulai menyerbu.
Zed tersenyum dan buyar menjadi debu debu yang menyerang mata semua bandit, termasuk julian dan fiora. Mereka menggosok mata mereka masing masing karena debu yang zed hasilkan.
"Bagaimana? Lumayan bukan" ucap zed yang tiba tiba sudah ada di atas pohon.
"Sialan! Bidik dia!" perintah ketua bandit yang matanya masih kemasukan debu.
Kemudian para anggotanya membidik zed dengan mata berair. Dan tembakan nya mengenai zed. Tapi dia menjadi debu lagi.
Zed yang tiba tiba muncul di tengah tengah segerombolan musuh langsung berputar sambil memegang belati di tangan nya. Sebagian besar hanya terluka parah, hanya beberapa yang pingsan seketika. Dia sengaja tidak menggunakan racun yang mematikan di belatinya karena ia sebenarnya tidak suka membunuh banyak orang sekalipun dia bisa. Ia hanya memakai racun yang membius, agar tidak ada yang mati.
“Bagaimana? Terkejut?” tanya zed yang kemudian buyar kembali.
“Abaikan orang itu! Serang orang orang lembek itu!” perintah ketua bandit itu.
“Apa katamu!? Orang lembek!? Kita buktikan saja siapa yang lembek” ucap fiora menantang dengan jengkel.
Kemudian julian dan fiora berlari ke segerombolan dan menyerang mereka semua.
“Jangan sampai kalian membunuh mereka! Kita tidak di tugaskan untuk membunuh!” ucap zed memperingatkan dari atas pohon.
“Ya, kami mengerti” jawab julian.
“BERHENTI!!! Semuanya berhenti!” teriak si ketua bandit.
Sekejap semuanya berhenti.
“Ada apa bos?” tanya salah satu bandit nya.
“Kita pulang sekarang, kembalikan semua barang yang telah kita ambil” ucap si ketua bandit.
“Tapi bos..”
“Tidak ada tapi! Segera kembalikan barang mereka dan bawa semua orang yang pingsan” perintah si ketua bandit.
Para bandit yang lain nya diam tidak mengerti dengan bos nya yang tiba tiba menyerah dan memilih untuk mengembalikan barang yang telah mereka dapatkan.
“LAKUKAN SEKARANG!!!” bentak si ketua bandit
.
Sekejap para bandit ketakutan dan mengembalikan barang yang telah mereka curi dan membawa semua anggotanya yang pingsan.
“kalian pergi saja duluan, aku ada urusan dengan mereka” ucap ketua bandit.
Para bandit pun tidak protes dan pergi meninggalkan si bos sendirian.
Setelah para bandit itu pergi, ketua bandit itupun berlutut. “Namaku Billy Salvatore, maafkan aku karena mengganggu misi kalian. Aku tidak tahu kalau kalian ternyata adalah suruhan raja. Sekali lagi aku minta maaf” ucap billy si ketua bandit.
Julian dan fiora heran dengan ketua bandit ini begitu juga dengan zed yang langsung melompat dari pohon.
“Kenapa kau minta maaf?” tanya zed.
“Ayahku salah satu prajurit dari kerajaan lucidum dan mati karena di serang para bandit. Dan aku tidak ingin orang lain merasakan seperti apa yang kurasakan” jawab billy menjelaskan.
“Baiklah, aku maafkan. Dan jangan lagi menjadi bandit yang hanya mengganggu orang lain. Jadilah orang baik yang membantu sesama dengan tulus. Kau boleh pergi” ucap zed membiarkan billy si ketua bandit pergi.
“Terima kasih, semoga perjalanan mu lancar” ucap billy dan kemudian pergi.
“Bandit yang aneh” ujar julian singkat.
“Aku setuju dengan mu kak” lanjut fiora.
“Kalian lebih baik bersiap karena kita sudah kehilangan banyak waktu untuk melawan para bandit itu” ucap zed yang sudah tidak terlalu ketus dengan mereka.
Julian dan fiora mengangguk lalu mereka bersiap dengan semua barang yang mereka bawa. Setelah semua selesai, mereka meninggalkan tempat itu dan melanjutkan perjalanan menuju tempat penyihir itu.
***
Tunggu kelanjutan ceritanya ya! silakan beri kritik dan saran supaya saya lebih baik dalam menulis. Thanks ^_^
Fiora dan julian mengikuti lajunya dengan mempercepat lari kuda mereka.
Zed melambat dan memberi isyarat untuk berhenti. “Kita istirahat di sini” ucap zed.
Fiora dan julian menyetujui. Mereka beristirahat di padang rumput yang tidak terlalu luas, tapi cukup nyaman untuk digunakan beristirahat dan mereka beristirahat di bawah pohon yang besar.
“Kita istirahat di sini dan kita harus meninggalkan tempat ini sebelum fajar” ucap zed menjelaskan. “Dan aku kan berjaga”
“Apa kau tidak ingin beristirahat?” tanya julian.
“Tentu saja aku istirahat juga” jawab zed.
“Bagaimana...”
“Kau akan mengetahuinya nanti” potong zed ketus. “lebih baik kalian beristirahat”
Julian yang masih memiliki banyak pertanyaan terpaksa tidur dengan semua pertanyaan nya itu Sedangkan fiora sudah tidur duluan. Julian sudah tidak bisa menahan kantuk nya dan perlahan mulai terlelap tidur. Julian merasakan kalau zed sedang mengobrol dengan seseorang, tapi lawan bicaranya tidak menjawab apa apa. Mereka seperti membicarakan sesuatu, kemudian julian sudah tidak sadar dan terlelap tidur.
***
Esoknya, julian di bangunkan oleh zed.
“Bangun! kita sedang dalam masalah” bisik zed.
Mendengar itu sontak julian bangun. “Ada apa?” tanya julian.
“Lihat sekeliling mu” bisik zed. “Bangunkan juga adikmu”
Julian melihat sekeliling. Mereka sudah di kepung oleh para bandit yang semalam menyerang. Ternyata mereka tidak kapok dengan hilang nya 2 anggota mereka dan mereka malah memanggil semua anggota mereka untuk mengepung kelompok zed.
“Fiora bangun” ucap julian.
Kemudian fiora bangun dan menggosok matanya. “apa kita.. apa!?” ucap fiora kaget ketika melihat ia sudah di kepung oleh bandit semalam. Dan sekarang fajar sudah terbit, sepertinya ini akan menjadi masalah selanjutnya.
“Mereka sudah mengambil semua senjata kita” ucap zed.
“Apa!? Yang benar saja” ucap julian kaget ketika mengetahui ia sudah tidak memiliki senjata.
“Apa kita harus menyerah?” tanya fiora.
“Mereka sudah mengambil senjata kita dan kemampuanku terbatas saat matahari terbit, tapi mereka tidak mengambil semua senjata. Aku punya rencana” ucap zed.
“Rencana apa?” tanya julian.
“Lihat saja”
Ketua para bandit yang gendut dan menyebalkan mulai mengeluarkan tawa yang menyebalkan nya. “Kau pikir aku akan menyerah begitu saja!? tentu saja tidak!” ucap nya dengan sangat sombong. “Dan kau! Aku tahu kelemahan abiliti mu! Kau tidak bisa menggunakan bayangan mu saat matahari terbit”
Anggota bandit itu tertawa serentak dan keras.
“Teman ku juga memiliki kemampuan seperti itu, dan ia mati karena di kepung di siang hari” lanjut ketua bandit itu.
“Ada beberapa hal yang harus kau pelajari. Satu, kau salah soal abiliti ku! Aku bisa menggunakan nya, hanya saja terbatas dan dua, kalau teman mu mati karena di kepung di siang hari, berarti temanmu tidak bisa menggunakan abiliti istimewa ini” ujar zed yang tetap tenang.
“Heh, kau masih bisa bersikap tenang juga ya! Aku akan sedikit bermain main dengan mu dulu sebelum benar benar menghabisimu” ucap ketua bandit itu dengan sangat sombong.
“Kau atau aku yang barmain?” tantang zed dengan senyuman penuh strategi. “kalian bisa mempertahankan dirikan? Meski tanpa senjata?” tanya zed pada julian dan fiora.
Julian dan fiora mengangguk.
“Baiklah, kita mulai permainan nya” ucap zed.
Para bandit itu mulai menyerbu.
Zed tersenyum dan buyar menjadi debu debu yang menyerang mata semua bandit, termasuk julian dan fiora. Mereka menggosok mata mereka masing masing karena debu yang zed hasilkan.
"Bagaimana? Lumayan bukan" ucap zed yang tiba tiba sudah ada di atas pohon.
"Sialan! Bidik dia!" perintah ketua bandit yang matanya masih kemasukan debu.
Kemudian para anggotanya membidik zed dengan mata berair. Dan tembakan nya mengenai zed. Tapi dia menjadi debu lagi.
Zed yang tiba tiba muncul di tengah tengah segerombolan musuh langsung berputar sambil memegang belati di tangan nya. Sebagian besar hanya terluka parah, hanya beberapa yang pingsan seketika. Dia sengaja tidak menggunakan racun yang mematikan di belatinya karena ia sebenarnya tidak suka membunuh banyak orang sekalipun dia bisa. Ia hanya memakai racun yang membius, agar tidak ada yang mati.
“Bagaimana? Terkejut?” tanya zed yang kemudian buyar kembali.
“Abaikan orang itu! Serang orang orang lembek itu!” perintah ketua bandit itu.
“Apa katamu!? Orang lembek!? Kita buktikan saja siapa yang lembek” ucap fiora menantang dengan jengkel.
Kemudian julian dan fiora berlari ke segerombolan dan menyerang mereka semua.
“Jangan sampai kalian membunuh mereka! Kita tidak di tugaskan untuk membunuh!” ucap zed memperingatkan dari atas pohon.
“Ya, kami mengerti” jawab julian.
“BERHENTI!!! Semuanya berhenti!” teriak si ketua bandit.
Sekejap semuanya berhenti.
“Ada apa bos?” tanya salah satu bandit nya.
“Kita pulang sekarang, kembalikan semua barang yang telah kita ambil” ucap si ketua bandit.
“Tapi bos..”
“Tidak ada tapi! Segera kembalikan barang mereka dan bawa semua orang yang pingsan” perintah si ketua bandit.
Para bandit yang lain nya diam tidak mengerti dengan bos nya yang tiba tiba menyerah dan memilih untuk mengembalikan barang yang telah mereka dapatkan.
“LAKUKAN SEKARANG!!!” bentak si ketua bandit
.
Sekejap para bandit ketakutan dan mengembalikan barang yang telah mereka curi dan membawa semua anggotanya yang pingsan.
“kalian pergi saja duluan, aku ada urusan dengan mereka” ucap ketua bandit.
Para bandit pun tidak protes dan pergi meninggalkan si bos sendirian.
Setelah para bandit itu pergi, ketua bandit itupun berlutut. “Namaku Billy Salvatore, maafkan aku karena mengganggu misi kalian. Aku tidak tahu kalau kalian ternyata adalah suruhan raja. Sekali lagi aku minta maaf” ucap billy si ketua bandit.
Julian dan fiora heran dengan ketua bandit ini begitu juga dengan zed yang langsung melompat dari pohon.
“Kenapa kau minta maaf?” tanya zed.
“Ayahku salah satu prajurit dari kerajaan lucidum dan mati karena di serang para bandit. Dan aku tidak ingin orang lain merasakan seperti apa yang kurasakan” jawab billy menjelaskan.
“Baiklah, aku maafkan. Dan jangan lagi menjadi bandit yang hanya mengganggu orang lain. Jadilah orang baik yang membantu sesama dengan tulus. Kau boleh pergi” ucap zed membiarkan billy si ketua bandit pergi.
“Terima kasih, semoga perjalanan mu lancar” ucap billy dan kemudian pergi.
“Bandit yang aneh” ujar julian singkat.
“Aku setuju dengan mu kak” lanjut fiora.
“Kalian lebih baik bersiap karena kita sudah kehilangan banyak waktu untuk melawan para bandit itu” ucap zed yang sudah tidak terlalu ketus dengan mereka.
Julian dan fiora mengangguk lalu mereka bersiap dengan semua barang yang mereka bawa. Setelah semua selesai, mereka meninggalkan tempat itu dan melanjutkan perjalanan menuju tempat penyihir itu.
***
Tunggu kelanjutan ceritanya ya! silakan beri kritik dan saran supaya saya lebih baik dalam menulis. Thanks ^_^
0 comments:
Post a Comment