Rifqi Fadhlullah's

Portfolio
Bertemu musuh part 5
Julian, fiora dan teman nya, dan juga gurunya melanjutkan perjalanan di hari terakhir mereka melakukan latihan dan setelah ini mereka akan turun dan segera pulang secepat yang mereka bisa. Mereka menelusuri hutan dan membunuh banyak sekali monster dan mungkin mereka akan pesta makan makan setelah turun dari gunung.

“Kak aku tadi membunuh singa berkepala elang bersama teman teman ku, hewan itu sangat sulit untuk di bunuh. Selain lincah hewan itu juga cepat dan punya cakar yang mematikan” ucap fiora kepada kakak nya.

“Benarkah kau melawan makhluk itu? Itu hewan yang sangat sulit untuk di bunuh, setidak nya menurutku” ucap julian. “Apa kau terluka ketika melawan monster itu?”

“Ya, luka karena sedikit terseret karena salah dalam mendarat. Hanya itu” ucap fiora.

“Hanya itu? Baiklah” ucap julian. “Guru apa kita perlu beristirahat sebentar? Kelihatan nya kita cukup kelelakan” ucap julian pada gurunya.

“Kelihatan nya itu merupakan ide yang bagus. Akupun sudah mulai lelah lebih baik kita instirahat sejenak” ucap octavian.

Kemudian mereka mencari tempat teduh di dekat situ. Sekedar hanya untuk duduk dan makan cemilan yang sudah mereka beli kemarin. Kemarin mereka mendapatkan uang yang sangat banyak, mereka mendapatkan 10.000 rho! Jumlah yang sangat banyak. Mereka tinggal lagi di penginapan yang cukup mewah dengan makan malam dan sarapan. Cukup untuk menguras uang mereka sebanyak 7980 rho beserta obat obatan dan semua keperluan yang mereka butuhkan.

Mereka memakan beberapa makanan yang sudah mereka beli sebelum nya. belum selesai mereka makan, mereka mendengar suara yang cukup aneh. Mereka mendengar suara orang yang tertawa puas sambil meledek.

“Suara apa itu?” tanya julian.

“Entahlah, lebih baik kita cari tahu suara apa itu” ucap octavian.

“Aku setuju” lanjut hanna.

Kemudian mereka bangun dan mencari tahu asal suara itu. Tidak lama kemudian mereka melihat ada 3 prajurit dari kerajaan fortem yang sedang melawan naga. Tidak jauh dari naga itu, terdapat anak seumuran julian sedang berdiri hanya melihat 3 prajurit itu bersenang senang.

Masing masing dari mereka membawa senjata, sebelah kanan membawa crossbow, sebelah kiri membawa tombak, dan bagian tengan membawa pedang.

“Hahaha... terimakasih nak! Kau telah membantu kami untuk mendapatkan berlian hitam yang kami cari sekarang enyahlah kau!” ucap orang yang memegang crossbow sambil mengarahkan senjatanya ke arah anak itu. Orang itu menekan pelatuknya dan panahpun meluncur dengan cepat.

Tapi guru mereka lebih cepat, hanna menembakan panahnya dan menabrak panah musuh.

“Beraninya kau mengambil buruan orang lain! Tak akan ku maafkan kau!” teriak julian. Dengan cepat julian melompat dan mengajunkan pedang nya dan menggunakan beberapa teknik yang ia ingat. semua serangan nya di tahan oleh orang yang memegang pedang.

“Kau cukup lincah untuk seorang pemula” puji orang itu pelan.

Julian jengkel dengan kesombongan orang itu.

“Awas sebelahmu!” teriak seseorang.

Julian menoleh kekanan lalu menendang orang yang di depan nya dan langsung bersalto kebelakang untuk menghindari serangan anak panah dari teman sang prajurit.

Belum sempat julian maju untuk melancarkan serangan nya, tiba tiba orang yang tadi dengan cepat memenggal kepala 3 prajurit itu dengan sangat cepat. Lalu mengalahkan naga itu dengan cepat pula. Julian hanya bisa menganga melihat betapa hebatnya orang ini.

Setelah selesai mengalahkan semua musuh nya orang itu segera berlari pergi.

“Hey tunggu dulu!” teriak julian.

Orang itu berhenti tanpa menolehkan wajah nya.

Julian mengambil berlian hitam yang terjatuh dari naga yang orang itu lawan. “Kau melupakan ini” teriak julian dan langsung melemparkan berlian itu dengan sangat keras.

Orang itu mengambilnya dengan santai, orang itu sempat memalingkan wajahnya sedikit sebelum akhirnya ia pergi meninggalkan julian dan yang lain tanpa ucapan terimakasih.

Dia sangat hebat, tapi kenapa ia pergi kesana? Itukan arah menuju kerajaan fortem, kenapa ia pergi kesana? Apa jangan jangan ia bagian dari kerajaan itu? Tapi tidak mungkin ia mengkhianati kerajaan nya. sangat membingungkan. Julian memiliki banyak pertanyaan, ia sangat bingung dengan orang yang hebat dan juga aneh.

“Dia orang yang tidak tahu terimakasih ya” ucap hanna yang tiba tiba sudah ada di belakang julian.
Julian tersentak. “Ah, guru. Kau mengagetkan ku saja” ucap julian. “dia anak yang aneh dan juga hebat. Aku ingin bertemu lagi dengan nya sebagai tim”

“Kelihatan nya kau akan bertemu dengan nya sebagai musuh, karena kau lihatkan ke arah mana orang itu pergi?” ucap hanna.

“Ya, aku tahu. Tapi kalau ia dari kerajaan fortem ia tidak mungkin membunuh prajurit kerajaan itu” ucap julian.

“Ya, kau benar juga. Tapi lihat saja nanti siapa tahu dia akan bergabung dengan kita” ucap hanna.

“Ya semoga saja” ujar julian.

“Hey, kalian tidak mau melanjutkan makan? Kita belum selesai makan tadi” teriak octavian.

“Ya kami akan kesana segera” jawab hanna. “Ayo, kita lanjutkan makan kita” ajak hanna.

Julian mengangguk. Kemudian mereka pergi ketempat mereka makan dan mereka melanjutkan makan.
***

Tunggu kelanjutan ceritanya ya! silakan beri kritik dan saran supaya saya lebih baik dalam menulis. Thanks ^_^

Bertemu musuh part 4
Lucas berpikir untuk menebas kepala naga ini, tapi ia pikir itu tidak mudah karena banyak yang bilang kalau sisik naga itu sekuat baju besi. Lucas selalu tidak percaya sebelum ia membuktikan nya sendiri dan ia akan membuktikan nya sekarang.

Lucas mengambil langkah langkah untuk mendekat kepada naga itu supaya bisa menebas naga itu dengan jarak dekat.

Naga itupun juga mengambil langkah berputar seperti mereka ingin bergulat.

Mereka hanya berputar beberapa saat sampai akhirnya lucas memulai serangan dengan memberikan tebasan pertamanya. Serangan nya hampir saja mengenai leher naga muda itu, kalau saja naga itu tidak handal dalam hal menghindar pasti sudah kena.

“Kau lincah juga ya” puji lucas kepada naga itu.

Naga itu terihat tidak senang ketika di puji oleh musuh nya. naga itu mengepakkan sayapnya dan mengeluarkan api kecil untuk ukuran naga yang cukup panas ke langit langit gua.

Lucas mulai merasa kegerahan. Sial, naga ini berusaha membuat konsentrasiku berkurang gerutu lucas dalam hati. “Konsentrasiku tidak mudah terganggu kau tahu” ejek lucas.

Naga itu tidak terlihat tersinggung lagi dengan ejekan lucas naga itu justru mengeluarkan sedikit asap dari hidung nya. entah apa itu maksud nya, mungkin itu tertawa.

Lucas memulai serangan selanjutnya dengan agak gegabah, menyerang naga itu dengan sangat cepat. Tapi naga itu selalu bisa menghindari setiap serangan lucas. Dan lucas selalu terkena serangan balik dari naga itu.

Sang naga muda menghembuskan api panas yang sangat besar untuk ukuran nya. membuat hampir seluruh gua terbakar oleh nya.

Lucas bersembunyi di balik batu besar untuk menghindari semburan api naga itu. Kalau tidak mungkin ia sudah menjadi hidangan makan malam untuk naga itu. –manusia panggang, itu bukan ide yang bagus untuk mati. Itu mati konyol!.

Lucas memilih untuk bertarung di luar karena gua itu sudah sangat panas dan ia sudah tidak sanggup untuk berlama lama berada di dalam nya. lucas berlari keluar untuk menyelamatkan dirinya dari api dan tempat yang sempit.

Ketika di luar ia merasa jauh lebih baik, udara panas dari gua sudah tidak terasa lagi di luar. Tapi kelihatan nya naga itu tidak akan membiarkan lucas pergi begitu saja, naga itu juga keluar dari gua untuk membakar lucas di luar gua.

“Baiklah, kelihatan nya tampat ini jauh lebih baik untuk melawanmu dari pada di dalam” ucap lucas pada naga itu.

Tiba tiba jaring menjerat naga itu.

Ternyata 3 prajurit yang sering memeras lucas sudah menunggu di luar sejak tadi.

“Hahaha... terimakasih nak! Kau telah membantu kami untuk mendapatkan berlian hitam yang kami cari sekarang enyahlah kau!” ucap ketuanya.

Kemudian teman nya menembakan panah ke arah lucas.

Lucas menutup matanya. Ya, inilah akhirnya. Aku sama sekali tidak bisa membunuh mereka. Ucapnya dalam hati dengan pasrah. Ia sudah pasrah jika nanti ia harus mati disini.

Sesaat kemudian tidak ada yang terjadi, ia tidak mati. Apa panahnya meleset? Tanya lucas dalam hati. Lucas membuka matanya dan melihat ada orang lain, dari tempat lain.

“Beraninya kau mengambil buruan orang lain! Tak akan ku maafkan kau!” ucap laki laki dengan pedang besar nya. ia berlari dan mengayunkan pedang nya dengan sangat indah, ia sangat handal dalam penggunaan pedang nya. Meski serangan nya di tahan dan di hindari, setidak nya ia membuat musuh itu tidak bisa menyerang.

Di belakang nya ada 3 pemanah yang sudah siap dengan busur nya dan di bekangnya lagi ada 2 orang prajurit.

Kerajaan lucidum geram nya dalam hati. Tapi ia tidak mungkin menyerang mereka karena mereka sedang menolong nya yang sedang kesulitan.

Seorang laki laki sedang beradu pedang dengan prajurit yang juga ia benci.

Lucas bingung yang mana yang harus ia kalahkan. “Awas sebelahmu!” teriak lucas.

Laki laki itu menoleh kekanan dan menendang orang yang didepan nya lalu menahan anakpanah dengan pedang nya dan bersalto ke belakang.

Entah mengapa lucas menolong nya, mereka pasti dari kerajaan lucidum musuh dari kerajaan nya. seharusnya ia tidak melakukan nya. ia harus berpikir untuk bisa mengalahkan musuh nya dulu, 3 orang bandit dari kalangan prajurit adalah musuh utamanya. Ia sangat membenci 3 bandit itu, karena selalu memeras lucas. Baiklah lucas memutuskan.
***

Tunggu kelanjutan ceritanya ya! silakan beri kritik dan saran supaya saya lebih baik dalam menulis. Thanks ^_^

Bertemu musuh part 3
Lucas bangun di pagi buta dan hari masih gelap. Karena hawa dingin yang sangat menusuk lucas bangun dengan menggigil. Api yang di buat nya semalam sudah padam, hanya tersisa arang sisa pembakaran kayu semalam.

Haruskah aku melawan naga itu? Ucap lucas membatin. Ia tergoda untuk tidak melakukan nya dan lari ke suatu tempat yang ia tak ada seorang pun dari kerajaannya tahu tempat itu. Tapi lucas pun tidak tau kemana tujuan nya jika ia kabur, dengan berat hati ia memutuskan untuk menghadapi bayi naga itu sendiri.

Setelah ia menyegarkan dirinya ia berangkat menelusuri hutan untuk pergi ke tempat bayi naga itu. Seperti biasa di jalan ia selalu di hadang oleh monster gunung. Sejauh ini ia selalu melawan monster yang cukup mudah jadi ia tidak terlalu takut dengan monster yang menghadang nya.

Tapi kali ini yang ia lawan adalah singa berkepala elang –griffin.

“Yang benar saja lawan ku adalah griffin” gerutu lucas pelan. Kemudian ia menghunus kedua pedang nya. ia tersenyum penuh tantangan. “Baiklah, kita mulai permainan ini”

Si griffin berlari dengan cepat dan menerjang lucas.

Untung nya lucas dapat menghindari terjangan dari singa kepala burung itu. “Kau boleh juga burung” ejek lucas.

Si griffin terlihat marah mendengar ejekan dari lucas kemudian ia berlari lagi dan berusaha mencakar lucas.

Tapi sayang, lucas cukup handal dalam membalikan serangan. Ia menunduk dan menusuk perut griffin dan perut nya tersobek.

“Ku pikir akan sulit melawan nya” ucap lucas. Kemudian ia mendekati griffin yang sekarat itu dan memenggal kepalanya. “Kepala ini sangat mahal harga nya” ucap lucas sambil tertawa pelan. Kemudian ia melanjutkan perjalanan nya menuju sarang naga yang ada bayi naga nya.

Jarak dari tempat nya melawan griffin ke sarang naga tidak terlalu jauh, ia harus sampai ke sarang naga itu sebelum menjelang malam. Karena jika hari sudah mulai malam naga dewasa nya akan datang dan ia tidak akan mungkin bisa membunuh bayi naga itu, bahkan sebelum ia sempat menggapai bayi nya ia sudah mati oleh naga dewasa.

Tidak lama kemudian lucas sampai di sarang naga. Di sana ia melihat seekor bayi naga, tapi itu sama sekali tidak terlihat seperti bayi. Ukuran nya yang lebih besar dari nya dan wajah nya yang sama sekali tidak terlihat lucu membuat naga ini tidak cocok untuk sebutan ‘bayi’.

Ini pertama kalinya ia melihat bayi naga, sebenarnya ia sama sekali belum pernah melihat naga. Tapi ia sering membaca buku tentang naga sejak ayahnya masih hidup dan semenjak ayah nya meninggal ia selalu di ganggu oleh orang orang itu.

Ini tidak terlalu besar, kau pasti bisa lucas ucap nya untuk menyemangati dirinya sendiri karena ini pertamakali nya ia melawan naga, meski masih anak naga.

Lucas memberanikan dirinya untuk melangkah lebih dekat ke tempat dimana bayi naga itu berada. Perlahan lucas mulai berlari dan mengayunkan pedangnya. Sebisa mungkin ia berlari dengan suara yang pelan agar bayi naga itu tidak bangun. tapi kelihatan nya usaha untuk memelankan suara langkah kaki saat sedang berlari bukanlah ide yang bagus.

Bayi naga itu tebangun dan meneluarkan sedikit asap dari mulutnya. Mungkin itu caranya untuk menguap dan melihat lucas dengan tatapan pembunuh.

Lucas menghentikan langkah nya untuk melihat posisi dimana berlian kegelapan itu berada. Naga biasanya tidak di anugrahi sebuah batu sihir ditubuhnya kecuali beberapa. Jadi mungkin naga ini termasuk yang tidak di anugrahi, jadi kemungkinan batu itu berada di sekitar nya.

Naga itu bangun dari ‘sarang’-nya.

Saat itu lucas menyadari kalau berlian itu tidak ada di tempat naga itu tiduri.

Lalu dimana berlian hitam itu? Tanya lucas di dalam hati.

Naga itu terlihat sudah tidak sabar ingin menghanguskan lucas dan naga itu langsung menyemburkan api panasnya ke arah lucas.

Lucas tidak akan membuarkan naga itu dengan mudah menghanguskan dirinya. Dengan cepat lucas melompat dan berguling ke arah kanan kemudian berlari untuk membalas serangan naga itu. Untuk tipe orang yang tidak di didik di akademi ia sangat hebat dalam hal menghindari serangan serangan dari naga itu. Bahkan kemampuan nya harusnya sudah cukup untuk menembus akademi tanpa tes.

Naga itu terlihat muak karena semua serangan yang ia berikan sama sekali tidak membuahkan hasil. Tak satupun dari serangan naga itu mengenai lucas dan juga lucas tidak mendapat kesempatan untuk menyerang naga itu.

Lucas terus mengayunkan serangan nya dan selalu di hindari oleh naga itu. Sepertinya naga muda tidak selemah yang ia duga, tidak di sangka naga muda memiliki kecepatan yang lumayan tapi serangan yang cukup lemah.

Sejauh ini mereka masih seri, tapi kelihatan nya si naga muda masih unggul di bidang stamina. Naga muda tidak terlihat lelah.

lucas mulai merasa lelah karena ia mengeluarkan tenaga yang cukup banyak untuk menyerang naga itu. Dan ia harus memikirkan rencana agar ia bisa menang melawan naga itu. Karena target berlian kegelapan itu tidak ada di tempat.
***

Tunggu kelanjutan ceritanya ya! silakan beri kritik dan saran supaya saya lebih baik dalam menulis. Thanks ^_^

<<Selanjutnya | Sebelumnya>>
Bertemu musuh part 2

Lucas bangun dengan tubuh yang sangat bugar, karena ia tidur dengan sangat nyaman semalam. Tidur dengan tenda yang diberikan oleh si penjaga toko sangat bermanfaat untuk nya dan ia berharap semua barang itu dapat bertahan lama dan tidak di ganggu oleh orang orang jahat kemarin.

Lucas memakan makanan sisa semalam yang sengaja tidak ia habiskan untuk sarapannya. Selesai makan ia menyiapkan keperluan untuk pergi ke hutan termasuk makanan yang masih ada untuk perbekalan selama di hutan. Si penjaga toko semalam memberinya cukup banyak makanan sehingga ia tidak perlu khawatir soal makanan untuk hari ini dan besok. Mungkin.

Lucas pergi keluar sambil membawa pedang nya yang selalu tersembuyi di celananya yang besar. Ia membawa pedang nya untuk pergi ke hutan untuk mendapatkan uang supaya ia bisa bertahan hidup.
Tiba tiba pundak lucas di tepuk oleh seseorang.

Lucas berbalik dan ternyata adalah lulu, orang yang kemarin ia bentak.

“Aku mau minta maaf soal kemarin, aku tidak bermaksud...”

“Sudah lupakan saja, lagi pula itu sidah berlalu” potong lucas sambil tersenyum kepada lulu. “Oh iya, apa kemarin kau menangis seperti anak kecil lagi?”

“Kau yang membuatku menangis” ucap lulu jengkel.

Lucas tertawa, sudah lama sejak terakhir kalinya ia tertawa. “iya, maafkan aku” ucap lucas.

Lulu tersenyum melihat lucas yang mendadak berubah 180 derajat. “kau mau pergi ke hutan?” tanya lulu sedikit berbasa basi.

“Ya” tiba tiba ia teringat dengan ancaman orang bejat itu.

“Kenapa kau tiba tiba seperti sangat marah?” tanya lulu.

“Aku harus pergi” ucap lucas.

“Tapi...” belum sempat ia menyelesaikan kalimatnya lucas sudah pergi meninggalkan nya. “ya setidak nya ia tertawa hari ini” ucap lulu pasrah.
***

Lucas berlari ke arah hutan dengan sekuat tenaga. Saat lucas berlari dengan cepat ia tersandung sesuatu dan ia terjatuh dengan sedikit terseret kedepan. Lukas bangkit dengan tatapan marah, kemudian berubah menjadi takut ketika melihat 3 orang bejat sudah ada di depan nya.

“Apa kau ingin lari dari kami hah? Bocah kecil” tanya seorang yang mungkin merupakan peminpin dari 3 orang bejat itu.

Lucas diam sambil mengertakan gigi giginya. Ia sudah sangat geram dengan mereka, bertingkah seenak nya seolah ia adalah yang paling berkuasa.

“Kenapa kau diam saja? jangan jangan kau ingin membunuh kami” ucap orang di sebelah nya dan kemudian 3 orang itu tertawa bersamaan seolah ada yang lucu dari kata kata itu.

“Yang benar saja, anak kecil seperti dia tidak mungkin bisa membunuh kita” ucap yang satunya lagi dan mereka tertawa lagi.

Lucas semakin geram dengan kelakuan mereka.

“Baiklah lebih baik kau pergi dan bunuh bayi naga yang kami minta” perintah orang yang ditengah.
Lucas mengangguk dan kemudian ia pergi kedalam hutan yang dalam dengan perasaan kesal nya. ia ingin sekali membunuh 3 orang itu jika ada kesempatan. Ia selalu berharap agar kesempatan itu segera datang dan ia bisa hidup bebas tanpa ada gangguan dari 3 orang itu.

Lucas terus mendaki gunung melewati sungai dan semua tempat yang akan membawa dia ke bayi naga dan ia tidak akan memberikan permata kegelapan itu kepada 3 orang itu. Sesekali ia beristirahat dan membunuh beberapa monster untuk membeli bahan makanan karena tempat penukaran selalu bersama dengan toko atau penginapan agar ia dapat membeli bahan makanan.

Ia pergi ketempat penukaran untuk menukarkan berlian berwarna ungu yang di sebut dengan magic crystal. Ia mendapatkan cukup banyak hari ini ia mendapatkan 560 rho yang cukup untuk membeli roti dan selai seperti yang biasa ia makan sehari hari.

Ia menghabiskan 100 rho untuk membeli bahan makanan, 150 untuk membeli pil penambah stamina yang biasa di gunakan ketika keadaan terdesak. Ia hanya membeli 3 pil karena harganya yang cukup mahal. Kemudian 30 rho untuk beli garam, total nya ia menghabiskan 280 rho untuk membeli perlengkapan nya.

Tadinya ia ingin membeli sleeping bag tapi karena harganya yang cukup mahal ia memutuskan untuk tidak membelinya.

1 hari ia mendaki gunung, lebih tepat nya 11 jam dan hari sudah mulai malam. Ia harus beristirahat dan mencari tempat yang bisa di gunakan untuk nya beristirahat.

Setelah beberapa saat ia mencari tempat yang cukup terbuka ia memutuskan untuk beristirahat disana. Ia mencari kayu yang bisa di buat api unggun, agar binatang buas tidak datang mendekatinya. Ia juga menaburkan garam di sekitar area nya beristirahat agar tidak ada ular yang mengganggunya tidur.

Ia hanya tidur dengan beralaskan dedaunan dari pohon pohon di sekitar nya. ia merasa cukup nyaman dengan tempatnya tidur, meski cukup lembab karena hujan kemarin yang belum kering. Meski hari ini hari sangat cerah, tidak turun hujan sama sekali.

“Aku harap aku bisa membunuh para bajingan itu” ucap nya sebelum tidur. Tidak lama kemudian lucas tertidur di tengah hutan yang hanya di temani oleh api unggun untuk menghanyatkan nya.
***

Tunggu kelanjutan ceritanya ya! silakan beri kritik dan saran supaya saya lebih baik dalam menulis. Thanks ^_^

Bertemu musuh part 1
“Lucas kau akan melawan monster dan rebut berlian kegelapan dari seekor bayi naga” ucap seseorang dengan nada kasarnya.


Seorang anak lelaki yang malang mengangguk pelan.

“Apa kau mendengarkan ku?” tanya orang itu dengan nada marah. Kemudian orang itu menendang lelaki kecil itu dengan sangat keras sampai ia terpental cukup jauh.

“I-iy-ya.. a-akan k-ku l-laku-kan” ucap anak itu dengan susah payah.

“Bagus, setelah itu berikan permata itu kepadaku atau kau tahu akibatnya? Aku akan memenggal kepala kecil mu yang malang” ancam orang itu dengan sangat kejam. Kemudian orang itu pergi meninggalkan lucas sambil tertawa puas.

Aku akan membunuhmu! Lihat saja geram lucas dalam hati.

“Lucas!”

Terdengar suara anak perempuan yang meneriakan namanya dengan sangat keras. Anak perempuan itu terdengar kaget dan juga takut.

“Apa kau tidak apa apa? Kau pasti di ancam oleh prajurit sialan itu bukan? Sudah ku bilang lebih baik kau tidak berurusan dengan mereka lagi” ucap anak perempuan itu.

“Ini bukan urusan mu” ucap lucas.

Anak perempuan itu sudah tidak terkejut lagi melihat sifat nya yang selalu kasar, ia sudah terbiasa dengan sikap kasar nya.

“Aku tahu...”

“KAU TAHU APA!? JIKA AKU TIDAK MENURUTI PERMINTAAN SIALAN MEREKA, AKU AKAN DIBUNUH!! DIBUNUH!! APA KAU TIDAK MENGERTI!?” bentak lucas dengan sangat kasar. Lucas mulai meneteskan air mata kemudian ia berlari menjauh dari anak perempuan itu dengan susah payah.

Anak perempuan itu terisak, dan ia mulai menangis. “Kenapa? Kenapa kau begitu keras hati lucas” ucap anak perempuan itu lirih.
***

Hari sudah mulai gelap karena awan sudah berkumpul dan siap menjatuhkan muatan nya. sebentar lagi hujan. Lucas berjalan tertatih melewati gang gang, ia merasa sangat marah dan sangat ingin membunuh prajurit yang telah membuatnya sengsara. Orang tuanya tidak benar benar terbunuh dalam peperangan, tetapi mereka lah yang sudah membunuh kedua orang tuanya. Orang orang biadab itulah yang telah membunuh 2 orang terpenting dalam hidupnya, mereka sudah merebut semua kebahagian nya dan ia harus mengambilnya kembali.

Lucas sampai di rumah nya, rumah bekas yang sudah tidak terurus. Yang sudah sebagiannya hancur dan tidak bisa di gunakan untuk membuat nya nyaman di tengah hujan. Ketika hujan ia terpaksa tidur dengan dingin nya udara.

Lucas masuk ke rumah itu dan berbaring di sofa yang di tinggalkan pemiliknya. Awalnya tempat ini sangat berdebu, lucas sedikit membersihkan nya agar ia bisa tidur dan bangun pagi untuk mencari uang dengan membunuh monster monster untuk membeli makanan sehari harinya. Dan setiap harinya ia selalu bertemu dengan orang orang itu lalu merampas semua jerih payah nya.

Ayah lucas adalah seorang ahli pedang, ayah nya lah yang mengajarkan nya untuk menggunakan pedang. Ia menggunakan 2 pedang sederhana untuk bertahan hidup. Ia adalah pengguna dual sword yang cukup handal, ia bisa saja untuk masuk akademi, tapi orang orang itu selalu menahan nya dan membuatnya selalu gagal dalam ujian masuk akademi.

Lucian meraba pinggiran sofa lusuh nya dan menemukan 10 rho yang dapat di gunakan untuk membeli makanan nya sampai besok siang. Ia kembali meletakan uang nya dan mencari sesuatu di lemari nya dan menemukan 1 potong roti dan 1 botol air.

“Syukurlah masih ada” ucap lucas. Kemudian ia memakan nya dengan lahap sampai habis. Setelah selesai makan ia pergi keluar sambil membawa uang nya yang tadi untuk membeli roti dan mungkin selai agar ia tidak memakan roti tanpa rasa.

Ia membawa 2 pedang nya untuk berjaga jika orang orang itu datang dan mengganggu nya lagi. Ia jalan dengan payung dan sepatu bot lusuh menerobos hujan yang sangat deras. Sesampai nya di toko ia mulai melihat lihat harga yang pas untuk 10 rho.

selai kecil 6 rho!? Yang benar saja gerutu lucas.

“Ada yang bisa ku bantu nak” ucap penjaga toko dengan ramah.

Lucas mengangkat kepalanya. “Apa tidak ada selai yang harganya murah? Uang ku tidak cukup untuk membeli roti dan selai itu” ucap lucas.

“Selai mana yang ingin kau beli?” tanya si penjaga toko.

Lucas menunjuk ke arah selai coklat yang kelihatan nya lezat.

Si penjaga toko memerhatikan penampilan lucas. “Apa kau membawa pedang?” tanya penjaga toko.

Lucas terkejut dengan pertanyaan si penjaga. “Aku mohon izinkan aku membeli makanan disini, aku tidak akan menyakiti siapapun disini” mohon lucas.

“Aku tidak akan mengusirmu, aku tahu kau membawa senjata itu untuk berjaga juga orang orang itu mulai mengusik mu” ucap si penjaga toko.

“Bagaimana...”

“Mereka selalu mencari masalah, hanya saja raja belum mengetahui kelakukan mereka. Juka raja tahu pasti mereka akan di penggal sambil di pertontonkan” ucap si penjaga toko. “Tunggu di sini” penjaga toko itu pergi kebelakan untuk sebuah urusan. Tidak lama kemudian si penjaga toko itu kembali sambil membawa beberapa barang.

“Kau bisa mengambil ini semua, buanglah sepatu bot mu itu. Aku yakin itu tidak bisa menjaga kakimu tetap kering” ucap si penjaga toko.

Penjaga toko itu memberikan banyak sekali barang bekas nya yang sudah tidak ia pakai. Seperti sepatu bot, payung, tenda, selimut dan bantal. Dan memberikan bungkusan makanan untuk lucas.

“Inikan makanan yang mahal, bagaimana aku bisa membayarnya?” tanya lucas.

“Itu gratis, aku berikan itu untuk mu” ucap si penjaga toko. “Lebih baik kau pulang sebelum hujan kembali deras”

"Aku tidak bisa menerima semua ini tanpa membayar sedikitpun, setidaknya terimalah 10 rho ini untuk bayaran atas semua ini" ucap lucas sungkan.

sang penjaga toko tersenyum melihat lucas. "Kau anak yang baik, kau bisa menyimpan uang mu untuk esok. Karena kau tidak tahu apa mereka akan menyisakan sedikit uang untuk mu" ucap penjaga toko itu dengan ramah.

benar juga pikir lucas.

"Tapi setidak nya terimalah setengah nya" mohon lucas agar sang penjaga toko menerima uang nya.

"Tidak, aku tulus memberikan itu untuk me tanpa berharap 1 rho-pun bayaran. kau bisa menyimpan uang mu" balas sang penjaga toko dengan ramah.

Lucas pasrah dengan keputusan sang penjaga toko. Jujur saja lucas sangat senang dengan apa yang ia dapat malam itu. Lucas mengangguk dan kemudian pergi dari toko itu. Sesampai nya ia di tempatnya yang sangat tidak nyaman ia langsung menggunakan tenda yang di berikan si penjaga toko agar ia bisa tidur lebih nyenyak.

***
Tunggu kelanjutan ceritanya ya! silakan beri kritik dan saran supaya saya lebih baik dalam menulis. Thanks ^_^

Pemburuan monster part 5
Dikamar julian tidak sepenuh nya dapat tertidur, ia tetap terjaga dalam kegelapan. sedangkan malam sudah semakin larut.

"Apa kau masih terjaga julian?" tanya octavian.

julian bangun dari posisi tidurnya. "Eh guru, ada apa?" tanya julian.

"Kau pasti sedang memikirkan sesuatu sehingga kau masih terjaga, apa yang sedang kau pikirkan?" tanya octavian.

“Entahlah, aku tidak benar benar memikirkan sesuatu” jawab julian singkat.

“Benarkah begitu? Kalau begitu lebih baik kau segera tidur karena kau akan bangun kesiangan karena tidur terlalu larut” ucap octavian.

“Apa kita akan berangkat pagi pagi sekali?” tanya julian.

Octavian menggeleng. “Tidak, kita akan berangkat saat matahati mulai bersinar terang. Tentu kita mau mandi pagi dan sarapan dulu” ucap octavian.

“Kau benar, lebih baik aku segera tidur” ucap julian. Lalu ia menarik selimutnya dan tidur menghadap ke kanan.

“Selamat malam ayah” bisik julian.
***

“Julian, bangun. makanan sudah siap” ucap ricky membangunkan julian sambil menggoyang kan badan julian.

“Hmm... iya aku bangun” ucap julian yang masih terlihat mengantuk.

“Kau akan kehabisan makanan, lebih baik kau segera ke aula” ucap ricky kemudian meninggalkan julian.

“Aku masih mengantuk, masih ingin tiduran, dan.. yah, sekarang aku harus bangun” ucap julian dengan sangat lemas. Mungkin karena ia tidur terlalu larut sampai ia bangun dengan badan yang tidak bugar.

“Kak, kau terlihat seperti orang yang kurang tidur. Apa kau begadang semalaman?” tanya fiora saat melihat kakaknya dengan wajah kusut dan masih mengantuk.

“Ya, ehh.. sebenarnya tidak juga” ucap julian sambil terkekeh.

“Lebih baik kau cuci muka dulu, kau terlihat sangat bodoh dengan wajah seperti itu” ucap fiora.
Julian menggaruk kepalanya sambil terkekeh. Kemudian ia mencuci mukanya, hanya membasuh wajah nya sampai ia merasa sedikit segar. Setelah selesai mencuci mukanya ia kembali aula, tempat mereka akan makan bersama.

“Mari makan bersama, yang lain sudah menunggu mu” ucap hanna saat julian datang.

Julian mengangguk dan kemudian ia duduk bersama dengan guru dan teman adiknya.

Mereka makan bersama dengan nikmatnya. Setelah selesai mereka bersiap untuk perburuan di hari kedua.

Julian ke kamarnya dan menyiapkan segala peralatannya dan juga mandi. Setelah ia selesai bersiap mereka pergi ke tempat penerimaan tamu untuk mengembalikan kunci yang mereka pinjam untuk menginap semalam.

“Apa kalian tidak ingin membeli peralatan untuk berburu? Kami punya senjata senjata yang cukup bagus untuk berburu” ucap sang pelayan.

“Tidah perlu, uang kami kurang jika digunakan untuk membeli barang barang lain” ucap hanna menolak penawaran sang pelayan.

“Baiklah, terimakasih telah berkunjung kesini. Apa ada saran untuk kami?” ucap sang pelayan.
Hanna menggeleng. Dan kemudian mereka keluar dari penginapan itu.
***

“Uang kita tersisa cukup banyak, kita bisa menyewa penginapan sebanyak 6 kali jika mau. Jika tidak kita bisa membuat api unggun setiap malam untuk tidur” ucap hanna.

“Kita masih bisa mendapatkan uang dari membunuh monsterkan?” tanya ricky.

“Ya memang, tapi apa kau tidak ingin menggunakan senjata baru saat turun dari gunung?” ucap octavian.

“Apa kita ingin membeli senjata baru?” tanya fiora yang tiba tiba bersemangat.

“Tidak, kita tidak membeli senjata. Tapi kita membeli bahan untuk membuat senjata” ucap hanna.

“Lalu?” tanya auren.

“Ya kita akan membuatnya” celetuk julian.

Semua mata mengarah kepada julian. Karena sejak tadi ia hanya diam mendengarkan apa yang dibicarakan oleh teman barunya.

“Ya benar apa yang dikatakan oleh julian, kita akan membuat senjata dengan bahan rare” ucap hanna dengan nada cukup bersemangat.

"Wow!! Rare!" teriak fiora bersemangat.

“Bukan nya bahan rare itu sangat mahal?” tanya ricky.

“Oleh sebab itu kita harus mengumpulkan uang dari membunuh monster monster dan jangan sampai ada yang terluka” ucap hanna. “Oh iya aku hampir lupa” hanna merogoh tas kecilnya dan menunjukan apa yang di dapat dari sana.

“Apa itu? Obat untuk apa?” tanya fiora.

“Ini obat penyembuh yang ku beli dari penginapan itu, ternyata kita menyewa penginapan yang cukup mahal. Tapi disana tersedia banyak sekali perlengkapan untuk berburu termasuk obat ini” ucap hanna menjelaskan.

“Tapi obat ini hanya ada 10” ucap julian.

“Pengamatan mu baik” ucap hanna. “Obat ini sangat mahal, dan juga sangat sedikit. Jadi kerjasama tim itu diperlukan agar tidak ada yang terluka”

“Dan obat itu yang biasa digunakan pasukan elite untuk jaga jaga jika terkena racun, karena obat ini dapat menyembuhkan apa saja dengan sangat cepat” sambung octavian.

“Baiklah lebih baik kita berangkat sekarang agar mendapat buruan lebih banyak” ucap hanna.
Julian dan yang lain mengangguk. Kemudian mereka berangkat bersama.
***

Tunggu kelanjutan ceritanya ya! silakan beri kritik dan saran supaya saya lebih baik dalam menulis. Thanks ^_^

Pemburuan monster part 4
“Kak kau terluka cukup banyak, kau lebih baik berendam di kolam penyembuh agar luka luka mu sembuh dengan cepat” ucap fiora pada kakak nya saat berada di teras penginapan.

“Kau saja duluan mandi, lagi pula wanita lah yang mandi duluan” ucap julian.

“Baiklah, kolam penyembuh nya ada di belakang penginapan. Disana ada bagian laki laki dan perempuan” ucap adik nya.

“Oke, aku akan kesana nanti” balas julian.

“Lebih baik kau segera berendam disana sebelum terjadi infeksi pada luka mu” ucap fiora menasihati kakak nya.

“Iya kakak tau adikku sayang” ucap julian meng-iya-kan nasihat adik nya.

Fiora tersenyum dan pergi ke kolam penyembuhan.

Julian melihat langit. Ayah apa kau melihat ku sekarang? Apa kau bangga dengan kemampuanku? Apa ayah justru malu karena kemampuanku hanya sebatas ini? Tidak seperti ayah yang sangat hebat. renung nya.

“Julian, kau tidak ikut berendam? Kau harus berendam kau tahu itu kan?” tanya octavian saat melihat julian hanya duduk diteras dan memandang langit.

“Ya, aku akan berangkat 5 menit lagi. Aku ingin merenung” jawab julian.

“Akan lebih nyaman kalau kau merenung habis berendam, karena semua luka mu sudah sembuh” ujar octavian.

Julian berpikir sejenak. “Baiklah, aku berendam sekarang” ucap julian memutuskan.

Octavian tersenyum. Kemudian mereka pergi kolam penyembuh.
***

“Bagaimana? Kau sudah merasa lebih baik?” tanya octavian setelah selesai berendam.

“Ya, semua luka ku sudah sembuh total tidak ada bekas sama sekali. Aku baru tahu ada obat seperti itu” jawab julian.

“Tentu saja ada, jika tidak mungkin sudah musnah kerajaan kita” gurau octavian.
Sejenak hening.

“Aku mau keluar sebentar” ucap julian.

“Ya silakan” ucap octavian.

Julian berdiri dan membuka pintu.

“Oh iya, kau tidak ikut makan? Sebentar lagi makanan siap” ucap octavian mengingatkan.

“Benar juga, sisakan saja untukku” jawab julian.

“Baiklah, akan ku sisakan. Kalau tersisa” gurau octavian. Sekejap octavian dan julian tertawa bersamaan.

SREEEEEKK

“Oh, kau rupanya. Kau sudah selesai berendam? kelihatan nya kau sangat menikmati kolam penyembuh itu ricky” ucap octavian ketika melihat ricky masuk.

“Ya, disana sangat nikmat sampai aku ketiduran” ucap ricky malu.

Julian menutup pintu dan pergi teras penginapan. Disana tidak begitu mewah, tapi sangat indah. Terdapat kolam ikan yang berbentuk absrak, batu batu yang tersusun rapi, dan juga tanaman tanaman yang dipasang secara tepat sehingga menciptakan pemandangan yang sangat indah. Langit yang hitam kebiruan ditaburi bintang membuat suasana menjadi makin sempurna. Entah sempurna untuk bersantai atau berenung, yang jelas julian snagat menikmati suasana itu.

Julian terus menatap langit yang ditaburi bintang itu sambil berbaring di lantai teras penginapan. Entah apa yang dipikirkan nya, yang jelas ia merasa sangat tenang dan nyaman.

Julian mendengar ada langkah kaki mendekat. Ia duduk dan melihat siapa yang datang dan ternyata itu adalah adik nya sambil membawa makanan, yang jelas makanan itu pasti makanan yang sudah di pesan oleh gurunya dan guru adiknya.

“Kau harus makan kak” ucap fiora sambil duduk dan meletakan nampan berisi makanan.

“Aku sudah berpesan untuk menyisakan makanan untuk ku” ujar julian kepada adiknya.

“Kau tahu arti dari kata ‘sisa’? pasti sesuatu yang tidak layak” ucap fiora. “Kau tau ricky? Ia makan dengan porsi yang sangat besar dan pasti gurumu juga”

“Ya, mungkin kau benar” ucap julian.

“’Mungkin’? aku memang benar” gerutu adik nya.

“Iya iya kau memang benar. Mari kita makan” ucap julian.

Fiora mengangguk. Dan kemudian mereka makan bersama di teras penginapan. Mereka makan sambil membicarakan banyak hal, dari hal yang penting sampai hal yang benar benar tidak penting. Seperti ‘apa kau mengambil debu babi itu?’ ‘aku yakin kau takut setengah mati saat kau menghadapi babi hutan, kau kan takut babi’ atau apalah. Yang jelas mereka tidak ada habis nya berbicara, selalu saja ada yang ingin di bicarakan.

“Kalian tidak tidur?” tanya hanna. Ia melihat kenampan yang masih ada didekat mereka berdua. “Kalian belum mengembalikan nampan itu?” tanya hanna.

“Oops! Aku lupa. Aku akan mengembalikan nya segera” ucap fiora.

“Ya lebih baiik kembalikan sekarang dan segera tidur. Kita akan pergi nanti pagi dan uang kita masih banyak untuk menyewa penginapan di tempat selanjutnya” ujar hanna.

“Baiklah aku akan mengembalikan nampan ini” ucap fiora. Kemudian fiora pergi untuk mengembalikan nampan yang ia bawa tadi.

Hanna duduk di samping julian. “Kau sangat beruntung memiliki adik seperti dia, dia cerdas, perhatian, berhati lembut, dan juga sangat dewasa untuk ukuran seumuran dia” ucap hanna.

“Ya, dia sangat berbakat. Bahkan ia bisa lulus melebihi kemampuan saingan nya meski umur nya belum diperbolehkan untuk ikut ujian” ucap julian. “Aku bahkan sampai kaget ketika ia mendapatkan peringkat 10 besar peringkat kelulusan ujian masuk”

“Ya, ia sangat hebat. tapi ia akan menjadi sangat ceroboh jika ia lelah, lebih baik kau suruh adik mu tidur karena besok kita akan melanjutkan perburuan sekalian latihan” ujar hanna. Dan kemudian pergi meninggalkan julian sendiri diteras.

Tidak lama kemudian adiknya datang. “Aku sudah selesai mengembalikan nampan nya. Lho? guru hanna kemana?” ucap fiora.

“Entahlah, tadi ia pergi begitu saja. Pergilah ke kamarmu supaya bisa lebih konsentrasi untuk perburuan besok” ucap julian.

“Kakak tidak tidur?” tanya fiora.

“Tentu saja kakak akan tidur sebentar lagi, kakak ingin ke kamar kecil sebentar” ucap julian.

“Baiklah kalau begitu, aku tidur duluan” ucap fiora.

Julian mengangguk.

Fiora berbalik dan kembali ke kamarnya.

Setelah julian selesai menyelesaikan semua urusan nya, julian segera ke kamarnya dan tidur.
***

Tunggu kelanjutan ceritanya ya! silakan beri kritik dan saran supaya saya lebih baik dalam menulis. Thanks ^_^

pemburuan monster part 3
Fiora berjalan mendaki gunung bersama guru dan 2 teman nya. fiora berjalan dengan sangat riang, ia sangat menyukai kesejukan, karena itulah fiora sangat senang untuk berburu atau lebih tepat nya berjalan jalan ke gunung.

“Bagaimana kalau kita menguji keterampilan masing masing, kita akan memburu monster kecil, sebenar nya tidak kecil secara ukuran. Monster itu cukup besar dan juga lincah” ucap hanna.

Fiora, ricky, dan auren berfikir. Monster macam apa yang akan dihadapi nya.

“Dimana kita bisa mendapatkan nya?” tanya auren.

“Ikut aku” ucap hanna. Kemudian hanna berjalan mendekati semak.

Fiora, ricky, dan auren mengikuti guru nya yang sudah berjongkok di dekat semak.

Hanna membuka sedikit semak untuk memberi tahu apa yang ada di balik semak itu. “Itu adalah rusa jantan raksasa.

“Yang benar saja, itu rusa yang sangat besar, ukuran nya 3 kali dari badan ku” ucap fiora kaget ketika meluhat sosok dibalik semak.

Rusa jantan yang besar, berbulu hitam, dengan mata merah yang sangat menyeramkan membuat siapapun takut ketika melihat mata itu.

“Kalian bertiga. Bekerja samalah” ujar hanna. “Ini tidak sulit, dan hewan itu memiliki jarahan yang cukup banyak”

Masing masing dari mereka menelan ludah nya. “ Baiklah, akan kami coba” ucap ricky.

“Apa kau yakin?” tanya auren.

“Tidak ada salah nya kita mencoba nya, daripada tidak sama sekali” jawab ricky. “kalian tahu dimana posisi kalian?”

“Formasi segitiga”

Mereka mulai memasuki tempat mereka masing masing, dan menunggu aba aba dari ricky.

Fiora dan auren memberi aba aba kalau mereka sudah sampai ke posisi.

Tangan ricky mengangkat tandan untuk bersiap. Fiora dan auren mulai menarik panah nya.

Ricky keluar dari semak

Rusa itu berbalik.

2 tembakan panah menyergap badan rusa itu. Ricky menarik panah nya.

Rusa itu berteriak kesakitan ketika 2 anak panah menancap di tubuh nya. darah segar mulai mengalir dari bekas luka panah. Kemudian rusa itu berlari kearah ricky bersiap untuk menyeruduk ricky.

Ricky melepaskan panahan nya. tapi sayang nya panahan nya di tangkis oleh tanduk rusa itu. Sial. Ricky berguling ke samping untuk menghindari serudukan rusa itu.

“Kita gagal?” ucap auren yang mendadak keluar dari semak.

“Auren, kembali ke posisi!” teriak ricky.

Tapi mereka sidah terlambat, rusa itu sudah menyadari kehadiran auren dan segera menyeruduk kembali kearah mereka berdua.

“Sial!” teriak ricky. Ricky menarik auren agar terhindar dari serudukan rusa itu. Ricky pergi ke tengah dan auren ada di belakang nya. “Tetap di belakang ku, dan jangan menarik anak panah” ucap ricky pelan pada auren.

“Apa kau...”

“Ya aku ada ide, tapi mungkin saja gagal” potong ricky.

Ricky berjalan dengan was was diikuti dengan auren dibelakang nya. rusa itu juga berjalan memutar. Sesaat mereka hanya berputar putar sampai akhir nya rusa itu mulai menyeruduk.

“Auren panah mu!” teriak ricky.

Ternyata reflek auren lebih lambat dari apa yang ricky rencanakan. Rencananya gagal.

Dari semak tiba tiba keluar seorang dengan pedang besar nya yang menghantam tanduk rusa itu sampai rusa itu terjengkang kebelakang cukup jauh.

Sedangkan fiora masih di tempat sambil menahan tembakan nya. ia terkejut ketika melihat siapa yang menolong kedua teman nya. “Kakak” ucap fiora pelan.

“Kalian tidak apa?” tanya julian.

Rusa itu bangun lagi.

“Ya terima..”

“Tetap dibelakang ku” ucap julian tanpa mendengarkan ucapan auren.

Julian mengajak rusa itu berputar sambil mengulur waktu untuk berfikir menyusun rencana. Sial! Aku tidak dapat merencanakan apapun gerutu julian di dalam hati.

Rusa itu sudah tidak sabar dan segera menyeruduk ke arah julian dan 2 orang di belakang nya.

Mati sudah

“Kakaaaaaaaaaaaaaakkkkk” teriak fiora sambil melepaskan tembakan nya.

Belum sempat julian mengenali suara itu tapi rusa hitam itu sudah mati. Ada panah yang menancap di belakang kepalanya.

Kemudian fiora keluar dari semak.

“Fiora? Sedang apa kau disini?” tanya julian ketika melihat adik nya.

“Aku sedang latihan berburu monster” jawab adik nya.

Julian melepaskan pedang nya dan berlari ke arah adikanya kemudian memeluk dan memutar adik nya. ia bangga dengan adik nya yang sudah menyelamatkan kakak nya dan juga 2 orang di belakang nya. “Kau sangat hebat fiora! Kau mengalahkan rusa itu dengan 1 tembakan!” ucap julian dengan bangga.

“Kau kakak nya fiora?” tanya ricky.

Julian menurun kan adik nya dan berbalik. “Oh, iya aku kakak nya” jawab julian sambil mengulurkan tangan.

Ricky menatap tangan itu sejenak sebelum akhir nya menjabat tangan nya.

“Terimakasih sudah menjaga adik ku, apa dia menyusahkan mu?” ucap julian.

“Aku tidak menjaga adik mu, tapi adik mu yang menjaga kami. Ia pemanah yang sangat berbakat. Harus nya aku yang berterimakasih” sanggah ricky.

“Begitukah? Sehebat itu adikku?” tanya julian sambil melirik adiknya.

“Lebih dari itu” sambung auren yang seolah tahu apa yang di pikirkan julian.

Julian memalingkan pandangan nya ke auren.

“Adik mu sangat hebat bahkan melebiki kami yang umur nya lebih dewasa” lanjut auren.

“Kerja bagus anak anak!” ucap hanna yang tiba tiba sudah berkumpul dengan mereka.

Octavian juga keluar dari semak dan ikut berkumpul dengan mereka.

“Kau juga ada disini octavian” ucap hanna ketika melihat octavian datang.

“Tentu saja, aku tidak akan membiarkan muridku berkeliaran sendirian dihutan tanpa pengawasan” balas octavian.

“Anak ini murid mu? Wow! Kelihatan nya kau punya murid yang sangat hebat, sudah lama sekali ya kau tidak mengajarkan 1 murid pun” ucap hanna kagum.

“Dia murid terbaikku” ujar octavian singkat.

“Tentu saja aku murid terbaikmu, aku hanya sendirian” sambung julian.

Sereantak semua nya tertawa.

“Aku sungguh sungguh, selama aku mengajarkan pedang kau lah murid terbaik ku” ucap octavian yang masih sedikit tertawa.

“Baiklah, siapa yang membunuh rusa itu? Ia berhak mengambil item terjatuh dari rusa itu” ucap hanna mengumumkan.

Semua mata tertuju kepada fiora.

“Apa aku pantas mengambil nya? aku tidak bisa melakukan nya tanpa ada ricky dan auren” ucap fiora sedikit menolak mengambil semua item terjatuh dari rusa itu.

“Kau boleh mengambil semuanya” ucap ricky.

“Kau yang mengalahkan rusa itu dengan 1 tembakal telak. Kau berhak memiliki semua nya” lanjur auren.

Fiora menatap wajah kakak nya.

Kakak nya mengangguk.

“Baiklah, kalau fiora tidak mau mengambil nya bagaimana kalau kita mengambil nya?” usul hanna.

“Memang nya item terjatuh nya cukup jika dibagikan 1 per 1?” tanya julian.

“Aku tidak bilang begitu. Aku berpikir bagaimana kalau kita jual item terjatuh itu dan kita belikan makanan dan kita bisa makan bersama di suatu tempat makan malam ini bahkan sampai malam selanjutnya mungkin bisa” ucap hanna.

“Ibuku pasti sudah memasak makanan dirumah, aku tidak mau menyakiti hatinya dengan tidak memakan makanan yang telah dibuat nya” ucap fiora.

Hanna berpikir sejenak.

“Bagaimana jika kita belikan bekal untuk besok, kita disini tidak hanya sehari disini dan kita tidak mungkin kembali ke desa untuk menukarkan item itu. Di sekitar sini ada tempat penukaran dan juga ada tempat yang adapat kita gunakan untuk membeli perbekalan” ucap octavian.

“Kita disini lebih dari 1 hari? Ibuku pasti sudah memasak untuk aku dan fiora” ucap julian.

“Tenang saja, aku sudah memberitahu ibumu kalau kau tidak akan pulang selama 3 sampai 4 hari” balas octavian.

“Bagaimana...”

“Aku mantan pasukan elit kau tahu” ucap octavian sedikit menyombongkan diri.

“Oke, sudah diputuskan. Kita akan segera ketempat itu dan segera lah ambil item terjatuh itu lalu kita berangkat” ucap hanna.

“Bersama?” tanya auren.

“Tentu saja, kita sudah mengalahkan monster itu bersama. Dan kita mungkin bisa menginap di penginapan dekat sini bukan octavian?” ucap hanna meminta pendapat octavian.

“Memang nya uang nya cukup?” tanya octavian.

“Memang nya kau belum mendapat apa apa?” tanya hanna balik.

“Sudah, hanya berlian dan 2 taring babi hutan” jawab octavian.

“Yang benar saja, taring babi hutan harga nya cukup mahal dan jarang sekali yang mendapatkan nya sampai 2 sekaligus” ucap hanna terkejut.

“Ya begitulah” ucap octavian.

“Yalau biayanya kurang kita bisa pakai hasil dari penjualan item ku, lagipula kalau taring itu dijadikan senjata hanya mampu membuat pisau berukuran ekstra besar jadi tidak apa” ucap julian.

“Baiklah, ayo kita berangkat” ucap hanna.

Yang lain mengangguk setuju dan kemudian mereka melanjutkan perjalanan sebelum pergi kepenginapan di sore hari. Hasil hari ini cukup banyak jadi mereka tidak perlu khawatir soal biaya penginapan.
***
Tunggu kelanjutan ceritanya ya! silakan beri kritik dan saran supaya saya lebih baik dalam menulis. Thanks ^_^

Next PostNewer Posts Previous PostOlder Posts Home