Hari itu julian latihan seperti biasanya dan pulang malam hari. Hari ini ia pulang agak cepat karena besok ada pelatihan khusus untuk nya. Untuk pertama kalinya ia mendaptkan pelatihan yang berbeda dan yang jelas pasti akan lebih keras dan sulit. Mungkin karena alasan itu ia di pulangkan lebih cepat agar dapat beristirahat.
Saat ia pulang ia mencium aroma yang sangat harum dari rumah nya, tentu saja ibu nya sedang memasak dirumah.
“Aku pulang” ucap julian saat ia masuk kerumah nya.
“Oh, ternyata kau julian. Tumben sekali kau pulang lebih cepat mungkin kau akan mendapat pelatihan khusus juga seperti adikmu” ucap ibu julian.
“Fiora mendapat pelatihan khusus? Latihan seperti apa?” tanya julian.
“Ia diberi tahu kalau besok ia akan latihan memanah langsung ke target yang bergerak, dengan kata lain besok fiora akan belajar memburu” jawab ibunya.
“Benarkah?” ucap julian tidak yakin.
“Memang nya kamu tidak diberi tahu soal latihan khususmu? Kata adikmu, hampir setiap akademi akan menjalani latihan ini” ucap ibunya.
Yang benar saja!? Aku saja belum tahu bagaimana cara memegang pedang dengan benar.
“Guruku tidak memberitahuku apa apa” kata julian.
“Mungkin saja kau akan melakukan latihan khususmu minggu depan atau minggu depan lagi” balas ibu nya.
“Ya, mungkin saja” ucap julian pelan.
“Yasudah, kau duduk sana dimeja makan. Kita makan bersama” ujar ibunya.
Julian segera pergi menuju meja makan yang disana sudah ada adik nya dengan ekspresi cerianya. lalu Julian duduk didepan adiknya.
“Kak, apa kakak tahu kalau aku besok akan mulai belajar memburu?” tanya fiora dengan sangat senang.
“Ya, kakak tahu. Kakak baru saja diberi tahukan oleh ibu” jawab julian.
“Ibu selalu saja memberitahu kak julian dulu sebelum aku sempat memberitahu mu” gerutu fiora sedikit jengkel.
Julian tertawa melihat ekspresi kekanakan dari adik nya. “Kau memang sama sekali belum berubah, padahal kau adalah calon pemanah hebat” ucap kakak nya untuk menghibur adiknya.
“Aku saja belum pernah berburu monster, dengan gerakan dan kecepatan yang aku tidak tahu. Betapa kerasnya kulit monster monster itu, seberapa tajam gigi gigi monster itu, dan seberapa akurat dan kuat panahan ku untuk menembusa kulit monster itu” sanggah fiora.
“Tentu saja, itulah tujuan belajar berburu. Agar kau bisa berburu dan melawan monster monster itu” balas kakak nya.
Kemudian ibu mereka datang sambil membawa makanan. “Julian bantu ibu untuk membawa makanan yang lain kemeja makan” ucap ibunya.
“Baik bu” ucap julian.
Dan kemudian mereka makan bersama dimeja makan, dengan kesederhanaan yang luar biasa tapi tidak mengurangi keakraban mereka sebagai keluarga kecil.
***
Keesokan harinya julian berangkat ke akademinya, sesampainya disana ia melihat gurunya sedang memasang baju zirah nya. Baju zirah yang menunjukan kalau dia adalah seorang panglima perang yang sangat kuat. Baju besi full armor yang pastinya sangatlah berat.
“Oh, kau sudah sampai rupanya kau bisa mengambil pedang yang disana dan jangan lupa paki juga pakaian zirahmu” ucap octavian.
Disana ada sebilah pedang besar yang biasa saja tidak begitu bagus dan tidak begitu jelek dan juga armor yang sangat sederhana, hanya ada pelindung dada dan bahu. Jauh berbeda dengan gurunya yang menggunakan pakaian perang yang lengkap.
“Kita sekarang akan belajar bagaimana cara memegang pedang yang sangat besar ini dengan benar, mungkin ini akan sangat sulit bagimu karena ini merupakan latihan pertamamu menggunakan pedang” ucap octavian.
Julian mencoba mengangkat pedang itu. Ini berat sekali. Kemudian julian menjatuhkan pedang nya.
“Kukira kau sudah bisa mengangkat pedang itu, itu hanya seberat 20kg” ucap octavian. “dan karena itu cukup panjang mungkin itu yang menbuat pedang itu terasa sangat berat”
Ya mungkin saja begitu. Gerutunya didalam hati.
Julian mencoba mengangkatnya lagi dan berusaha sebisa mungkin untuk menahan adar pedang itu tetap berada digenggamannya.
“Ekspresimu berlebihan” ujar oktavian. “coba pegang pedangku”
Julian menerima pedang nya. tidak begitu berat, bagaimana bisa? Ia bertanya tanya dalam hati.
“Kau pasti bingung kenapa pedangku tidak seberat pedang mu” tebak octavian. “tentu saja sangat berbeda karena bahan dari pedang ini merupakan pemberian almarhum temanku saat ia sedang dalam sebuah misi yang sangat berbahaya, dan dia pulang memberiku sebuah bongkahan besi yang sangat besar dan juga sangat ringan. Kau pasti bertanya tanya bagaimana bisa bongkahan besar besi bisa begitu ringan, itu karena besi itu didapat dari dalam empedu naga api yang sangat besar”
“Bagaimana sebongkah besi sampai di empedu seekor naga?” tanya julian bingung.
octavian mengangkat bahu nya. “Entahlah, mungkin naga itu memproduksi besi di empedunya” jawab octavian ringan. "Baiklah, kita mulai latihan kita"
Kemudian mereka memulai latihan mereka.
***
Tunggu kelanjutan ceritanya ya! silakan beri kritik dan saran supaya saya lebih baik dalam menulis. Thanks ^_^