Rifqi Fadhlullah's

Portfolio

Penyihir aneh part 1
Julian dan fiora sudah meninggalkan kerajaan dipandu oleh zed sang perajurit pilihan raja. Zed ada di depan untuk menunjukan jalan sekaligus untuk melindungi julian dan fiora. Fiora ada di tangah dan julian ada di belakang untuk menjaga fiora. Sebenarnya mereka saling melindungi karena mereka sudah tidak berada di zona aman, sama seperti saat ujian ujian mereka. Selalu di alam bebas dan mencoba untuk bertahan hidup supaya tidak mati di mangsa monster.

“Berapa lama perjalanan ke tempat penyihir itu?” tanya julian.

“Kalau tidak ada halangan, kita bisa sampai dalam waktu 39 jam. Jika ada bisa sampai 1 minggu itu tergantung pada keberuntungan kita selama di perjalanan” jawab zed menjelaskan. “kita hanya memiliki waktu yang sangat sedikit hanya 3 hari semoga saja tidak ada halangan” zed terdiam sejenak. “Jangan lengah! Kita sedang di buntuti! Tetap melaju seolah tidak tahu” ucap zed yang menyadari sesuatu.

“Baik” ucap julian dan fiora bersamaan.

Mereka tetap melaju dengan kecepatan maksimal di kegelapan malam dan hutan yang kelam. Mereka berpura pura tidak tahu kalau mereka di buntuti dan mereka akan menjalankan rencana seperti apa yang zed katakan saat awal perjalanan.

Julian sudah menyadari sesuatu yang membuntuti mereka, jumlah mereka tidak banyak. Tapi yang jelas jumlah mereka lebih banyak dari kelompok zed.

“Terus melaju dan tetap waspada” ucap zed yang melaju makin cepat.

Fiora dan julian menyusul zed dan menyamai kecepatan laju kudanya zed. Kuda milik zed sangatlah cepat dan tangguh, sedikit lebih tinggi dari kuda milik julian dan jauh lebih tinggi di banding kuda milik fiora. Dan mungkin kuda itu bisa melaju lebih cepat dan meninggalkan mereka berdua di belakang.

Kuda zed melompat secara tiba tiba dan butuh beberapa saat bagi fiora dan julian untuk merespon gerakan zed sehinggan kuda fiora dan julian tersandung sesuatu. Fiora dan julian terpental cukup jauh dari kuda nya.

“Haha... kalian sangat bodoh rupanya dapat terjebak dengan jebakan kelas rendah” ucap seorang bandit yang tiba tiba keluar dari pepohonan samping jalan setapak.

“Sial” ucap julian pelan.

Fiora sudah bersiap untuk menembakan panahnya. Dan julian sudah mengacungkan great sword-nya bersiap untuk melawan para bandit itu.

“Biarkan kami lewat atau aku akan menghabisimu” ancam zed.

“Menghabisiku? Coba saja kalau bisa” ucap bandit itu dengan sombong. Kemudian banyak bandit yang keluar dari pepohonan, ada yang berjalan santai, ada juga yang melompat dari pohon. “coba saja kalau bisa” lanjutnya dengan sangat sombong.

Zed tersenyum. “Apa kau yakin ingin dihabisi?” tanya zed menantang para bandit itu.

Bandit yang terlihat seperti ketuanya tertawa terbahak bahkan sampai sedikit terbatuk. “Kau terlihat sangat yakin untuk menghabisi kami” ucap ketua bandit itu dengan sombong. “Kalian bawa pergi kuda itu! Lumayan kalau kita jual, kita bisa berpesta dengan uang hasil penjualan itu” perintah nya pada bawahan nya sambil terbahak.

“Baiklah kalau itu pilihanmu. Satu” ucap zed menghitung.

“Aaaaggghhh!!!” teriak seorang bandit tiba tiba.

“Apa itu!?” teriak orang yang di perintahkan membawa kuda. “Roy kau tidak apa?” ucap nya pada teman sesama bandit nya yang tiba tiba terjatuh. Ia membalikan tubuh teman nya dan mendapati teman nya sudah mati.

“Bos roy mati!” teriak orang yang tadi.

“Apa? Tidak mungkin! Bagaimana bisa?” ucap bos nya kaget bercampur dengan tidak percaya.

“Entahlah bos, tadi aku melihat sesuatu yang sangat cepat dan tiba tiba roy mati” teriak orang itu dengan panik.

Bandit yang lainpun mulai panik dan rasa takut mulai merayapi bandit bandit itu.

“Tenangkan diri kalian! Entah apa itu yang jelas jangan sampai kuda itu kembali pada mereka” ucap si bos bandit dengan egois nya.

“Dua!” lanjut zed.

“Aaaaggghhh!!!” teriak kesakitan bandit terdengar lagi.

“Sialan! Apa yang kau lakukan!? Apa yang kau lakukan pada anak buahku!?” ucap si bos mandit meminta penjelasan dari zed yang ingin melanjutkan hitungan nya.

Zed tersenyum sok manis. “Tidak ada, hanya berhitung” ucapnya ramah.

“Sialan! Akan kubunuh kau!” teriak bandit itu kesal dan mengeluarkan pedang nya dari sarung pedang nya.

Tapi belum sempat si bandit melangkah, tiba tiba di belakang bandit itu ada sesosok bayangan hitam yang sangat dekat dengan bandit itu.

“Biarkan kami pergi atau takan ku sisakan kalian” bisik bayangan itu dengan nada yang pelan tapi menusuk tajam.

Bos bandit itu menjatuhkan pedang nya dan mengangkat tangan nya, lalu ia berlutut. “Aku menyerah, kalian boleh pergi dengan membawa barang kalian kembali. Tapi tolong, jangan bunuh kami” ucap bos bandit itu.

Zed tersenyum sok manis lagi. “Terima kasih atas kebaikan kalian, padahal aku tidak melakukan apapun” ucap zed dengan ramah seramah mungkin.

Julian dan fiora sudah menurunkan senjata mereka sejak tadi. Mereka kaget beserta bingung dengan apa yang dilihat nya.

“Fiora apa kau melihat nya?” tanya julian berbisik pada adiknya.

“Ya, bayangan itu... sangat cepat dan mengerikan” jawab fiora.

“Ternyata ini kekuatan pengawal pribadi raja. Luar biasa” gumam julian.

“Apa kalian ingin berdiam disana terus? Perjalanan kita masih panjang” ucap zed ketus. Kemudian zed mengembalikan 2 kuda milik julian dan fiora. “Bergegaslah, kita hanya memiliki waktu 3 hari atau kita akan di sihir menjadi katak oleh penyihir itu”

Julian dan fiora mengangguk lalu bergegas menaiki kuda mereka masing masing. Kemudian mereka melanjutkan perjalanan yang sangat panjang.
***

Tunggu kelanjutan ceritanya ya! silakan beri kritik dan saran supaya saya lebih baik dalam menulis. Thanks ^_^
Misi pertama part 3
“Ada keperluan apa kalian datang kesini?” tanya sang penjaga kastil.

Julian menunjukan surat dari raja. Sang penjaga kastil membaca surat itu lalu mengembalikan surat itu pada julian.

“Silakan lewat sini” ucap sang penjaga kastil sambil menuntun mereka berdua menuju tempat raja.

Julian dan fiora mengikuti sang penjaga kastil agar bisa bertemu langsung dengan raja. Ini adalah kali pertamanya dalam hidup nya ia dan adiknya bertemu dengan raja secara langsung, dalam artian bertemu secara tatap muka. Selama ini julian hanya melihat dari belakang saat raja sedang lewat atau ingin mengumumkan sesuatu. Tapi sekarang ia akan menerima misi langsung dari raja.

Tidak lama kemudian julian dan fiora sampai di depan pintu masuk ruangan raja. Pintu yang besar dan megah, memang sangat cocok untuk pintu masuk ke ruangan raja. Warna merah dengan ukiran berwarna emas yang sangat mewah, dan yang pasti harganya pasti sangat mahal.

Lalu sang penjaga mengetuk pintu yang mewah itu. Tidak lama kemudian pintu di bukakan oleh 2 penjaga kastil lain nya.

“Ada urusan apa?” tanya penjaga yang bertubuh lebih pendek dari teman nya.

Penjaga yang mengantarkan julian mengisyaratkan untuk memberikan surat yang ia bawa. Julian mengerti isyarat itu dan langsung memberikan surat yang ia bawa tadi.

Setelah penjaga kastil itu membaca surat itu, mereka memperbolehkan julian dan fiora masuk.

“Silakan masuk” ucap penjaga yang lebih tinggi.

“Terima kasih” ucap julian pelan.

Fiora dan julian masuk sebagai kesatria, mereka bergerak dengan gagah dan sopan. Setelah julian dan fiora agak dekat dengan raja mereka berlutut untuk penghormatan pada sang raja.

“Bangkitlah” perintah sang raja.

Kemudian julian dan fiora bangkit.

“Fiora dan julian?” ucap sang raja meyakinkan.

“Iya yang mulia, itu kami” jawab julian dan fiora bersamaan.

“Apa kalian siap dengan misi pertama kalian?” tanya sang raja.

“Kami siap apapun misi yang akan yang mulia berikan” jawab julian dan fiora.

Kemudian sang raja turun dari tahta nya dan menghampiri julian dan fiora. “Kalian akan menjadi prajurit yang sangat hebat” ucap sang raja sambil memegang bahu julian dan fiora.

“Terima kasih” ucap julian pelan.

“Baiklah” ucap sang raja sambil berbalik. Kemudian sang raja mengisyaratkan salah satu pengawalnya untuk memberikan sesuatu pada julian dan fiora.

Kemudian seorang pengawal yang sangat kekar memberikan sebuah gulungan pada julian.

“Kalian tahu apa itu? Bukalah” ucap sang raja.

Julian membuka gulungan itu dan isinya ternyata sebuah peta.

“Sebuah peta?” ucap julian tidak mengerti.

“Kalian akan menemui penyihir tua dan berikan lah peta itu. Untuk menuju kesana kalian akan di temani oleh salah satu pengawal terbaikku” ucap sang raja.

Lalu seorang dengan tubuh tinggi berisi bergerak maju dan berdiri di samping raja. Parasnya tampan, tapi tatapan nya sangat tajam, seolah ia bisa membunuh 100 prajurit musuh sendiri.

Sang raja berbalik. “Ini adalah orang yang akan menemani kalian kesana, kalian adalah orang spesial yang aku panggil kesini untuk menerima misi langsung dari ku, jadi aku mempercayakan salah satu prajurit ku untuk menemanikalian. Karena mungkin akan banyak sekali rintangan yang akan menghadang di tengah jalan nanti” ujar sang raja.

“Perkenalkan namaku zed zoe. Aku akan mengantarkan kalian sampai tempat tujuan, dan aku tidak akan menunggu kalian disana. Kalian akan pulang sendiri” ucap zed memperkenalkan diri.

“Zed, bersikap ramahlah pada prajurit baru kita” tegur sang raja.

“Maafkan aku yang mulia” ucap zed meminta maaf.

“Baiklah, kalian lebih baik berangkat sekarang sebelum tengah malam” ucap sang raja.

Julian dan fiora berbalik dan mulai melangkah.

“Lebih baik kalian mengambil kesempatan ini” ucap sang raja pelan.

Julian mendengar perkataan sang raja, tapi ia tidak menanyakan nya karena ia harus segera berangkat.

“Ikuti aku” ucap zed.

Julian dan fiora mengikuti zed ke bagian belakang kastil lebih tepat nya ke kandang kuda.

“Kalian boleh pilih 1 kuda. Kuda ini adalah kuda kuda terbaik yang langsung di pilih raja, kalian silakan pilih 1 dan pastikan itu adalah pilihan terbaik kalian. Karena kalian tidak akan mendapatkan kuda lagi kecuali kalian beruntung dan mendapatkan kuda liar” ujar zed menjelaskan.

Julian dan fiora mengangguk dan kemudian mereka memilih kuda mereka.

Saat pertama kali julian di perbolehkan memilih kuda, matanya langsung tertuju pada kuda yang berwarna abu abu di pojok kandang. Julian mendekati kuda itu untuk melihat kuda itu dengan jelas.
“Jangan kuda itu...” belum sempat zed menyelesaikan kalimatnya. Ia melihat julian langsung akrab dengan kuda itu, dan kuda itu seolah juga merasa nyaman dengan julian.

“Aku akan memilih kuda ini” ucap julian.

“Bagaimana kau bisa langsung akrab dengan kuda itu? kuda itu selalu menolak jika di pilih untuk melakukan perjalanan. Bahkan ia tidak suka kalau makan di lihat oleh si pemberi makan” tanya zed heran.

“Aku hanya memegang kepalanya, dan kuda itu terlihat seperti setuju jika aku memilihnya” jawab julian.

“Baiklah jika itu pilihan mu” ucap zed.

“Aku memilih kuda ini” ucap fiora. Ia memilih kuda putih polos yang terlihat sangat lincah.

“Jika kalian sudah memilih kuda kalian masing masing, mari kita mulai perjalanan ini” ucap zed. “Perjalanan dari sini ke tempat tujuan kita kira kira selama 2 malam perjalanan. Itupun kalau kita hanya beristirahat di malam hari, dan lebih baik kalau kita sampai di sana pada malam hari. Ada pertanyaan?” ucap zed menjelaskan.

Julian dan fiora terlihat sudah mengerti dengan instruksi dari zed, mereka tidak mengajukan pertanyaan.

“Kalau tidak ada, mari kita mulai perjalanan kita” ucap zed.

Kemudian mereka pergi meninggalkan kastil dan meninggalkan kerajaan mereka untuk menjalani misi pertama.
***

Tunggu kelanjutan ceritanya ya! silakan beri kritik dan saran supaya saya lebih baik dalam menulis. Thanks ^_^

Misi pertama part 2
“Selamat ya atas kelulusan nya, aku yakin kalian pasti akan menjadi prajurit yang sangat hebat! bahkan kau bisa saja menjadi pengawal pribadi raja” ucap auren menyelamati mereka atas kelulusan tahun ini. 1 tahun lebih cepat dari dia dan ricky.

“Ya, aku setuju dengan auren! Apa lagi fiora, masuk sebagai peserta paling muda dan lulus dengan usia paling muda pula. Dia pasti akan menjadi pemanah yang sangat hebat” lanjut ricky.

“Kau tidak perlu memujiku berlebihan, itu mungkin aku hanya... beruntung” ucap fiora merendah.

“Beruntung?” ricky tertawa pelan. “Bagaimana mungkin beruntung bisa sebanyak itu. Itu pasti kemampuanmu yang sangat hebat”

“Sudah sudah, kita mau memesan apa?” ucap auren.

“Aku pesan mie saja” ucap julian.

“Kakak yakin hanya ingin memesan mie?” tanya fiora.

“Kakak tidak sepenuhnya lapar, jadi makan mie saja mungkin suda cukup” jawab julian.

“Aku nasi dan daging bakar” ucap ricky.

“Aku ingin sate yang sangat pedas” ucap auren.

“Bukan nya kau sedang diet auren?” tanya ricky.

“Ya... kapan kapan saja diet nya, sekarang kita makan untuk merayakan kelulusan julian dan fiora” ucap auren sedikit malu.

Ricky, julian dan adiknya tertawa serentak. Dan membuat auren semakin malu.

“Berhentilah tertawa” ucap auren.

“Baiklah, kami akan berhenti” ucap julian. Ricky dan fiora masih menahan tawa nya begitu juga dengan julian.

“Fiora kau mau memesan apa? Kau sejak tadi belum memesan apapun” tanya auren.

“Aku bingung, makanan di sini enak enak” jawab fiora.

Akhirnya fiora memesan makanan nya. mereka makan di restoran sederhana itu dengan suka cita, mereka bersenda gurau sampai lupa waktu. Mereka mengenang masalalu mereka saat mereka bersama, sampai akhirnya 1 tahun terakhir ini mereka terpisah karena fiora dan julian akan mengikuti acara kelulusan sebagai peserta kelulusan. Jadi mereka jarang bertemu di 1 tahun terakhir ini.

Mereka sangat senang mereka bisa berkumpul lagi sebelum akhirnya mereka akan terpisah lagi karena fiora dan julian sekarang sudah menjadi prajurit, pasti akan banyak misi yang akan di berikan kepada fiora dan julian. Mau tidak mau mereka tidak akan bersama lagi.

“Sedih rasanya jika ini pertemuan terakhir kita, nanti kita akan sangat sulit untuk bertemu. Apalagi kalian berdua sudah resmi menjadi prajurit sekarang” ucap auren.

“Ya, kalian akan mendapatkan misi misi yang akan memakan waktu berhari hari sehingga kita tidak bisa bertemu, sekalipun bertemu mungkin saat kenaikan pangkat kalian dan kalian tidak melihat kami” lanjut ricky.

“Ya, mungkin saja. jadi seorang prajurit itu harus siap kehilangan dan jangan sampai kehilangan fokus karena kehilangan” balas julian. “Tapi bagaimanapun kami akan mengunjungi kalian sesekali jika kami sempat”

“Aku dan kakak ku pasti akan menemui kalian jika aku dan kakak ku sempat. Jadi tidak perlu khawatir” lanjut fiora.

Mereka melanjutkan obrolan nya sampai hari menjelang sore.

“Sampai jumpa, semoga kita bisa bertemu lagi” ucap ricky sambil mengulurkan tangan nya.

Julian menjabat tangan ricky. “Ya sampai jumpa, kita pasti akan bertemu lagi” ucap julian meyakinkan.

Fiora dan auren berpelukan. Pelukan selamat tinggal.

“Berjanjilah kau akan menemuiku lagi jika sempat” ucap auren.

“Aku pasti akan menemui mu jika sempat” balas fiora.

“Aku akan sangat merindukan mu” ucap auren sambil memeluk fiora.

Fiora membalas memeluk. “Akupun akan merindukan mu” balas fiora.

Auren melepaskan pelukan nya. “Sampai jumpa” ucap auren. “Sampai jumpa julian”

“Sampai jumpa, jaga diri kalian baik baik” ucap julian.

“Kalian juga jaga diri baik baik” ujar ricky.

Fiora dan julian tersenyum, kemudian mereka pergi kerumah nya sambil menunggu misi yang akan datang pada mereka.
***

Fiora dan julian sedang makan malam bersama ibunya. Seperti biasa mereka makan sebagai keluarga kecil yang bahagia.

Tiba tiba ada yang mengetuk pintu rumah mereka.

“Siapa itu? Julian tolong bukakan pintunya” ucap ibunya.

“Baik bu” jawab julian. Kemudian julian membukakan pintunya.

“Kira kira siapa ya yang datang malam malam?” tanya fiora pada ibunya.

“Mungkin prajurit pendata pemukiman” jawab ibunya.

Tidak lama kemudian julian kembali ke meja makan.

“Siapa yang datang?” tanya ibunya.

“Aku dan fiora di panggil raja untuk misi pertama kami. Malam ini kami di perintahkan untuk menghadap raja untuk menerima misi pertama sebagai prajurit” jawab julian sambil membaca surat yang prajurit tadi berikan.

“Sekarang?” tanya fiora.

“Iya”

“Lebih baik kalian bergegas dan segera pergi” ucap ibunya. “Ibu sangat senang karena kalian mendapatkan misi pertama secepat ini”

“Baik bu” ucap julian.

Kemudian mereka bersiap siap menggunakan perlengkapan nya dan juga membawa senjata mereka masing masing. Setelah selesai bersiap mereka segera berangkat untuk memenuhi panggilan sang raja. Tidak lupa mereka minta restu dan izin dari ibunya supaya misi pertama mereka berjalan lancar.
***

Tunggu kelanjutan ceritanya ya! silakan beri kritik dan saran supaya saya lebih baik dalam menulis. Thanks ^_^

Misi pertama part 1
“Dengan ini saya nyatakan kalian lulus dari akademi dan resmi menjadi prajurit kerajaan” ucap seseorang yang sedang berdiri di tempat yang lebih tinggi dari yang lain. “apa kalian siap untuk mengabdi pada kerajaan ini?”

“Siap!” ucap para prajurit serentak.

“Apa kalian siap menumpahkan darah untuk memperjuangkan kerajaan ini?” tanya orang itu lagi dengan tegas.

“Siap!”

“Apa kalian berjanji tidak akan mengingkari ucapan kalian?”

“Kami berjanji tidak akan mengingkari janji karena kami adalah seorang prajurit sejati!” ucap para prajurit dengan tegas dan lantang.

“Baiklah, sekarang kalian resmi lulus dan resmi menjadi prajurit di kerajaan lucidum. Selamat!” ucap orang yang meluluskan para prajurit.

Tak terasa 5 tahun sudah berlalu, rasanya julian dan adik nya baru saja masuk ke akademi tapi sekarang mereka sudah lulus dan mereka sudah resmi menjadi seorang prajurit.

Ibunya julian menangis karena senang bercampur haru. Anak yang ia masukan ke akademi saat masih kecil dan lemah, sekarang sudah menjadi dewasa dan kuat. Hanya saja fiora adalah orang termuda yang lulus di angkatan nya. hanya orang orang terpilih saja yang bisa lulus di akademi itu, orang orang yang sudah memenuhi keriteria kelulusan menjadi prajurit yang dapat lulus dari akademi itu.
“Ibu sangat senang kalian bisa lulus hanya dalam waktu 5 tahun, karena biasanya orang membutuhkan waktu 6 tahun untuk lulus. Ibu sangat bangga pada kalian” ucap ibunya dengan sangat terharu, bahkan sangat banyak air mata yang di cucurkan ibunya.

“Ibu tidak perlu menangis seperti itu, ya.. memang akupun sangat senang tapi ibu jangan menangis lagi ya” ucap julian.

Ibunya mengusap sisa air mata dari pipinya. “Baiklah, tidak lama lagi kau akan mendapat misi pertama sebagai prajurit dan kau akan melanjutkan belajar sihir selama kurang lebih 2 tahun. Setelah itu kau baru akan di angkat menjadi pemimpin suatu kelompok” ucap ibunya memberi tahu.

“Apa aku dan fiora akan menjalani misi sambil belajar sihir?” tanya julian.

“Bisa saja, tergantung misi itu ada atau tidak. Jika tidak maka kau harus belajar sihir yang akan kau butuhkan dalam peperangan. Jika ada, kau akan mempraktekan sihir yang sudah kau pelajari. Yang jelas tidak semua sihir akan kau pelajari, hanya sihir yang bersangkuran dengan senjatamu yang akan kau pelajari” jawab ibunya. “Dan tidak semua orang dapat belajar sihir, karena jumlah penyihir sangat sedikit dan tidak menerima banyak murid. Mungkin hanya 2 atau 3” lanjut nya.

“Mungkinkah aku dan fiora bisa menemukan penyihir itu?” tanya julian.

“Tidak ada yang tidak mungkin! Selama mau berusaha pasti bisa” ucap ibunya menasihati. “Oh iya, fiora sekarang umurnya berapa?” tanya ibunya.

“Sebentar lagi aku akan 16 tahun, masa’ ibu lupa sama umur anak sendiri” gerutu fiora.

Julian dan ibunya tertawa. Ternyata fiora belum banyak berubah, ia masih sering ngambek seperti biasanya.

“Maafkan ibu sayang, kau tahu ibu sudah tua jadi suka lupa. Maaf ya sayang” ucap ibunya meminta maaf.

Fiora tersenyum. “Ibu masih muda, belum banyak kerutan di wajah ibu” ucap fiora menghibur ibunya. Karena ia wanita ia tahu kalau wanita suka di puji.

“Kau bisa saja” ucap ibunya tersipu. “Yasudah, lebih baik kalian beristirahat. Karena siapa tahu kalian dapat misi pertama setiap misi akan mendapatkan bayaran sesuai seberapa sulit misi itu”
“Aku ingin makan siang bersama temanku, aku akan mengajak kakak untuk makan. Boleh kami pergi?” tanya fiora meminta izin kepada ibu nya.

“Temanmu? Kamu mau makan di mana?” tanya ibu nya.

“Iya teman 1 kelompok ku. Aku ingin makan di restoran sederhana dekat akademi panah, kami biasanya makan disana” jawab fiora.

“Kau bahkan meninggalkan teman 1 kelompok mu, kau sangat hebat fiora” puji ibunya lagi.

Fiora tertawa kecil. “Boleh kami berangkat?” tanya fiora.

“Ya, tapi saat makan malam kalian makan di rumah ya?” ucap ibunya.

“Kami tidak lama kok bu, kami hanya makan sebentar dan mengbrol dan kami akan pulang saat hari menjelang sore” ucap fiora.

“Oh begitu rupanya. Baiklah, kalian hati hati ya” ucap ibunya.

“Kami sudah menjadi prajurit bu, kami kuat” gurau fiora.

Ibunya tertawa ringan.

“Kami berangkat bu” pamit fiora dan julian.

Ibunya mengangguk.

“Kak, ayo kita segera berangkat. Mungkin mereka sudah menunggu kita” ucap fiora.

Julian mengangguk. Dan kemudian mereka berangkat ke restoran sederhana tempat mereka akan berkumpul dan makan bersama bersama teman 1 kelompok fiora.
***

Tunggu kelanjutan ceritanya ya! silakan beri kritik dan saran supaya saya lebih baik dalam menulis. Thanks ^_^

Bertemu musuh part 5
Julian, fiora dan teman nya, dan juga gurunya melanjutkan perjalanan di hari terakhir mereka melakukan latihan dan setelah ini mereka akan turun dan segera pulang secepat yang mereka bisa. Mereka menelusuri hutan dan membunuh banyak sekali monster dan mungkin mereka akan pesta makan makan setelah turun dari gunung.

“Kak aku tadi membunuh singa berkepala elang bersama teman teman ku, hewan itu sangat sulit untuk di bunuh. Selain lincah hewan itu juga cepat dan punya cakar yang mematikan” ucap fiora kepada kakak nya.

“Benarkah kau melawan makhluk itu? Itu hewan yang sangat sulit untuk di bunuh, setidak nya menurutku” ucap julian. “Apa kau terluka ketika melawan monster itu?”

“Ya, luka karena sedikit terseret karena salah dalam mendarat. Hanya itu” ucap fiora.

“Hanya itu? Baiklah” ucap julian. “Guru apa kita perlu beristirahat sebentar? Kelihatan nya kita cukup kelelakan” ucap julian pada gurunya.

“Kelihatan nya itu merupakan ide yang bagus. Akupun sudah mulai lelah lebih baik kita instirahat sejenak” ucap octavian.

Kemudian mereka mencari tempat teduh di dekat situ. Sekedar hanya untuk duduk dan makan cemilan yang sudah mereka beli kemarin. Kemarin mereka mendapatkan uang yang sangat banyak, mereka mendapatkan 10.000 rho! Jumlah yang sangat banyak. Mereka tinggal lagi di penginapan yang cukup mewah dengan makan malam dan sarapan. Cukup untuk menguras uang mereka sebanyak 7980 rho beserta obat obatan dan semua keperluan yang mereka butuhkan.

Mereka memakan beberapa makanan yang sudah mereka beli sebelum nya. belum selesai mereka makan, mereka mendengar suara yang cukup aneh. Mereka mendengar suara orang yang tertawa puas sambil meledek.

“Suara apa itu?” tanya julian.

“Entahlah, lebih baik kita cari tahu suara apa itu” ucap octavian.

“Aku setuju” lanjut hanna.

Kemudian mereka bangun dan mencari tahu asal suara itu. Tidak lama kemudian mereka melihat ada 3 prajurit dari kerajaan fortem yang sedang melawan naga. Tidak jauh dari naga itu, terdapat anak seumuran julian sedang berdiri hanya melihat 3 prajurit itu bersenang senang.

Masing masing dari mereka membawa senjata, sebelah kanan membawa crossbow, sebelah kiri membawa tombak, dan bagian tengan membawa pedang.

“Hahaha... terimakasih nak! Kau telah membantu kami untuk mendapatkan berlian hitam yang kami cari sekarang enyahlah kau!” ucap orang yang memegang crossbow sambil mengarahkan senjatanya ke arah anak itu. Orang itu menekan pelatuknya dan panahpun meluncur dengan cepat.

Tapi guru mereka lebih cepat, hanna menembakan panahnya dan menabrak panah musuh.

“Beraninya kau mengambil buruan orang lain! Tak akan ku maafkan kau!” teriak julian. Dengan cepat julian melompat dan mengajunkan pedang nya dan menggunakan beberapa teknik yang ia ingat. semua serangan nya di tahan oleh orang yang memegang pedang.

“Kau cukup lincah untuk seorang pemula” puji orang itu pelan.

Julian jengkel dengan kesombongan orang itu.

“Awas sebelahmu!” teriak seseorang.

Julian menoleh kekanan lalu menendang orang yang di depan nya dan langsung bersalto kebelakang untuk menghindari serangan anak panah dari teman sang prajurit.

Belum sempat julian maju untuk melancarkan serangan nya, tiba tiba orang yang tadi dengan cepat memenggal kepala 3 prajurit itu dengan sangat cepat. Lalu mengalahkan naga itu dengan cepat pula. Julian hanya bisa menganga melihat betapa hebatnya orang ini.

Setelah selesai mengalahkan semua musuh nya orang itu segera berlari pergi.

“Hey tunggu dulu!” teriak julian.

Orang itu berhenti tanpa menolehkan wajah nya.

Julian mengambil berlian hitam yang terjatuh dari naga yang orang itu lawan. “Kau melupakan ini” teriak julian dan langsung melemparkan berlian itu dengan sangat keras.

Orang itu mengambilnya dengan santai, orang itu sempat memalingkan wajahnya sedikit sebelum akhirnya ia pergi meninggalkan julian dan yang lain tanpa ucapan terimakasih.

Dia sangat hebat, tapi kenapa ia pergi kesana? Itukan arah menuju kerajaan fortem, kenapa ia pergi kesana? Apa jangan jangan ia bagian dari kerajaan itu? Tapi tidak mungkin ia mengkhianati kerajaan nya. sangat membingungkan. Julian memiliki banyak pertanyaan, ia sangat bingung dengan orang yang hebat dan juga aneh.

“Dia orang yang tidak tahu terimakasih ya” ucap hanna yang tiba tiba sudah ada di belakang julian.
Julian tersentak. “Ah, guru. Kau mengagetkan ku saja” ucap julian. “dia anak yang aneh dan juga hebat. Aku ingin bertemu lagi dengan nya sebagai tim”

“Kelihatan nya kau akan bertemu dengan nya sebagai musuh, karena kau lihatkan ke arah mana orang itu pergi?” ucap hanna.

“Ya, aku tahu. Tapi kalau ia dari kerajaan fortem ia tidak mungkin membunuh prajurit kerajaan itu” ucap julian.

“Ya, kau benar juga. Tapi lihat saja nanti siapa tahu dia akan bergabung dengan kita” ucap hanna.

“Ya semoga saja” ujar julian.

“Hey, kalian tidak mau melanjutkan makan? Kita belum selesai makan tadi” teriak octavian.

“Ya kami akan kesana segera” jawab hanna. “Ayo, kita lanjutkan makan kita” ajak hanna.

Julian mengangguk. Kemudian mereka pergi ketempat mereka makan dan mereka melanjutkan makan.
***

Tunggu kelanjutan ceritanya ya! silakan beri kritik dan saran supaya saya lebih baik dalam menulis. Thanks ^_^

Bertemu musuh part 4
Lucas berpikir untuk menebas kepala naga ini, tapi ia pikir itu tidak mudah karena banyak yang bilang kalau sisik naga itu sekuat baju besi. Lucas selalu tidak percaya sebelum ia membuktikan nya sendiri dan ia akan membuktikan nya sekarang.

Lucas mengambil langkah langkah untuk mendekat kepada naga itu supaya bisa menebas naga itu dengan jarak dekat.

Naga itupun juga mengambil langkah berputar seperti mereka ingin bergulat.

Mereka hanya berputar beberapa saat sampai akhirnya lucas memulai serangan dengan memberikan tebasan pertamanya. Serangan nya hampir saja mengenai leher naga muda itu, kalau saja naga itu tidak handal dalam hal menghindar pasti sudah kena.

“Kau lincah juga ya” puji lucas kepada naga itu.

Naga itu terihat tidak senang ketika di puji oleh musuh nya. naga itu mengepakkan sayapnya dan mengeluarkan api kecil untuk ukuran naga yang cukup panas ke langit langit gua.

Lucas mulai merasa kegerahan. Sial, naga ini berusaha membuat konsentrasiku berkurang gerutu lucas dalam hati. “Konsentrasiku tidak mudah terganggu kau tahu” ejek lucas.

Naga itu tidak terlihat tersinggung lagi dengan ejekan lucas naga itu justru mengeluarkan sedikit asap dari hidung nya. entah apa itu maksud nya, mungkin itu tertawa.

Lucas memulai serangan selanjutnya dengan agak gegabah, menyerang naga itu dengan sangat cepat. Tapi naga itu selalu bisa menghindari setiap serangan lucas. Dan lucas selalu terkena serangan balik dari naga itu.

Sang naga muda menghembuskan api panas yang sangat besar untuk ukuran nya. membuat hampir seluruh gua terbakar oleh nya.

Lucas bersembunyi di balik batu besar untuk menghindari semburan api naga itu. Kalau tidak mungkin ia sudah menjadi hidangan makan malam untuk naga itu. –manusia panggang, itu bukan ide yang bagus untuk mati. Itu mati konyol!.

Lucas memilih untuk bertarung di luar karena gua itu sudah sangat panas dan ia sudah tidak sanggup untuk berlama lama berada di dalam nya. lucas berlari keluar untuk menyelamatkan dirinya dari api dan tempat yang sempit.

Ketika di luar ia merasa jauh lebih baik, udara panas dari gua sudah tidak terasa lagi di luar. Tapi kelihatan nya naga itu tidak akan membiarkan lucas pergi begitu saja, naga itu juga keluar dari gua untuk membakar lucas di luar gua.

“Baiklah, kelihatan nya tampat ini jauh lebih baik untuk melawanmu dari pada di dalam” ucap lucas pada naga itu.

Tiba tiba jaring menjerat naga itu.

Ternyata 3 prajurit yang sering memeras lucas sudah menunggu di luar sejak tadi.

“Hahaha... terimakasih nak! Kau telah membantu kami untuk mendapatkan berlian hitam yang kami cari sekarang enyahlah kau!” ucap ketuanya.

Kemudian teman nya menembakan panah ke arah lucas.

Lucas menutup matanya. Ya, inilah akhirnya. Aku sama sekali tidak bisa membunuh mereka. Ucapnya dalam hati dengan pasrah. Ia sudah pasrah jika nanti ia harus mati disini.

Sesaat kemudian tidak ada yang terjadi, ia tidak mati. Apa panahnya meleset? Tanya lucas dalam hati. Lucas membuka matanya dan melihat ada orang lain, dari tempat lain.

“Beraninya kau mengambil buruan orang lain! Tak akan ku maafkan kau!” ucap laki laki dengan pedang besar nya. ia berlari dan mengayunkan pedang nya dengan sangat indah, ia sangat handal dalam penggunaan pedang nya. Meski serangan nya di tahan dan di hindari, setidak nya ia membuat musuh itu tidak bisa menyerang.

Di belakang nya ada 3 pemanah yang sudah siap dengan busur nya dan di bekangnya lagi ada 2 orang prajurit.

Kerajaan lucidum geram nya dalam hati. Tapi ia tidak mungkin menyerang mereka karena mereka sedang menolong nya yang sedang kesulitan.

Seorang laki laki sedang beradu pedang dengan prajurit yang juga ia benci.

Lucas bingung yang mana yang harus ia kalahkan. “Awas sebelahmu!” teriak lucas.

Laki laki itu menoleh kekanan dan menendang orang yang didepan nya lalu menahan anakpanah dengan pedang nya dan bersalto ke belakang.

Entah mengapa lucas menolong nya, mereka pasti dari kerajaan lucidum musuh dari kerajaan nya. seharusnya ia tidak melakukan nya. ia harus berpikir untuk bisa mengalahkan musuh nya dulu, 3 orang bandit dari kalangan prajurit adalah musuh utamanya. Ia sangat membenci 3 bandit itu, karena selalu memeras lucas. Baiklah lucas memutuskan.
***

Tunggu kelanjutan ceritanya ya! silakan beri kritik dan saran supaya saya lebih baik dalam menulis. Thanks ^_^

Bertemu musuh part 3
Lucas bangun di pagi buta dan hari masih gelap. Karena hawa dingin yang sangat menusuk lucas bangun dengan menggigil. Api yang di buat nya semalam sudah padam, hanya tersisa arang sisa pembakaran kayu semalam.

Haruskah aku melawan naga itu? Ucap lucas membatin. Ia tergoda untuk tidak melakukan nya dan lari ke suatu tempat yang ia tak ada seorang pun dari kerajaannya tahu tempat itu. Tapi lucas pun tidak tau kemana tujuan nya jika ia kabur, dengan berat hati ia memutuskan untuk menghadapi bayi naga itu sendiri.

Setelah ia menyegarkan dirinya ia berangkat menelusuri hutan untuk pergi ke tempat bayi naga itu. Seperti biasa di jalan ia selalu di hadang oleh monster gunung. Sejauh ini ia selalu melawan monster yang cukup mudah jadi ia tidak terlalu takut dengan monster yang menghadang nya.

Tapi kali ini yang ia lawan adalah singa berkepala elang –griffin.

“Yang benar saja lawan ku adalah griffin” gerutu lucas pelan. Kemudian ia menghunus kedua pedang nya. ia tersenyum penuh tantangan. “Baiklah, kita mulai permainan ini”

Si griffin berlari dengan cepat dan menerjang lucas.

Untung nya lucas dapat menghindari terjangan dari singa kepala burung itu. “Kau boleh juga burung” ejek lucas.

Si griffin terlihat marah mendengar ejekan dari lucas kemudian ia berlari lagi dan berusaha mencakar lucas.

Tapi sayang, lucas cukup handal dalam membalikan serangan. Ia menunduk dan menusuk perut griffin dan perut nya tersobek.

“Ku pikir akan sulit melawan nya” ucap lucas. Kemudian ia mendekati griffin yang sekarat itu dan memenggal kepalanya. “Kepala ini sangat mahal harga nya” ucap lucas sambil tertawa pelan. Kemudian ia melanjutkan perjalanan nya menuju sarang naga yang ada bayi naga nya.

Jarak dari tempat nya melawan griffin ke sarang naga tidak terlalu jauh, ia harus sampai ke sarang naga itu sebelum menjelang malam. Karena jika hari sudah mulai malam naga dewasa nya akan datang dan ia tidak akan mungkin bisa membunuh bayi naga itu, bahkan sebelum ia sempat menggapai bayi nya ia sudah mati oleh naga dewasa.

Tidak lama kemudian lucas sampai di sarang naga. Di sana ia melihat seekor bayi naga, tapi itu sama sekali tidak terlihat seperti bayi. Ukuran nya yang lebih besar dari nya dan wajah nya yang sama sekali tidak terlihat lucu membuat naga ini tidak cocok untuk sebutan ‘bayi’.

Ini pertama kalinya ia melihat bayi naga, sebenarnya ia sama sekali belum pernah melihat naga. Tapi ia sering membaca buku tentang naga sejak ayahnya masih hidup dan semenjak ayah nya meninggal ia selalu di ganggu oleh orang orang itu.

Ini tidak terlalu besar, kau pasti bisa lucas ucap nya untuk menyemangati dirinya sendiri karena ini pertamakali nya ia melawan naga, meski masih anak naga.

Lucas memberanikan dirinya untuk melangkah lebih dekat ke tempat dimana bayi naga itu berada. Perlahan lucas mulai berlari dan mengayunkan pedangnya. Sebisa mungkin ia berlari dengan suara yang pelan agar bayi naga itu tidak bangun. tapi kelihatan nya usaha untuk memelankan suara langkah kaki saat sedang berlari bukanlah ide yang bagus.

Bayi naga itu tebangun dan meneluarkan sedikit asap dari mulutnya. Mungkin itu caranya untuk menguap dan melihat lucas dengan tatapan pembunuh.

Lucas menghentikan langkah nya untuk melihat posisi dimana berlian kegelapan itu berada. Naga biasanya tidak di anugrahi sebuah batu sihir ditubuhnya kecuali beberapa. Jadi mungkin naga ini termasuk yang tidak di anugrahi, jadi kemungkinan batu itu berada di sekitar nya.

Naga itu bangun dari ‘sarang’-nya.

Saat itu lucas menyadari kalau berlian itu tidak ada di tempat naga itu tiduri.

Lalu dimana berlian hitam itu? Tanya lucas di dalam hati.

Naga itu terlihat sudah tidak sabar ingin menghanguskan lucas dan naga itu langsung menyemburkan api panasnya ke arah lucas.

Lucas tidak akan membuarkan naga itu dengan mudah menghanguskan dirinya. Dengan cepat lucas melompat dan berguling ke arah kanan kemudian berlari untuk membalas serangan naga itu. Untuk tipe orang yang tidak di didik di akademi ia sangat hebat dalam hal menghindari serangan serangan dari naga itu. Bahkan kemampuan nya harusnya sudah cukup untuk menembus akademi tanpa tes.

Naga itu terlihat muak karena semua serangan yang ia berikan sama sekali tidak membuahkan hasil. Tak satupun dari serangan naga itu mengenai lucas dan juga lucas tidak mendapat kesempatan untuk menyerang naga itu.

Lucas terus mengayunkan serangan nya dan selalu di hindari oleh naga itu. Sepertinya naga muda tidak selemah yang ia duga, tidak di sangka naga muda memiliki kecepatan yang lumayan tapi serangan yang cukup lemah.

Sejauh ini mereka masih seri, tapi kelihatan nya si naga muda masih unggul di bidang stamina. Naga muda tidak terlihat lelah.

lucas mulai merasa lelah karena ia mengeluarkan tenaga yang cukup banyak untuk menyerang naga itu. Dan ia harus memikirkan rencana agar ia bisa menang melawan naga itu. Karena target berlian kegelapan itu tidak ada di tempat.
***

Tunggu kelanjutan ceritanya ya! silakan beri kritik dan saran supaya saya lebih baik dalam menulis. Thanks ^_^

<<Selanjutnya | Sebelumnya>>
Bertemu musuh part 2

Lucas bangun dengan tubuh yang sangat bugar, karena ia tidur dengan sangat nyaman semalam. Tidur dengan tenda yang diberikan oleh si penjaga toko sangat bermanfaat untuk nya dan ia berharap semua barang itu dapat bertahan lama dan tidak di ganggu oleh orang orang jahat kemarin.

Lucas memakan makanan sisa semalam yang sengaja tidak ia habiskan untuk sarapannya. Selesai makan ia menyiapkan keperluan untuk pergi ke hutan termasuk makanan yang masih ada untuk perbekalan selama di hutan. Si penjaga toko semalam memberinya cukup banyak makanan sehingga ia tidak perlu khawatir soal makanan untuk hari ini dan besok. Mungkin.

Lucas pergi keluar sambil membawa pedang nya yang selalu tersembuyi di celananya yang besar. Ia membawa pedang nya untuk pergi ke hutan untuk mendapatkan uang supaya ia bisa bertahan hidup.
Tiba tiba pundak lucas di tepuk oleh seseorang.

Lucas berbalik dan ternyata adalah lulu, orang yang kemarin ia bentak.

“Aku mau minta maaf soal kemarin, aku tidak bermaksud...”

“Sudah lupakan saja, lagi pula itu sidah berlalu” potong lucas sambil tersenyum kepada lulu. “Oh iya, apa kemarin kau menangis seperti anak kecil lagi?”

“Kau yang membuatku menangis” ucap lulu jengkel.

Lucas tertawa, sudah lama sejak terakhir kalinya ia tertawa. “iya, maafkan aku” ucap lucas.

Lulu tersenyum melihat lucas yang mendadak berubah 180 derajat. “kau mau pergi ke hutan?” tanya lulu sedikit berbasa basi.

“Ya” tiba tiba ia teringat dengan ancaman orang bejat itu.

“Kenapa kau tiba tiba seperti sangat marah?” tanya lulu.

“Aku harus pergi” ucap lucas.

“Tapi...” belum sempat ia menyelesaikan kalimatnya lucas sudah pergi meninggalkan nya. “ya setidak nya ia tertawa hari ini” ucap lulu pasrah.
***

Lucas berlari ke arah hutan dengan sekuat tenaga. Saat lucas berlari dengan cepat ia tersandung sesuatu dan ia terjatuh dengan sedikit terseret kedepan. Lukas bangkit dengan tatapan marah, kemudian berubah menjadi takut ketika melihat 3 orang bejat sudah ada di depan nya.

“Apa kau ingin lari dari kami hah? Bocah kecil” tanya seorang yang mungkin merupakan peminpin dari 3 orang bejat itu.

Lucas diam sambil mengertakan gigi giginya. Ia sudah sangat geram dengan mereka, bertingkah seenak nya seolah ia adalah yang paling berkuasa.

“Kenapa kau diam saja? jangan jangan kau ingin membunuh kami” ucap orang di sebelah nya dan kemudian 3 orang itu tertawa bersamaan seolah ada yang lucu dari kata kata itu.

“Yang benar saja, anak kecil seperti dia tidak mungkin bisa membunuh kita” ucap yang satunya lagi dan mereka tertawa lagi.

Lucas semakin geram dengan kelakuan mereka.

“Baiklah lebih baik kau pergi dan bunuh bayi naga yang kami minta” perintah orang yang ditengah.
Lucas mengangguk dan kemudian ia pergi kedalam hutan yang dalam dengan perasaan kesal nya. ia ingin sekali membunuh 3 orang itu jika ada kesempatan. Ia selalu berharap agar kesempatan itu segera datang dan ia bisa hidup bebas tanpa ada gangguan dari 3 orang itu.

Lucas terus mendaki gunung melewati sungai dan semua tempat yang akan membawa dia ke bayi naga dan ia tidak akan memberikan permata kegelapan itu kepada 3 orang itu. Sesekali ia beristirahat dan membunuh beberapa monster untuk membeli bahan makanan karena tempat penukaran selalu bersama dengan toko atau penginapan agar ia dapat membeli bahan makanan.

Ia pergi ketempat penukaran untuk menukarkan berlian berwarna ungu yang di sebut dengan magic crystal. Ia mendapatkan cukup banyak hari ini ia mendapatkan 560 rho yang cukup untuk membeli roti dan selai seperti yang biasa ia makan sehari hari.

Ia menghabiskan 100 rho untuk membeli bahan makanan, 150 untuk membeli pil penambah stamina yang biasa di gunakan ketika keadaan terdesak. Ia hanya membeli 3 pil karena harganya yang cukup mahal. Kemudian 30 rho untuk beli garam, total nya ia menghabiskan 280 rho untuk membeli perlengkapan nya.

Tadinya ia ingin membeli sleeping bag tapi karena harganya yang cukup mahal ia memutuskan untuk tidak membelinya.

1 hari ia mendaki gunung, lebih tepat nya 11 jam dan hari sudah mulai malam. Ia harus beristirahat dan mencari tempat yang bisa di gunakan untuk nya beristirahat.

Setelah beberapa saat ia mencari tempat yang cukup terbuka ia memutuskan untuk beristirahat disana. Ia mencari kayu yang bisa di buat api unggun, agar binatang buas tidak datang mendekatinya. Ia juga menaburkan garam di sekitar area nya beristirahat agar tidak ada ular yang mengganggunya tidur.

Ia hanya tidur dengan beralaskan dedaunan dari pohon pohon di sekitar nya. ia merasa cukup nyaman dengan tempatnya tidur, meski cukup lembab karena hujan kemarin yang belum kering. Meski hari ini hari sangat cerah, tidak turun hujan sama sekali.

“Aku harap aku bisa membunuh para bajingan itu” ucap nya sebelum tidur. Tidak lama kemudian lucas tertidur di tengah hutan yang hanya di temani oleh api unggun untuk menghanyatkan nya.
***

Tunggu kelanjutan ceritanya ya! silakan beri kritik dan saran supaya saya lebih baik dalam menulis. Thanks ^_^

Next PostNewer Posts Previous PostOlder Posts Home